Merekapun berlari dengan kencang disertai tawa Jaemin karna Mari yang terus merengek padanya agar tidak berlari.
Love you, Jaemin.
"Secepatnya, aku akan menjawab pernyataanmu." lirih Mari.
~*~
Jaemin berlari dengan sangat kencang membuat Mari harus berlari dua kali lipat lebih kencang dari larinya saat ini. Tapi tetep saja sia - sia.
“Jaemin, pelan sedikit, bisa 'kan?” ucap Mari masih mencoba mensejajarkan langkah kaki.
Jaeminpun melirik Mari yang berada di belakangnya dengan tangan yang masih digenggam erat penuh kasih sayang.
“Nggak bisa,” ucap Jaemin menunjukan deretan giginya.
Mari mendengus mendengarnya. Cowok ini menyebalkan. Tapi, Mari sayang. Cowok ini, cowok menyebalkan yang selalu berusaha untuk mencari perhatian Mari, mendapatkan hati Mari, dan sekarang sudah mendapatkannya walau mungkin dia tak mengetahuinya. Tak lama kemudian langkah kaki Jaemin kian memelan menjadi jalan biasa. Mari terengah - engah.
“Mari capek ya?” tanya Jaemin.
Membuat Mari mendongakkan wajah.
“Iya, capek banget.”
“Tapi 'kan larinya nggak jauh banget, masa capek sih? Mari payah, ah!” ucap Jaemin seenaknya.
Maripun menatap Jaemin dengan tatapan maut andalan Mari membuat Jaemin bergidik dan meminta maaf pada Mari sebelum merangkulnya. Maripun menonjok perutnya.
“Mari?!”
“Apa? Sakit? Jaemin payah, ah!” ucap Mari lalu berjalan cepat menuju teman dan kakaknya.
“Oh, rupanya dia balas dendam?” ucap Jaemin setelah dia berada di samping Mari.
“Menurutmu?”
Jaemin tersenyum menunjukkan lesung pipinya yang baru Mari sadari keberadaannya. Menambah ketampanannya, membua Mari terkesima atas anugerah Tuhan yang indah ini. Mari? Apa yang kau pikirkan? Pipi Mari kembali memanas. Seakan ada api dipinggir wajahnya, membuat pipi gadis itu memerah.
“Tuh 'kan, kamu ngelamun lagi! Kalau kamu ngeliat wajah aku, pasti deh, ngelamun.” ujar Jaemin menyudutkan Mari.
“Nge, ngelamun? E, enggak koq.” ujar Mari berbohong.
Jaemin hanya tersenyum. Lalu menggandeng tangan Mari. Mereka semua berpisah, Kak Richard dengan Natra, Reiza dengan Reckly dan Jaemin dengan ... Mari. Hh.. Menyebalkan. Tapi Mari senang, Bisa berduaan bareng Jaemin.
“Mari? Kenapa sih? Stop! Mikir aneh.” Ucap Mari membantin sambil menjitak keningnya sendiri dengan tangannya sendiri.
Tiba - tiba tangan Mari terhenti karna tangan seseorang menahannya untuk melakukan kegiatan kurang kerjaannya. Membuka mata dan menatap Jaemin. Alis Jaemin bertaut menjelaskan bahwa dia ... Ngeri?
“Ck, kenapa melukai dirimu sendiri?” ucap Jaemin berdecak sambil mengusap kening Mari.
Hal - hal kecil yang selalu diperhatikannya membuat Mari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin VS Mari
Teen FictionINSPIRED by Orange Marmalade. highest rank; #14 - webtoon.