#24

977 47 2
                                    

          Gadis itu membuka pintu kamarnya dan berjalan keluar menuju pintu apartemen. Dia sempat berhenti diantara pintu kamar Natra dan Reckly, menyentuh pintu itu dan tersenyum miris.

"Maafkan aku," bisiknya.


Kenapa Mari minta maaf? Mari tidak salahkan? Kenapa Mari mengucapkan itu? Jawabannya sangat simple yaitu.. Mari hanya ingin mengatakannya. Dia hanya ingin meminta maaf karna dia, semuanya sibuk memikirkannya dan mencarinya. Walau dia masih bersikeras bahwa mereka hanya berpura - pura. Dia melirik jam tangan pinknya, dia hampir telat sekolah. Ingin sekali Mari membangunkan Reckly dan Natra, tapi gejolak amarah yang entah kapan datangnya menahan semua keinginannya itu. Setelah itu dia berjalan keluar.

Saat sampai disekolah, semua berbisik - bisik dan menatap Mari. Mari yang risih karna tatapan mereka mencoba untuk cuek, namun masih tidak bisa mengusir kerisihan itu. Tiba - tiba saja seorang perempuan berkuncir kuda yang lebih pendek dari Mari itu berdiri di depan Mari, tentu saja Mari terkejut.

"Kak, gosip itu nggak bener kan yah?" tanyanya.

Mari bingung. Gosip? Apa maksudnya? Mari kan tidak pernah cari masalah disekolah.

"Go.. Sip?" tanya Mari dengan kerutan di dahinya.

Cewek itu mengangguk. "Iya. Katanya Kak Mari kabur dari apartemen gara - gara cemburu sama Kak Jaemin yang sekarang pacaran sama nenek kutilan itu."

Andai saja jika ini hanya sebuah lelucon, Mari akan tertawa sekencang - kencangnya. 'Nenek kutilan'? Yang benar saja.

"Um.. Bagaimana ya..? Maksudku, aku tidak kabur. Aku hanya pulang kampung dan.. Cemburu sama Jaemin? Tidak, aku tidak cemburu. Gosip itu salah!" ucap Mari tegas lalu pergi meninggalkan adik kelas yang sepertinya nge'fans' Mari.

Kenapa Mari berbohong? Jika kenyataannya dia memang cemburu, kenapa harus berbohong? Sudahlah, Mari memang tidak bisa ditebak.

Dia berjalan ke ujung koridor untuk menaiki tangga ke lantai dua. Lantai satu dan dua sama saja, mereka masih terus berbisik dan menatap Mari. Mari meremas ujung roknya gemas. Huh, bisa - bisanya mereka berbicara tentang Mari.

"Hey, berhenti seperti itu. Jika ingin bicara, bicaralah di depanku! Jika kalian terus saja berbisik seperti itu, membuatku curiga bahwa kalian menambah - nambahkan hal buruk tentangku. Ayo, cepat! Cepat katakan apa yang mau kalian katakan." ucap Mari gemas sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

Mereka yang berbisik langsung terdiam, namun satu dari mereka berjalan mendekati Mari. Mari terkesiap.

"Kau gadis yang cengeng." ucap Affan.

Dari nametag nya, Mari tau bahwa namanya adalah Affan.

"A-apa?" ucap Mari.

"Kau cemburu dengan Jaemin dan kau kabur dari apartemen karna tak kuat melihat mereka?" ucap Affan.

"Tidak! Bukan seperti itu! Kalian salah! Aku hanya pulang kampung! Catat itu!" teriak Mari.

Affan terkejut lalu menyingkir karna Mari masih menatapnya dengan kesal.

"Menyebalkan," lirih Mari.

Dia terus saja berjalan tanpa melihat kedepan dan berakhir dengan tabrakan.

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang