#20

993 47 0
                                    

          Kenapa sekarang bel sekolah begitu memekakkan telinga? Oh, nevermind. Mari nggak ngerti kenapa sekarang Mari marah mulu, sensitif banget. Semenjak melihat Jaemin dan siapa itu.. Eng.. Masa bodo dengan namanya, Mari jadi bukan 'Mari'.


"Mari!"

Siapa lagi ini? Menambah kerusakan pikiran gadis itu. Mari menoleh dan menemukan Reckly dan Natra sedang menatapnya intens.

"Apa?" tanya Mari dengan muka datar.

"Kenapa kamu tidak merapihkan bukumu? Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Kamu tidak ingin pulang?" tanya Natra lembut.

Mari menghela nafas lelah. Setelah selesai merapikan alat - alat sekolah Mari, merekapun segera keluar dari kelas dan berjalan menuju parkiran. Hari ini Mari dan Reckly tidak membawa mobil, jadi kami 'nebeng' sama Natra. Di dalam mobil, Natra dan Reckly selalu berbincang - bincang tidak jelas. Sesekali mereka melibatkan Mari, tetapi Mari hanya menjawab 'ya' atau 'nggak'.

"Mari, kamu penasaran nggak sih sama masa lalunya Jaemin?" tanya Natra.

Mari menoleh. Kata 'Jaemin' sekarang sangat sensitif untuknya.

"Nggak."

"Rari cantik sekali ya? Natra, kamu telah dikalahkan. The most wanted girl sekarang sudah bertambah anggota menjadi 4 anggota. Mari, menurutmu Rari cantik atau tidak?" tanya Reckly.

Oke, omongannya sangat menjengkelkan. Apa dia tidak mempunyai insting bahwa Mari sedang cemburu? Maksudnya bukan cemburu, itu.. Eng.. Pokoknya Mari tidak cemburu!

"Nggak."

Reckly dan Natra menoleh.

"Bagaimana bisa kamu bilang kalau Rari nggak cantik? Dia manis, ramah ter–" ucapan Reckly terpotong karna kuping Mari sudah sangat panas mendengar segala pujian - pujian tentang Rari.

"Are you a lesbian?" ucap Mari tanpa perasaan.

"Ya, enggaklah! Bodoh!" ucap Reckly sambil menjitak kening Mari.

Mari tak merasakan sakit atau apapun itu.

I'm not feel anything.

Sepertinya hati, kulit dan mulut gadis itu mati rasa. Namun ketidak sukaan lebih mendominasi, tidak suka terhadap seorang anak hawa bernama Rarity.

Natra memarkirkan mobilnya di tempat parkiran yang telah disediakan oleh Coray's Apartment. Mari langsung keluar dan berjalan ke arah lobby apartemen, masa bodo dengan teriakan Natra. Menaiki lift dan menekan dua digit angka. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya pintu lift terbuka.

"Mari," seseorang memanggil.

Mari tak mau menoleh. Bagaimanapun juga Mari nggak mau menoleh jika suara yang sudah sangat familiar memanggilnya.

"Mari, kamu beneran marah sama aku?" suara yang menjengkelkan.

Terpaksa, Mari menoleh.

"Iya!" ucap Mari lalu memalingkan muka.

Mari menatap Jaemin seseram mungkin. Seseram bagaimana dulu Mari menatap muka Jaemin. Jaemin menyentuh dagu Mari lalu menariknya pelan agar mata mereka bisa bertemu.

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang