"Kamu... Kamu kenapa bisa berdiri di sini?"tanya Angga.
"A-aku...."
"Tapi Devan bilang... Devan bilang kamu.. Kamu kecelakaan Din!"
Deg.
Angga.
"Dinda jawab! Devan bilang kamu kecelakaan!"bentak Angga sambil mengguncang pundakku.
"Emang! Tapi bukan fisikku Ga. Melainkan ini. Hatiku. Hatiku yang kecelakaan karena kamu ngilang nggak ada kabar,"jawabku sambil menunjuk hatiku dengan jari telunjuk kiriku.
"Jangan bercanda. Ini nggak lucu Din!"bentak Angga. Dia masih memegang pundakku.
"Aku nggak lagi ngelucu Angga,"jawabku.
"Tapi Devan bilang kamu ditabrak lari. Dan sekarang,kamu... Kamu bisa berdiri di sini? Kamu nggak luka,lecet,atau apa...."kata Angga.
"Jadi kamu ke sini karena itu?"tanyaku.
"Jelas! Aku kira kamu kenapa-napa. Aku ke sini buat mastiin kamu baik-baik aja,"ucap Angga.
"Kenapa kamu peduli? Bukannya kamu aja udah nggak mau ketemu sama aku,"kataku. Angga terdiam sejenak. "Kamu masih khawatirin aku kan Ga? Sama kayak dulu. Sebenernya kamu masih sayang sama aku kan?!"tanyaku dengan nada tinggi.
"Jadi cuma untuk ini,"ucap Angga lirih.
"Untuk ini? Maksudnya?"tanyaku.
"Kamu yang minta Devan bohong kayak gitu cuma buat nanyain apa aku masih sayang sama kamu?"tanya Angga.
"B-bukan gitu Ga. J-jangan...."ucapanku langsung dipotong sama Angga.
"Kamu tega bohong kayak gini dengan alasan biar aku mau ketemu kamu?!"tanya Angga.
"Kamu yang maksa aku ngelakuin ini! Kamu kemana aja? Kamu pikir cuma kamu yang bisa khawatir? Aku juga Ga,"ucapku.
"Nggak gini caranya Dinda,"kata Angga.
"Terus aku harus gimana biar kamu mau ketemu aku? Telpon aku nggak pernah diangkat. Tiba-tiba nggak masuk sekolah. Chat aku nggak satupun dibales. Aku nggak tau harus gimana lagi Ga,"jawabku.
Angga terdiam sejenak. Kecewa jelas terlukis di wajahnya. Ia bahkan mengalihkan pandangannya di wajahku.
"Ga. Aku masih khawatirin kamu. Aku tahu kamu juga. Buktinya kamu dateng ke sini dengan begitu paniknya saat Devan bilang aku kecelakaan. Dan...."
"Tuh kan. Kamu yang nyuruh Devan bohong? Ini udah direncanain kan?"tanya Angga.
"Aku nggak tau harus pake cara apalagi buat bikin kamu mau ketemu aku Ga,"jawabku.
"Dan ini adalah cara paling idiot yang pernah gue tau!"bentak Angga dengan begitu marahnya.
Deg.
"Kamu bodoh! Kamu kekanak-kanakan! Kamu nggak tau betapa paniknya aku tadi saat denger kamu ditabrak lari. Aku buru-buru ke sini tanpa peduli sama keselamatanku sendiri. Kamu nggak tau kan bahkan tadi aku sama Devan yang hampir keserempet motor. Itu semua karena kamu!"bentak Angga.
"Angga aku nggak pernah ada niat nyelakain siapapun apalagi kamu. Tapi coba ngerti posisiku,ini cara terakhir biar kamu mau ketemu aku,"jelasku.
Angga terdiam. Dia keliatan habis pikir banget sama aku. Aku tau cara ini sangat kekanak-kanakan dan bodoh. Tapi aku udah kehabisan cara buat ketemu Angga di saat-saat terakhirku di sini.
"Angga. Angga okey aku minta maaf. Aku masih sayang kamu Ga. Aku tau kamu juga. Jangan marah lagi Ga. Kita bisa kayak dulu lagi. Ya kan?"pintaku sambil memegang tangan Angga. Nggak kerasa. Aku udah nangis dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) A Bad Girl
HumorIni adalah bagian dari diriku yang tidak kukenal. . Hai. Namaku Dinda. Adinda Virandini Key lengkapnya. Ini cerita tentang diriku yang menjadi badgirl. Bukan aku yang menginginkannya. Melainkan.... memang keadaan yang memaksaku. Keluargaku broken ho...