#27

1.2K 50 2
                                    

          Hm, gadis itu sepertinya tengah berfikir keras. Yah, hari ini ulangan matematika disekolahnya. Dia melempar pensilnya ke atas meja, dia bersyukur pengawasnya datang terlambat.


Tak! Tok! Tak! Tok!

Seorang wanita memasuki kelas Mari. Mungkinkah dia pengawasnya? Seenaknya saja masuk tanpa mengucapkan salam ataupun permisi.

"Apa kalian sudah selesai?" tanya wanita tersebut.

"Sudah!!"

"Belum!!"

Wanita itu menghela nafasnya, apakah mereka tidak bisa menyelesaikan soal lebih cepat? Padahal ini sudah sangat lama. Kurang lebih satu jam kemudian semuanya sudah selesai, dan merekapun diperbolehkan untuk beristirahat.

Seorang perempuan berjalan mendekati Mari dengan sangat berhati - hati, memangnya Mari segitu jahatnya hingga Natra harus seperti itu?

"Ada apa?" tanya Mari.

"Eng.. Mau makan bersama kami?" tanya Natra dengan seulas senyum.

"Tidak, terimakasih. Aku sedang tidak nafsu makan." ucap Mari lalu kembali mengerjakan soal yang Ia buat sendiri untuk latihannya.

"Tapi kami ingin kamu ikut dengan kami," ucap Reckly yang tiba - tiba saja muncul dari balik punggung Natra.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?!" ucap Mari sedikit membentak.

"Hmph! Baiklah, kau akan menyesal nanti! Kamu akan menyesal karna kamu selalu sendirian!" ucap Reckly mulai sebal.

"Aku tidak pernah menye-Eh?!" ucapan Mari terpotong.

Karna tiba - tiba mulutnya dibungkam oleh seorang tangan lalu tangan itu turun menggenggam tangannya dan menariknya.

"Kamu harus ikut dengan kami," ucap Jaemin.

"Aku nggak bisa ngeliat kamu sendirian terus, itu.. Bisa menyakiti hatiku." sambung Jaemin.

Akhirnya dengan sangat berat hati dia mengikuti langkah Jaemin menuju tempat yang penuh makanan dan minuman, kantin.

"Bagaiman itu bisa menyakiti hatimu? Kamu bukan siapa - siapa dihidupku." ucap Mari lirih sesaat sebelum mereka sampai di kantin.

Omongan Mari membuat tangan Jaemin yang sebelah kiri mengepal erat, gadis yang tidak pernah peka, pikir Jaemin. Maripun duduk di sudut bangku, berusaha menjauh dari teman - teman plus kakaknya.

"Koq Mari ikut?" ucap Reiza berbisik.

Heh, bagi Mari itu bukan bisikan. Itu sangat sangat terdengar oleh Mari.

"Mari udah lama nggak ketemu yah?" ucap Reiza dengan senyum lebarnya.

Mari menoleh, memberikan tatapan datarnya lalu kembali menatap meja besi didepannya.

"Oh, eng.. Setidaknya kamu menoleh," ucap Reiza.

"Jangan duduk terlalu jauh, sini didekatku." ucap Jaemin menepuk - nepuk kursi disampingnya.

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang