#26

1.1K 49 0
                                    

          Tingnong!


Siapa ya? Malem - malem gini koq berkunjung? Mari yang sedang asyik menonton film merasa sangat terganggu dengan kehadiran seseorang. Diapun berjalan kearah pintu dan membukanya.

"Mari," ucap Kak Richard.

Mari menghela nafas. Padahal dia sudah bersikap dingin seperti ini dan orang ini masih saja mengganggunya.

"To the point, please.." ucap Mari.

Dia tidak ingin berlama - lama dengan orang yang sudah menamparnya, orang yang dia anggap akan membelanya dalam hal ini, walau kenyataannya tidak, sakit memang.

"Kakak mau minta maaf," ucap Kak Richard.

"Terus..?" tanya Mari enggan.

"Ya.. Dimaafin nggak?" tanya Kak Richard dengan senyum jahilnya.

Please, deh, ya! Cara kayak gitu udah nggak mempan buat Mari, kalau mau yang sedikit berkelas.

"Nggak." ucap Mari dengan muka datarnya.

Senyum Kak Richard memudar, "Ohya, nih Kakak bawa mushroom cheese pizza,"

Pizza? Menyogok dengan makanan? Sungguh tidak berkelas, dan.. Mau bagaimanapun Kakaknya membujuk Mari, Mari masih belum bisa menghangatkan hatinya yang sedang beku.

"Nggak, makasih. Bisakah sekarang Kau pulang? Aku lelah dan ingin beristirahat." ucap Mari.

"'Kau'? Aku Kakakmu," ucap Kak Richard.

"Seorang kakak tidak akan tega melihat adiknya tersakiti, baik fisik ataupun batin." ucap Mari lalu menutup pintunya.

Fisik? Kak Richard meremas rambutnya. Tolong, bisakah Mari tidak mengingatkan dia tentang hal itu? Dia sangat menyesal, sangat. Bisakah Mari memaafkannya?

Kak Richard mengangkat smartphonenya, menelfon nomor seseorang.

"Jaemin, bisakah kau membujuk Mari? Aku tau, aku tau. Kau sudah mempunyai Rarity, tapi hanya untuk ini saja. Aku sudah putus asa, dia tidak akan memaafkanku."

"Baiklah, akan kucoba."

Haah, kenapa meminta pada Jaemin? Dia kan tau, Jaemin sudah memiliki kekasih. Apalagi itu adalah Rarity. Terpaksa, lelaki itu harus pergi ke apartemen Mari yang disebelahnya, sangat dekat.

Tiba - tiba saja pintu apartemen Mari terbuka, entah ada angin apa Jaemin langsung berlari dan bersembunyi dibalik tembok. Memperhatikan Mari yang kini berjalan mendekat kearahnya, mungkin bukan kearahnya, tapi kearah lift. Mari menaiki lift, lalu memencet satu tombol.

"Mari mau kemana? Kenapa sendirian?" batin Jaemin khawatir.

Cowok itu berjalan mendekati dinding kaca untuk melihat kemana Mari pergi. Jaemin melihat seorang perempuan dengan sweater coklat panjang menutupi tubuhnya, persis seperti Mari atau mungkin itu memang Mari? Gadis itu terus berjalan mendekati halte. Tunggu, halte? Dia tidak ingin pergi lagi kan? Jaemin segera memasuki lift, memencet satu tombol yang akan mengantarnya ke lantai dasar itu.

Setelah sampai, dia segera berlari ke arah halte untuk mencegah Mari kalau - kalau gadis itu ingin pergi. Dia terlalu panik untuk menyadari bahwa sedari tadi seorang perempuan mengikutinya dari belakang, menatap punggung Jaemin yang sedang berlari dan menatap gadis culun yang sangat Rari benci. Cewek itu melangkahkan kakinya kembali masuk ke apartemen, dia sudah menduga. Telfon dari Kak Richard dan Jaemin yang buru - buru, pasti ada sangkut pautnya dengan gadis yang dia anggap culun itu.

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang