Baik kan aku voute belum 10+ udah lanjut.. #preet.
^_^
Dinda Pov.
"Assalamu'alaikum. Dinda pulang!"teriakku saat memasuki rumah. Karena lapar aku segera menuju meja makan dan membuka tudung saji. Pulsek gini,enaknya langsung makan nih. Tapi tudung sajinya kosong! Cuma ada nasi.
"Yah. Masa' cuma makan nasi doang! Bun! Bunder! Eh bunda!"panggilku. Haha. Salah jadi bunder. Maklum ye. Efek kelaparan.
"Apa sih teriak-teriak? Ini rumah kali bukan hutan. Pake acara manggil bunda bunder lagi. Bagus ya?"ucap Bunda sambil keluar dari kamar.
"Hehehe.. Maaf deh Bun. Dinda laper nih! Kok Bundaku yang cantik ini nggak masak?"
"Iya anak bunda yang cantik. Bunda panasin dulu ya masakannya. Tadi bunda masak..."ucapan Bunda terhenti.
"Eh Dinda anak ayah udah pulang sekolah. Pasti laper ya nak. Kita cari makan di luar yuk Din,"kata Ayah yang tiba-tiba datang tak diundang (dipikir jelangkung apa?) memotong ucapan Bunda.
"Enggak yah. Bunda udah masak kok,"ucapku.
"Tapi kan sekali-sekali temenin Ayah makan di luar yuk. Lagipula makanan Bunda kan udah dingin,"kata ayah. Njir. Ayah manas-manasin Bunda nih.
"Eh! Ini juga mau dipanasin kali. Anaknya aja sabar nunggu. Ayahnya malah gitu." Mantabs! Kena bentakannya bunda tuh Yah.
"Nyolot banget sih! Uang-uang aku. Nggak usah bentak-bentak!"sembur Ayah. Pake kuah pula. Bruh!
"Emm. Yah Dinda makan di rumah aja deh!"ucapku menenangkan Ayah.
"Tapi Dinda sayang nanti kamu keburu laper lo! Lagipula enak masakan luar kan!"bujuk Ayah.
"Eh! Apa lo bilang? Enak masakan luar? Oke. Habis ini gua nggak bakal masakin lo!"bentak Bunda. Anjay. Serem banget kalau Bunda marah.
"Yah,Bun. Dinda ke kamar aja deh,"ucapku akhirnya. Hayati pasrah kelaparan deh.
"Tunggu Din! Kamu makan masakan Bunda!"ucap Bunda tegas.
"Ayo cari makan sama Ayah." Ayah langsung narik tangan aku ke luar. Atit Yah!
"Eh enak aja anak gue lo bawa pergi gitu aja,"bentak Bunda sambil melepaskan tanganku dari tangan Ayah.
"Congor lo tuh nggak bisa diem apa? Minta dilakban?" Anjir Ayah setega itu ngomong gitu sama Bunda.
"Apa? Lo pikir gue apa hah? Dilakban?" Aduh Bunda Ayah diem nggak bisa apa?
"Tai!! Diem lo pada. Gue mau makan aja susah banget. Nggak jadi makan!"teriakku lalu langsung lari ke kamarku di lantai dua. Pintu kamar langsung kubanting saat masuk kamar. Aku menangis sesenggukan di kamar sendirian. Tai banget kan Bunda sama Ayah. Samar-samar terdengar suara Bunda dan Ayah yang masih bertengkar. Keluarga gue ajor binggo kan? Hayati tersiksa.
Eh tanpa kusadari mulai hari ini aku mulai nakal. Aku ngebentak Ayah Bunda. Pake ngomong tai segala. Dan hari itu aku nggak keluar dari kamar sampai malam. Dan akhirnya ketiduran.
***
Paginya aku bangun dengan mata sembab bekas nangis semalam. Udah kayak orang gila aku.
Ngiler,mata bengkak,rambut acak-acakan,kecut karena nggak mandi,kelaparan,bahkan aku bangun masih pake seragam kemaren. Oke. I'm crazy and I know it.Aku langsung cepat-cepat mandi,minum susu di dapur,dan berganti baju. Aku lihat Ayah dan Bunda masih saling marah. Mereka bahkan tidak menyapaku. Fuck! Hey ini anak kalian mau ujian! Disemangatin kek,ditawarin sarapan kek,ditanya udah belajar belum,atau apa kek! Tega banget sih! Biar deh! Masa bodoh. Nggak ngurus. Setelah semua beres aku langsung lari keluar rumah dan menyetop taksi. Males banget bareng Ayah hari ini.
Eh.. Kayak ada yang kelupaan deh! Apa ya? Em. Dasi,sabuk udah. Aku cek tasku. Hp dan uang udah ada. Kartu tanda ujian juga. Eh! Ujian? Glek!
Bhak!
Gue belum BELAJAR!!!
^_^
Hai again!! Ceritaku ini mungkin jelek ya makanya voute nya dikit. Hayati sedih. Atau mendingan aku unpublish aja ya.
Voment please ya. Voute 10+ aku lanjut. Voute 10- aku unpublish. Okey? Thx. Love you all!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) A Bad Girl
HumorIni adalah bagian dari diriku yang tidak kukenal. . Hai. Namaku Dinda. Adinda Virandini Key lengkapnya. Ini cerita tentang diriku yang menjadi badgirl. Bukan aku yang menginginkannya. Melainkan.... memang keadaan yang memaksaku. Keluargaku broken ho...