"Duaarr"bunyi pintu dibanting. Pasti bunda dan ayah lagi,pikirku. Huh! Mulai deh. Entahlah. Akhir-akhir ini ayah bunda sering ada masalah. Masalah kecil jadi besar. Ayah sering lembur. Bunda biasanya nunggu ayah sampai malam. Kadang sampai ketiduran di ruang tamu. Tapi ayah langsung masuk aja walau tau lagi ditungguin bunda. Ya bunda kan kezel bingitz.
Kalau udah gitu,biasanya aku langsung pakai headset sama baca novel atau komik di kamar. Mood langsung anjlok vroh. Adik atau kakakku gimana? Jangan tanya. Aku semata wayang.
***
Esoknya ketika mentari masih bersinar malu. Eaakkk! Aku berangkat sekolah diantar ayah. Aku emang udah biasa berangkat pagi karena bareng ayah yang berangkat kerja.
"Dah ayah!"ucapku sambil mencium tangan ayah lalu turun dari mobil. Ayah cuma senyum dan langsung pergi. Huh. Ayah dari tadi pagi masih diam-diaman sama bunda.
Aku melangkah ke kelasku pelan. Dan begitu masuk,seperti dugaanku teman-teman langsung ribut rebutan pinjam buku PRku.
"Din pinjam bukumu dong!"
"Din kamu sudah bikin PR kan?" Udah dong. Dinda!
"Din aku liat cuma nyocokin kok. Soalnya aku takut salah. Tapi aku udah bikin PR kok!" Jujur napa? Bilang aja belum.
"Din nyontek dong." Kalo yang ini jujur. To the point.
"Eh aku dulu yang pinjam. Ya kan Din?" Nggak sabaran deh.
"Aduh Din! Susah binggo sumpah. Liat aja udah pusing duluan. Liat dong plis!" Okay yang ini lebay.
"Ya udah dong. Dinda! Nih,"ucapku sambil memberikan buku PRku ke temanku dan langsung jadi rebutan. "Eh awas sobek! Nanti nggak kupinjami lagi lo!"ancamku. Sebagai smart and diligent student di sekolah ini. Pastilah aku udah bikin PR. Tapi kadang males juga aku kalau ada temanku yang nyontek PR. Aku udah mikir susah-susah dan mereka tinggal nyalin? Enak bingitz ya nggak.
"Kalian ngerjain PR sendiri napa? Aku kan mikir susah-susah kalian tinggal nyalin doang."kataku sewot pada temanku yang lagi sibuk nyalin PR. Itulah kata-kata andalanku kalau temanku ada yang pinjam buku PRku dan aku lagi pelit. Haha. Makanya kerjain PR sendiri dong!
"Pelit banget sih!"kata seorang temanku. Hah? Pelit? Masih untung aku mau nyontekin. Bersyukur sana loh!
"Percaya yang pinter!" Emang aku pinter kali.
"Terserah deh. Cepetan sana nyonteknya!"kataku dan aku langsung duduk di bangkuku. Di situ sudah ada Putri yang sedang memainkan handphone-nya.
"Eh Put,aku mau cerita dong!"ucapku.
"Cerita apa?"
"Masa' kemarin ada cowok yang manggil aku bitch?"
"Hah? Serius? Gimana ceritanya?"
"Dia kan kayak ngodain aku gitu. Kan aku kesel ya aku bentak dong. Terus dia malah manggil aku "dasar bitch" gitu,"ceritaku sambil sedikit memanyunkan bibir tanda kesel. Tapi makin imut deh. Bhak!
"Terus kamu apain?"
"Aku bilang "Fuck you",aku tampar, terus lari deh."
"Hah? Kamu bilang gitu. Din,selama aku jadi sahabatmu aku tuh nggak pernah denger kata jorok itu dari mulut kamu. Nggak pantas sama muka alimmu tau!"kata Putri. Haha. Aku alim? Okey makasih pujiannya. Aku cuma nyengir.
"Eh minggu depan ujian kan?"kataku membuka topik baru. Topik baru lo,bukan hidup baru. Ok, abaikan!
"Iya,kita pisah dong!"jawab Putri dengan agak lebay.
"Yah. Iya." Di SMPku kalau ujian kelasnya diatur lagi.Jadi kelas 8A absen 1-16 sekelas sama kelas 7A absen 1-16. Dan yang absen 17-32 ya sama absen 17-32 dan seterusnya. Karena aku kelas 8D absen 4 berarti teman sebangkunya nanti anak kelas 7D absen 4. Ngerti? Nggak? Nggak ngurus!
"Terus nanti aku nyontek siapa?"tanya Putri.
"Ya nggak tau Put."
"Enak sama kamu."
"Eh btw kita duduk sama siapa ya?"
"Ya nggak tau."
"Enak kamu,pasti bisa ngerjain. La aku?"kata Putri sambil manyun. Unyu deh.
"Jangan gitu Put."
"Okelah."
Tiba-tiba hpku bunyi.
Nomor: tidak dikenal
Pesan: Keluar kelas sekarangHah??
^_^
Hai again! Ini masih belum ada konfliknya. Jadi ditunggu aja dengan sabar okey? Thx yg udah baca. Tapi jangan cuma baca doang! Voment pliss,biar aku semangat nulisnya okey? #pemaksaan
Semoga kalian suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) A Bad Girl
HumorIni adalah bagian dari diriku yang tidak kukenal. . Hai. Namaku Dinda. Adinda Virandini Key lengkapnya. Ini cerita tentang diriku yang menjadi badgirl. Bukan aku yang menginginkannya. Melainkan.... memang keadaan yang memaksaku. Keluargaku broken ho...