#2

3.4K 143 0
                                    

          "Apakah semuanya sudah kau bawa, Mari?" tanya Ibu.

"Iya, sudah Ibu..!" jawab Mari.

"Nanti diapartemen baru, kamu baik - baik ya..! Jangan macem - macem! Akrab - akrab sama Yuuka! Kalau ada masalah bilang saja ke Ayah. Oke?" nasihat Ibu.

"Iya Ibu..!! Mari janji nggak macem - macem, janji bakalan akrab sama Yuuka, iya.. Nanti kalau ada apa - apa aku bilang ke Ayah. Oke deh Bu, aku berangkat ya! Yuuka udah nunggu di mobil." jawab Mari meyakinkan Ibu bahwa Mari akan baik - baik saja.

Mari berlari kecil kearah lift untuk turun ke basement. Sesampainya di basement, Mari melihat mobil Mari sudah berada di luar. Tapi, Mari tidak melihat Yuuka.

Kemana dia? Batin Mari.

Saat Mari menghampiri mobil ternyata Yuuka sudah berada di dalam mobil menunggu Mari. Yuuka melirik sedikit, lalu kembali ke smartphonenya.

"Hey, bukankah kau bilang kau yang akan menyetir mobil? Kenapa kau duduk disini bukan disitu?" tanya Mari heran.

"Hm? Benarkah? Aku tidak merasa aku mengatakan itu. Kau saja yang menyetir aku sudah betah duduk disini. Sudah cepat masuk! Apa perlu aku bukakan pintu?" jawab Yuuka dingin.

"Tidak perlu!" jawab Mari singkat, padat dan jelas.

Mari membanting pintu mobil hingga gadis itu melihat Yuuka terlonjak kaget.

Apa - apaan gelagaknya itu? Huh, awas saja kau, Yuuka! Batin Mari.

"Jangan memendam dendam padaku. Kau tidak tau kau dendam dengan siapa.." jawabnya sok cool

"Aku tidak perduli. Bisakah kau diam? Aku tidak bisa fokus menyetir jika kau terus saja memancingku. Dan tolong kecilkan suara smartphonemu itu! Lagu itu terdengar sangat menjijikan!" jawab Mari dengan nada sewot.

"Okay, baiklah. Aku akan kecilkan. Tapi bagiku, lagu ini sangat indah." jawab Yuuka dengan nada datar.

Ya ampun orang ini! Batin Mari berteriak.

~*~

Setelah sekitar 1 jam 45 menit di dalam mobil, akhirnya mereka sampai di apartemen mereka. Karna Ibu dan Ayah Mari sudah membeli rumah di apartemen ini untuk Mari dan Yuuka—walau sebenarnya Mari menganggap Yuuka hanya menumpang, jadi Mari hanya tinggal naik, mencari nomor apartemennya, membuka kuncinya, dan setelah itu masuk. Tapi sayang, Mari tidak bisa langsung merebahkan tubuhnya. Mari harus merapihkan dan menata barang - barangnya terlebih dahulu.

"Hey Mari! Tunggu aku! Kau tau kan? Aku tidak memegang kuncinya, tidak mengetaui nomor apartemennya, dan tidak mengetahui lantai berapa apartemennya! Bisakah kau berjalan, tidak usah berlari seperti itu? Hey, Mari! O-orang ini kenapa sih..!?" teriak Yuuka dari bawah.

"Hah! Rasakan itu! Akan kukunci kau dari dalam! Bweek!" jawab Mari sambil menjulurkan lidah.

"A-apa!!?? Hey! Tunggu sebentar Mari! Ada apa sih denganmu! Kenapa kau seperti ini? Mari..!!!! Jangan kun-"
Braak, klek!

"-ci pintunya....."

Huh, rasakan itu! Suruh siapa membuatku kesal. Hm, sekarang jam 10 pagi.. Okay, akan kubiarkan kau hingga jam 12 nanti! Hahaha *evil laugh Batin Mari.

"Hey, Yuuka! Kau tunggu disana hingga jam makan siang nanti ya. Karna kupikir kau punya banyak tenaga karna kau tidur dan makan cemilan terus saat dimobil.. Jadi kupikir kau bisa bertahan selama 2 jam!" jawab Mari dengan nada menyindir.

"A-apa..? 2 jam? Apa maksudmu? Ulangi! Aku tidak mendengarnya dengan jelas!" teriak Yuuka dari luar.

No reply! Batin Mari kejam.

~*~

Maripun berjalan dengan langkah kaki gontai ke arah kasur dingin dan empuk itu.

Buugghh!

Haah.. Enaknya! Jika Mari terus - terussan seperti ini, bisa - bisa Maru bangun menjelang malam nih! Oh ya! Omong - omong Yuuka ngapain ya..?

Apa aku bukakan saja ya..? Tapi ini baru 1 jam 31 menit, maaih setengah perjalanan lagi. Karna aku baik, aku akan bukakan dia pintu. Batin Mari.

Klek!

"Yuuka, kau dim-" ucapan Mari terhenti saat gadis itu melihat kepala Yuuka tenggelam diantara kedua lututnya. Mari bisa mendengar suara sesegukan dari sini.

"Ke..napa kau te..ga se..seka..li Mari! Huuaaa.. Aku takut sendirian! Apakah kamu tidak tau!?" teriak Yuuka.

Gadis itu memarahi Mari sambil menangis sesegukan. Ha! Mari tidak menyangka cewek dingin seperti Yuuka bisa menangis hanya karna takut sendirian? Dimana sifat Yuuka saat Mari ajak ke ayunan di taman?

"Ya ampun, kamu menangis sesegukan hanya karena kamu takut sendirian? Ya ampun, dimana Yuuka yang kukenal? Duduklah, aku akan membuatkan teh untukmu." ujar Mari seraya menyuruh Yuuka duduk.

Yuuka hanya diam dan.. Sepertinya Yuuka malu. 2 sifat yang bertolak belakang. Maripun pergi ke dapur dan mengambil satu teh celup, gula dan 1 gelas.

"Berapa sendok gula yang kau mau Yuuka-chan?" tanya Mari.

"1 sendok saja." jawab Yuuka.

Maripun menuangkan 1 sendok makan gula pasir ke dalam gelas dan menuangkan air panas.

"Ini, minumlah! Habiskan ya.. Aku ingin nonton TV di ruang tengah. Jika kau takut sendirian, kau bisa menyusul ke ruang tengah!" ucap Mari.

Sejujurnya Mari merasa kasihan padanya, sepertinya balas dendam Mari kelewatan.

Mungkin aku harus minta maaf padanya. Batin Mari.

Sudah bisa ditebak dia menyusul Mari. Dasar gadis sok yang cengeng.

"Kau menonton apa?" tanya Yuuka.

"Aku minta maaf." ujar Mari tak memperdulikakan pertanyaan Yuuka tadi.

"Maaf? Untuk apa? Seharusnya aku yang minta maaf karna sudah mengingkari janjiku. Aku minta maaf." jawab Yuuka sedikit bingung.

"Permintaan maafmu kuterima. Aku minta maaf karna sudah membuatmu menangis ketakutan. Apakah permintaan maafku kau terima?" jawab Mari.

"Diterima."

Merekapun berpelukan. Tetapi saling memaki juga.

"Dasar cengeng."

"Dasar tukang balas dendam."

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

Vote dan comment nya :)

Makasi <3

p.s =
Pict atas : Yuuka Moulvery
Pict bawah : Tante Yukara

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang