#12

1.1K 58 0
                                    

          Mari terbangun, dan disambut oleh 'sunyi'. Kenapa punggung tangan cewek itu tertancap jarum? Keadaannya juga lemah sekali. Ingin bicara saja, rasanya susah sekali. Aduh, siapa sih yang menindih perut Mari? Berat sekali!

"Hh.. Aku dimana?" tanya Mari.

Mari terkejut ketika orang yang tertidur diatas perutnya itu tiba - tiba bangun.

"Mari, kamu sudah sadar.. Syukurlah. Aku sudah katakan padamu semalam, jangan keluar malam..! Kamu 'kan tau, kalau kamu gak boleh kena angin malam..? Kenapa bandel banget, sih?" ucap cowok itu sekaligus menasihati Mari.

Kamu pasti tau, siapa orang yang menasihatinya itu. Orang yang selalu.. Dewasa.

"Aku minta maaf.. Kak," ucap Mari lirih. Richard.. Um, mungkin seharusnya Kak Richard mengangguk dan tersenyum tulus.

Brak!

Mari kaget. Ah, keluarganya dan teman - temannya.

"Mari! Ya ampun, nak.. Untung tidak seperti dulu.." ucap Ibu.

Seperti dulu? Maksudnya?

"Apa maksud Ibu?" tanya Mari.

"Dulu, gara - gara kamu ngeyel keluar malam.. Saking dinginnya angin berhembus, kamu sakit dan hilang ingatan." ucap Ayah.

"Aku, maksudku.. Apa penyakitku berbahaya..?" batin Mari cemas.

"Mari, kamu tidak apa - apa kan? Aku sampai kaget mendengar kamu masuk rumah sakit.. Kenapa kamu gak cerita sama kami tentang penyakitmu?" ucap Natra.

Mari hanya menunduk. Kenapa semuanya membentaknya..?

~*~

Krek..

Bunyi derit pintu itu mengusiknya disaat cewek itu tengah membaca buku novel tentang dunia khayalannya. Mari melirik kearah pintu dan disambut lambaian tangan seorang pria. Kenapa lagi dia kesini?!

"Jaemin?! Kamu ngapain kesini?!! Nanti kalau Kak Richard tau gimana?" ucap Mari setengah berteriak.

"Sstt.. Makanya kamu jangan berisik! Ini, aku belikan kamu bubur ayam hangat.. Habisin ya," ujar Jaemin.

"Heh, kau! Buat apalagi kau datang kerumah sakit?! Sudah kukatakan jangan ganggu Mari lagi! Karena kau Mari sakit lagi! B**ng**k!" ucap Kak Richard yang tiba - tiba saja sudah ada di sofa.

"Aku kesini cuma mau menengok Mari dan memebelikannya sarapan. Lagipula, jika aku tau dia tidak boleh terkena angin malam, aku takkan mengajaknya jalan - jalan." ucap Jaemin membela diri.

"Terserah! Sekarang kau bisa keluar," ucap Kak Richard dingin.

"Kak.. Sudah, dia datang hanya ingin menemuiku." ucap Mari membela Jaemin.

Kak Richard memandang Mari datar tapi tatapan itu sungguh menyeramkan bagi cewek itu. Mari bergidik.

"Dimakan ya, Mari! Sampai bertemu besok!" ucap Jaemin lalu berlari, lebih tepatnya kabur.

"Heh! Kau tidak akan kembali lagi kesini!!!" teriak Kak Richard.

Mari hanya tersenyum simpul melihatnya. Cewek itu mengambil mangkuk berisi bubur ayam dari Jaemin untuk dia makan. Tumben, Kak Richard memperbolehkakannya makan bubur ayam pemberian Jaemin.

"Kakak tidak kuliah? Tidak ada jadwal pagi, ya?" tanya Mari mencoba mencairkan hawa panas diruangan ini.

"Ya, tidak ada." jawab Kak Richard.

Aduh, kenapa Kak Richard kayak gitu sih..

"Kakak marah?" tanya Mari takut - takut.

"Tidak tapi ya." ujar Kak Richard.

Apaan sih, kak Richard? Ih, nggak suka banget kalau Kak Richard kayak gitu! Ya udah, Mari cuekin aja.

"Makannya lama banget, sih!" ujar Kak Richard.

Mari diam. Pura - pura tidak dengar. Kak Richard menengok kearah Mari lalu berjalan mendekati cewek itu.

"Marah?" tanya Kak Richard sambil memajukan wajahnya sehingga Mari harus memundurkan sedikit wajahnya.

"No but yes," ucap Mari.

Kak Richard hanya ber-oh ria lalu pergi meninggalkan Mari. Mari terpaku. Ish! Kak Richard nyebelin!
Tak lama kemudian, Kak Richard balik lagi. Kak Richard berjalan kearah Mari. Cewek itu membuang muka. Tak mau bersitatap dengan Kak Richard.

"Nih," ujar Kak Richard sambil menyodorkan sekotak pizza.

Kyaa! Mushroom cheese pizza! Mari langsung menyambar pizza itu dan memakannya dengan lahap.

"Udah gak marah kan?" tanya Kak Richard.

Oh iya, Mari kan lagi marah sama Kak Richard. Mari hanya menggeleng malu.

~*~

Hari kelima di rumah sakit. Akhirnya Mari boleh pulang juga ke rumah. Tepatnya sih, villa. Hh.. Kenapa yang nemenin Mari pulang cuma Kak Richard doang sih! Ayah-Ibu ada rapat pertemuan perusahaan, Natra-Reckly mereka pada gak tau, Jaemin.. Dia nemenin. Mari tau. Tapi karna ada Kak Richard dia gak nampakin diri. Maripun masuk kemobil.

"Makannya besok - besok dengerin kata Kakak, ya?" ujar Kak Richard.

"Iya!" ucap Mari sedikit membentak.

Tangan Kak Richard naik kepuncak kepala Mari lalu membelainya hingga keujung rambut dan me- nguntel-nguntel ujung rambut Mari yang bergelombang.

"De, gak sopan ngebentak kayak gitu. Kakak cuma pengen kamu sehat aja, De." ujar Kak Richard.

Tumben, Kak Richard manggil Mari "De,".

"Hh.. Ya udah, kamu boleh pergi sama Jaemin lagi.. " ucap Kak Richard.

Entah kenapa senyum Mari merekah sempurna.

"Gak usah senyum lebar gitu kali," ucap Kak Richard meledek.

Tak tahan, Maripunpun menonjok perut Kak Richard.

"Eghh.. Ya ampun, Mari! K.. Kamu belajar no.. Nonjok darimana, heh? Gak sopan banget sih!" ucap Kak Richard kesakitan dan juga ngomel sambil ngejitak dahi Mari.

"Aduh! Aduh! Sakit Kak! Maaf, Kak!" ucap Mari kesakitan karna dijitak gak berheti - berhenti.

Yey! Akhirnya Mari sampai juga di rumah. Cewek itu kangen banget sama rumah. Teman - temannya dan orangtuanyapun datang.

"Reckly, Natra, Reiza dan Jaemin ke villa duluan ya? Mari harus istirahat dulu sebentar dirumah. Besok kalau Mari sudah baikan kita pergi jalan - jalan," ucap Ayah.

Semua teman - teman Maripun mengangguk dan berlalu pergi ke villa.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

Vote dan comment nya :)

Makasi <3

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang