"Alva,"ucapku lirih dan tentu saja tidak ada yang mendengarnya. Entah mengapa hatiku hancur saat melihat Alva bersama Melathi.
"Din ayo pulang!" Hanny tiba-tiba sudah ada di belakangku dan menyapaku dengan volume suara yang cukup keras dan Alva noleh deh. Kampret!
"Ouuhh......."ucap Hanny dengan muka-muka nggak berdosa. "Din sabar ya,"ucap Hanny sambil memegang pundakku.
"Mbak Dinda,"ucap Alva.
Aku singkirkan tangan Hanny dari pundakku dan segera pergi dari tempat itu meninggalkan Alva yang hanya bisa diam. Hanny segera mengejarku.
"Din sabar ya,"ucap Hanny sambil menggandengku. Sahabatku yang satu ini emang paling ngerti aku.
Aku menghembuskan napas dengan kasar. Hm. Apalagi ini? Rasanya masalah di hidupku stoknya tuh banyak banget ya. Saking banyaknya jadi nggak habis-habis.
"Makasih ya Han."
"Lo jangan nangis dong,"ucap Hanny dan langkah kami terhenti. Aku nggak sadar kalau mataku mulai berkaca-kaca dan setetes air mata jatuh di pipiku.
"Hm. Iya han. Dinda strong kok,"jawabku sambil berusaha tersenyum seikhlas mungkin. Tapi rasanya senyumku ini pahit banget. Hm fake smile.
"Udahlah Din. Lupain aja anak kayak gitu. Sekarang kita jalan-jalan dulu yuk nenangin hati lo,"ucap Hanny.
"Oke deh. Mau kemana?"tanyaku.
"Ke mall aja yuk. Sekalian ngecat rambut lo tuh. Besok lusa kan udah masuk sekolah." Oh ya. Bisa mampus gue kalo masuk sekolah dan rambut gue masih diombre.
"Oke han. Sekalian gue mau beli hp." Inget kan? Hp gue kan udah gue banting sampe ancur.
"Oh iya. Emang lo bawa uang?"tanya Hanny.
"Bawa kok. Kalo kurang aku masih bawa atm,"jawabku.
"Oke oke. Soalnya aku juga pingin shopping,"ucap Hanny.
"Sip cus otw."
***
"Udah Din?"tanya Hanny saat aku keluar dari salon untuk mengecat rambut jadi dark brown lagi.
"He e."
"Yuk pulang." Hanny mengeluarkan hp untuk menelpon supirnya. But... "Kyaaa!!! Wah di sana ada obral tas gilak gue lihat-lihat dulu ya sis." Hm mulai deh. Maklum ya cewek.
"He e."
"Lo duduk di sini aja. Jangan kemana-mana."
"He e."
"Eh nitip belanjaan gue ya." Hanny ngasih paper bagnya yang buanyak itu ke gue. Buset deh gue jadi babu.
"He e."
"Maaf ya aku tinggal. Cuma bentar kok."
"He e."
"He-e he-e gundulmu Din. Lo disetting cuma bisa ngomong "he-e" apa hah?"ucap Hanny. Astajim sabarkan hambamu Ya Allah.
"Hmm."
"Terserah lo lah!" dan Hanny langsung ngacir.
Aku pun memutuskan untuk duduk di bangku bawah pohon dekat parkiran sambil menatap langit.
Sepi.
Sunyi.
Hening.
Mentari bersinar terik.
Panas.
Gerah.
"Hhh." Aku menghembuskan napas kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) A Bad Girl
HumorIni adalah bagian dari diriku yang tidak kukenal. . Hai. Namaku Dinda. Adinda Virandini Key lengkapnya. Ini cerita tentang diriku yang menjadi badgirl. Bukan aku yang menginginkannya. Melainkan.... memang keadaan yang memaksaku. Keluargaku broken ho...