Forty Three (Ba(l)ikan)

368 30 4
                                    

Angga!!!

Ngapain dia di sini?!

Tanpa berpikir lagi,aku segera menutup jendela kamarku beserta kordennya dan berlari keluar dari kamar. Menuruni tangga secepat mungkin. Dan berlari keluar rumah.

Dia ngapain sih hujan-hujan kayak gitu? Apa yang ada di pikirannya?

"Dinda! Mau kemana?!"tanya Bunda saat aku sampai di ruang tamu.

"Ehm.. Itu.. Anu bun.."ucapku terbata.

"Ana anu apa? Kamu mau kemana hujan-hujan gini?"tanya Bunda.

"Aduh! Itu Bunda. Dinda mau keluar bentar. Bentar aja.. Udah ya Bun,"jawabku dan aku langsung berlari keluar rumah.

"Gjb,"gerutu Bunda sekilas dan pastinya tak kuhiraukan.

Aku berlari secepat angin ke arah pintu. Eak. Membukanya dan langsung lari ke arah gerbang. Kulihat Angga menunduk kehujanan di sana namun langsung terperangah saat melihatku.

"Kamu gila?!"bentakku dari dalam pagar.

"Tadi aku kira kamu nggak mau nemuin aku Din,"ucap Angga sambil tersenyum.

Ya ampun,apa sih yang ada di pikiran nih bocah?! Gak habis pikir gue.

"Ga! Pulang! Kamu ngapain sih hujan-hujan kayak gini?!"kataku sedikit berteriak biar nggak kalah sama gemuruh hujan.

"Aku bau tinta saraf..."ucapnya lirih. Hampir tak terdengar.

Hah?

"Apa? Bau tinta saraf? Apaan tuh?"

Angga melengos. Sepertinya aku salah denger deh. Ya habis suara dia kalah sama suara hujan sih.

"Aku mau cinta saaf.."

"Hah? Apa Ga?!"

"Aku mau minta maa..."

"Hah? Minta apa?"

"Minta maaf bego!"

"Hah? Ngapain?!"

"AKU MAU MINTA MAAF DIN!"teriaknya sambil membentuk kedua tangannya sebagai toa di mulutnya.

"Heh! Garong gausah teriak-teriak napa! Kalo semua tetangga gue denger,lo mau dikira nyari ribut?"tanyaku. Angga melengos lagi.

"Hmm Dinda Dinda.. Iya deh. Gue mau minta maaf Adinda Virandini Key,"ucapnya.

Deg.

Gue diem. Kok mendadak hening gini sih? Serius banget nih suasana jadinya.

"M-maksudnya? Kenapa?"

"Tapi sebelumnya Din.."ucap Angga.

"Apa Ga?"tanyaku.

"Gue dibiarin tetep di luar pager nih,sedangkan elo di dalem? Kayak pengemis nih gue,"katanya. Hadeh! Gubrak.

Aku memutar bola mataku lalu membuka pagar dan berjalan keluar.

"Dan kamu itu pengemis paling gila yang pernah ada. Ngemis sama hujan-hujan gini. Kalau kamu sakit gimana? Udah cepet pulang sana!"bentakku.

"Kenapa kamu peduli Din?"tanya Angga.

Deg.

"Dinda,kenapa kamu peduli?"

Karena aku sayang kamu Ga. Itu jawabannya.

"Bodoh amat! Udah cepetan pulang sana!"bentakku lagi dan aku membalikkan badan untuk masuk ke rumah. Tapi tiba-tiba tanganku ditahan oleh Angga.

I'm (Not) A Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang