#1

4.7K 167 4
                                    

          “Ibu.. Haruskah kita pindah ke apartemen ini..?”

Kebiasaan keluarga Mari. Tidak pernah bisa menetap disatu tempat. Ugh! Mari muak dengan semuanya..!!

“Ya.. Mari, memangnya apa yang salah dengan apartemen ini?”

“Um.. Maksudku ini terlalu sempit untuk keluarga kita. Jika boleh Aku akan tinggal ditempat lain. Karna apartemen ini jauh dari sekolahku, jadi kupikir.. Boleh Aku tinggal ketempat lain?” Ucap Mari panjang lebar.

Tiba - tiba Ayah datang dan menatap Mari seraya memegang kedua pundak Mari.

“Boleh. Tapi Ayah tidak akan mengizinkanmu tinggal sendirian di kota besar ini! Beruntung Adik Ayah punya anak gadis, dia akan menemanimu.” Ucap Ayah.

Oh, tidak, tidak.. Batin Mari.

“A-apa?” tanya Mari.

“Kenapa Mari? Tidak suka? Ok.. Baiklah, Ibu tidak akan mengi--” Ucapan Ibu terpotong oleh Marj.

“Ti-tidak! Baiklah.... Aku tidak- um.. Maksudku aku akan berteman dengannya. Kapan aku akan pindah Ayah? Siapa nama gadis itu? Apakah dia seumuran denganku? Dan kapan gadis itu akan datang?” tanya Mari beruntun.

“Hahahaha.. Mari! Kamu ini, jika mau tanya satu - satu dong! Baiklah, kamu akan pindah besok, namanya Yuukari Moulvery, iya.. Dia seumuran denganmu putriku sayang, nanti malam dia akan datang. Sudah? Apa masih ada lagi yang masih kau pikirkan di otakmu itu, Mari? Jika tidak ada, bantu Ibumu gih!”

Maripun pergi membantu Ibu didapur yang sedang menata makanan, snack, perabotan dan lain - lain. Setelah selesai, Mari pergi kekamarnya (jika tidak salah) dan merebahkan diri di kasur.

“Haahh.. Ya ampun, hari yang melelahkan! Um.. Aku penasaran dengan gadis itu. Apakah dia cantik? Seperti apa rupanya? Ah, sudahlah. Aku ingin tidur saja..”

~*~

Tok..tok..tok..

“Mari, kamu didalam? Kamu sedang tidur? Bangunlah, Yuuka sudah datang! Mari! Aduh, ya ampun anak ini.”

Cklek...

“Mari, ayo bangun, cepat bangun! Yuuka sudah datang!” Ucap ibu seraya mengguncang - guncangkan badan Mari yang tengah terlelap dalam mimpi indah yang begitu damai.

“Hegghh.." Ucap Mari sambil ngulet.

Hm.. Seperti apa sih dia? Aku heran, diakan adik Ayahku.. Tapi, kenapa Ayah tak pernah menceritakannya padaku? Batin Mari.

“Mari..!!!!” Teriak Ayah dari ruang tamu.

“I-iya Ayah! Mari sudah selesai koq!” Ucap Mari tak kalah melengkingnya dari Ayah.

Maripun berjalan kearah ruang tamu yang sempit itu dan tambah sempit lagi dengan banyaknya orang yang berkumpul. Bisakah kau bayangkan?
Maripun langsung ikut duduk di sofa di antara Ayah dan Ibunya.

Eh, tante Yakura? Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya.. Apakah dia anaknya? Batin Mari berbicara.

“Tante Yakura? Wah, tante cantik sekali.” Ucap Mari memulai pembicaraan.

“Terimakasih Mari, kamu juga lho.. Sudah tambah cantik sejak terakhir tante melihat kamu!” Ucap tante membalas pujian Mari.

Dari ujung mata Mari, Mari bisa melihat bahwa dia terus memperhatikan Mari.

Kenapa memperhatikanku? Apa karna aku lebih cantik darimu, heh? Batin Mari.

“Oh iya Mari, kenalkan ini anak tante. Yuukari Moulvery. Dia seumuran denganmu. Mung-”

Wait, anak? Lho koq? Batin Mari.

“Mungkin kamu terheran - heran, karna kamu tidak pernah melihat anak tante ini. Karna dia dari kecil tante titipkan ke nenek di Tokyo, karna tante sangat sibuk. Jadi, maklumlah jika kamu bingung.” Ucap tante Yakura panjang lebar, yang hanya Mari balas dengan ber-oh ria saja dan diiringi anggukan kepala.

“Mari, mulai besok kamu tinggal dengan Yuuka-chan ya?" tanya Ibu.

“Iya,” jawab Mari diiringi senyum.

Mari bosan disini yang hanya harus mendengar tawa dan Cerita - cerita Ibu, Ayah, dan Tante yang sangat membosankan. Maripun mengajak Yuuka untuk mengikuti Mari dari belakang, dan ternyata gadis itu hanya diam di tempat dan memperhatikan Mari dengan tatapan tajam.

Glek!

Mari menelan ludah sebelum akhirnya gadis itu berdiri dan membungkuk tanda permisi pada Ayah, Ibu, dan Ibunya.

Ternyata kau tak seburuk yang aku kira..? Kau sopan, tapi tak ramah. Batin Mari.

Maripun membawanya ke taman yang ada ayunannya, lalu duduk disana.

“Hey,” sapa Mari.

“Hey.” jawab Yuuka.

Ya ampun, kenapa sih dengan dia? Kenapa di cuek sekali? Batin Mari berkomentar.

Yuuka melirik Mari sebentar lalu kembali lagi kepada smartphonenya.

“Kenapa kau terus menatapku? Maaf bukan sombong, tapi aku sudah tau jika aku ini cantik.” jawab Yuuka dengan muka datar.

What? Perutku sakit mendengarnya. Yaaahh.. Kuakui sih dia itu cantik, tapi bukan karna dia cantik aku terus menatapnya. Tapi karna dia begitu dingin! Batin Mari kembali berkomentar.

“Maaf? Tapi kurasa kau tidak secantik apa yang kau pikirkan!” ucap Mari sedikit menyindir.

“Oh.. Lalu, ada apa kamu mengundangku kesini? Jika tidak penting, aku akan pergi. Karna disini banyak nyamuk bisa - bisa badanku bentol - bentol!” ucap Yuuka seraya mengelus - elus lengannya.

“Bai--” belum selesai Mari bicara sudah terputus karna Yuuka!

“Ok, terimakasih sudah mengajakku kesini. Perkataanmu tidak bermanfaat bagiku, sekali lagi terimakasih.” ucap Yuuka lalu langsung meninggalkan Mari.

Mari hanya bisa melongo saja melihatnya.

Apakah dia selalu sedingin ini? Huh, aku tidak perduli. Seterah kau saja! Batin Mari lagi - lagi berkomentar.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

Vote dan comment nya :)

Makasi <3

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang