#14

1.1K 60 3
                                    

          Ah, bosan.

Seharusnya tadi cewek itu ikut saja ke taman. Kalau nyusul sekarang.. Nggak ah. Aduh, perut Mari lapar sekali. Mari akan makan diluar saja. Ke restoran pizza saja.

Cewek itupun mengambil jaketnga yang ada dibalik pintu kamarnya lalu segera keluar. Membuka pintunya dan jalan. Maripun memakai jaketnya tanpa melihat jalan, alhasil Mari tertabrak.

“Ah.. Maaf,” ucap Mari seraya berdiri.

Orang yang Mari tabrak tidak menjawabnya. Aduh, apa dia marah?

“Sekali lagi saya minta maaf.. Ah..” ucap Mari dan ternyata orang yang dia tabrak adalah Jaemin.

“Hai.. Kau ingin pergi kemana?”

“Bukan urusanmu,” jawab Mari ketus.

“Tidak sopan,” ujar Jaemin menyindir Mari.

“Hh.. Baiklah, aku ingin pergi makan! Ke restoran pizza..” ucap Mari.

“Aku ikut,”

“Tidak! Untuk apa kau mengikutiku?”

“Untuk ikut makanlah!”

Mari tak menjawab dan segera berlalu. Butuh 10 menit untuk sampai di restoran. Akhirnya merekapun sampai. Mari memilih tempat duduk yang berada dekat jendela agar dapat melihat pemandangan kota di waktu senja.

Seorang pelayan menghampiri mereka. Memberikan buku menu. Maripun mengambilnya walaupun sebenarnya sudah hapal apa saja yang ada di buku itu saking seringnya aku kesini.

“Satu mushroom cheese pizza dan mix fruit milkshake.” ucap Mari.

“Satu meatball cheese pizza dan chocolate milkshake.” ucap Jaemin.

Pelayan itu mengangguk lalu berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

“Apa.. Kau sudah putuskan?” tanya Jaemin tiba - tiba.

“Maksudmu?”

“Eng.. Itu lho.. Itu!” ucap Jaemin tidak jelas. Alis Mari bertaut tanda cewek itu tidak mengerti apa yang dikatakan Jaemin.

Huft, ternyata benar apa kata Ibu Mari. Mari kalau terkena angin malam dan masuk rumah sakit, semua aktifitas atau pembicaraannya yang terakhir kali akan hilang. Aduh, apa Jaemin harus menyatakannya lagi?

“Jika kau tidak berbicara dengan jelas, aku tidak akan pernah mendengarkanmu..” ucap Mari mengancam.

“Apa kau masih ingat, apa yang kukatakan sebelum kau masuk rumah sakit?”

“Tidak sama sekali. Yang kuingat hanya saat kau mengajakku berjalan - jalan diluar.” ucap Mari dengan muka datar.

“Apa? Benarkah kau tak mengingatnya? Aduh, apa aku harus mengatakannya lagi..?” ucap Jaemin gelisah.

“Silahkan saja,”

“Ehem! Mari, aku.. Sayang kau. Do you wanna be my girlfriend?” ujar Jaemin dengan setulus - tulusnya.

Jelas, Mari terkejut. Saat itu Mari lagi minum dan akhirnya keselek. Cewek itu membulatkan matanya, tanda tidak percaya. Mulutnya menganga. Dirinya seperti dihempas angin.

“Maaf mengganggu, tapi ini pesanan anda nona, tuan..”

“Ah, iya! Tidak apa - apa.. Um.. Maaf, bisakah ini dibungkus saja?” ucap Mari yang membuat Jaemin menatapnya bingung.

Aduh, ini awkward banget!
Setelah pizzanya dibungkus, Maripun segera berdiri dan pergi. Tapi anehnya Jaemin sama sekali tidak menahannha, padahal Mari mengharapkan kalau Jaemin.. Ih, apa yang kau pikirkan Mari?!!

Jaemin VS MariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang