Aku pun memutuskan untuk menginap di rumah Hanny semalam. Ya lagipula Hanny nggak bakal ngebolehin aku pulang sendirian jam segitu. Sekalian biar Hanny ada temennya. Dia kan lagi homealone ditinggal bonyoknya ke luar kota.
"Nih tehnya Din." Aku menerima teh manis yang Hanny buatkan untukku.
"Makasih beb,"ucapku lalu menyeruput teh itu pelan karena masih panas.
"Beb beb pala lo sembeb!" Lah? Hanny ketularan siapa bisa ngomong gitu.
"Njir hahahaha. Bisa juga lo ngomong gitu han." Dan aku ngakak! Maaf ya w emang agak lebay walau masih lebih lebay Hanny.
"Drrttt.... Drrrttt...."
"Eh hp siapa tuh getar?"tanya Hanny.
"Hp lo lah Han. Hp gue udah gue buang di jalan hehehe." Hehe nyengir dulu ye.
"Hah? Sarap lo Din!" Hanny menatapku seolah bilang kesurupan-apaan-lo-stress?
"Udah. Angkat dulu tuh telpon siapa tau penting,"ucapku lalu Hanny mengangkat telpon itu.
"Halo.."
"..."
"Ini siapa ya?"
"......"
"Oh iya Dim. Kenapa?"
"......"
"Watdepak? Kecelakaan?" Wah parah kata-kata mutiara seorang Dinda dicuri nih. Hehehe. Tapi siapa yang kecelakaan?
"......"
"Iya deh iya. Kok bisa? Gimana ceritanya?"
"........"
"Udah jam segini gue naik apa ke rumah sakit. Duhh...." Hanny terlihat khawatir banget.
".........."
"Ehm. Gue gue otw secepatnya deh. Tapi kalo ga bisa malam ini ya besok pagi."
"........"
"Iya wa'alaikum salam...."
Hening.
Hanny kelihatan khawatir banget? Siapa yang kecelakaan?
"Han? Siapa kecelakaan?" Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.
Hanny menoleh ke arahku. Matanya berkaca-kaca. Dia berjalan pelan ke arahku dan memegang tanganku. Bhak! Mendramatisir binggo ya?!
"Din. Hiks." Hanny mulai terisak. Ya allah masalah apa lagi sih ini? Masalah Dinda tuh udah banyak plis jangan ditambahin lagi.
"Kenapa Han? Siapa kecelakaan?"tanyaku ikut panik.
"Huhuhu.. Devan kecelakaan Din. Sekarang dia di rumah sakit." Hanny menangis di bahuku dan aku pun memeluknya. Azeq:v
"Astaga. Gimana ceritanya?"tanyaku.
"Huhu hiks. Aku juga ga tau Din. Tadi Dimas telpon aku cuma ngabarin kalo Devan. Hiks hiks. Kecelakaan Din huhuhu!" Gila toa juga ya nih anak. Oke maaf sekarang bukan waktunya becanda.
"Sabar ya Han,"ucapku sambil mengelus punggungnya.
"Huhu iya Din. Makasih ya,"jawab Hanny.
"Swante mbak blo" Dan aku masih memeluk Hanny agar dia lebih tenang. Udah kayak di film-film kan? Bagus kan acting gue hehehe.
"Loh? Dinda nge-ombre rambut?!"kata Hanny setengah berteriak sambil melepaskan pelukannya tiba-tiba. Njir! Anti klimaks banget sih.
"Hmm. Baru sadar ternyata,"ucapku dengan ekspresi datar. Yah. Udah bagus-bagus kan acting nangis sambil pelukan kayak gitu tadi. Eh ternyata rusak gara-gara pertanyaan loh--Dinda-ngeombre-rambut?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) A Bad Girl
UmorismoIni adalah bagian dari diriku yang tidak kukenal. . Hai. Namaku Dinda. Adinda Virandini Key lengkapnya. Ini cerita tentang diriku yang menjadi badgirl. Bukan aku yang menginginkannya. Melainkan.... memang keadaan yang memaksaku. Keluargaku broken ho...