Eh.. Kayak ada yang kelupaan deh! Apa ya? Em. Dasi,sabuk udah. Aku cek tasku. Hp dan uang udah ada. Kartu tanda ujian juga. Eh! Ujian? Glek!
Bhak!
Gue belum BELAJAR!!!
Gila! Ujian pertama hari ini mapel matek-matek-an (baca : matematika). Anjir. Dapet nilai berapa aku nanti.
***
Sampai di kelas tentunya aku langsung buka buku (baca : belajar). Saat sedang serius-seriusnya menghapal rumus,Alva datang.
"Mbak Dinda!"sapanya padaku tanpa menoleh dan langsung duduk di bangku nya. "Eh mbak habis kena badai ya?" Anjir nih anak. Belum pernah digibeng sampe Amerika kali ya. "Tuh ada mendung di atas kepala mbak," Anjay diterusin.
"Bukan urusan kamu,"jawabku cuek tanpa menoleh. Dan Alva langsung mengeluarkan hp nya dan main game online CoC.
"Kamu nggak belajar?"tanyaku.
"Alah! Gampang mbak!"ucapnya santai. Gila nih anak.
"Kamu nggak belajar terus nanti njawabnya gimana? Nyontek? Ngitung kancing? Apa pake ilmu kebatinan?"tanyaku meremehkan. Heran dah sama ni anak. Santai banget.
"Antara itu deh mbak,"katanya masih serius dengan game nya. "Eh mbak,nanti aku tanya ya kalau ada yang nggak bisa,"ucap Alva santai. Bhak!
"Liat aja nanti deh!"jawabku singkat.
"Oh iya mbak. Pensilku ketinggalan. Pinjem ya,"kata Alva.
"Kamu niat ujian nggak sih. Ya udah,nih pinjem aja,"jawabku sambil memberikan pensil yang kupegang. Entah kenapa,aku kok nggak bisa nolak permintaan nih anak ya.
"Makasih mbak."
"Hmm,"jawabku singkat.
*Hening sesaat*
Bhak! Aku membanting pelan buku cetak matematikaku yang tebal banget itu ke meja. "Nggak masuk,"ucapku spontan pada Alva sambil mengacak rambut. Udah kayak orang stress deh.
"Haha." Alva mah gitu. Malah ketawa. "Jawabnya nanti apa kata pensilnya mbak. Santai aja,"ucapnya santai. Gila nih anak(2). Aku diam. Hayati pasrah deh.
"Eh mbak Dinda guru matematikanya siapa?"tanya Alva.
"Pak Arif. Kamu siapa?"
"Enak ya Pak Arif. Aku Bu Linda. Bu Linda kan killer mbak,"ceritanya.
"Masak? Menurutku enak kok diajar Bu Linda. Jelas soalnya. Ya walau agak tegang sih,"ucapku sambil nyengir.
"Nah!"kata Alva tiba-tiba sambil memetikkan jarinya di depan mukaku. "Tegangnya itu lo mbak. Nggak tahan aku. Apalagi Bu Linda suka tiba-tiba manggil muridnya buat maju ke depan. Kan ngeri."
"Haha!"tawaku. "Pala lo ngeri,lo pikir pocong?" Dan meledaklah tawaku. Mulai kumat gilanya.
"Gila ya mbak Dinda,"kata Alva sambil menatapku aneh seolah berkata 'mbak ini kok freak banget ya?'
"Ok. Sorry deh,"ucapku sambil mengatur napas. Kehabisan napas gara-gara ketawa berlebihan ceritanya.
"Eh bentar mbak,"ucap Alva dan aku menoleh ke arahnya. Alva memperhatikan aku dalam. Dalam banget. Serius. Natapnya lama pula. Sumpah geli lama-lama.
"Apa sih?"ujarku mulai risih.
"Coba senyum mbak,"kata Alva dan aku senyum.
"Hihi. Imut ya mbak kalo senyum. Gitu dong mbak,"kata Alva sambil nyengir. Ya iyalah imut. Baru sadar.
"Masak sih?"
"Iya mbak." So sweet!
***
Ujian matematika dimulai. Dan pengawas yang masuk adalah.. Jreng-jreng! Bu Linda! Panjang umur deh bu. Mampus deh. Bu Linda terkenal ketat kalau ujian.
"Ok anak-anak. Kalau ada yang menoleh,menyontek,apalagi ngerpek (liat buku waktu ujian) LJK nya langsung saya sobek. Nggak usah ikut ujian,"ucap beliau lantang. Tuh kan. Mati duluan nih.
*Hening suasana ujian*
Soal nomor 1-7 bisa. Kecil mah! Tapi nomor 8 nih gimana? Oke nyoba nyontek deh sekali-sekali.
"Sstt! Dil! Dilla!"bisikku mencoba manggil temanku. "Dil! Dilla!"panggilku dengan suara agak dikeraskan dan Dilla tetap nggak noleh. Njir. Ndadak budek dia. Masak anak pinter itu nggak boleh nyontek? Mereka juga manusia kali.
Tingkahku mulai dicurigai Bu Linda dan aku segera pura-pura serius ngerjain ujian. Eh si Bu Linda kampret malah jalan lalu berdiri di belakangku yang duduk di bangku paling belakang. Mampus!
"Mati aja mbak,"ucap Alva pelan sambil cengengesan.
"Ya kamu dulu sana!"bisikku tak kalah pelan. Gimana nih? Mikir dong Dinda,ucapku pada diri sendiri. Oke. Ilmu kebatinan deh. Hayati pasrah ya tuhan.
***
Jam 10 tepat. Ujian selesai dan aku keluar dari neraka (baca:kelas) dan aku ketemu si Dilla kampret.
"Eh Din kamu tadi manggil aku ya,"ucapnya tanpa dosa. Kampret!
"Telat!"ucapku dan langsung pergi. Gila tuh anak.
"Dinda. Gimana ujiannya?"sapa Hanny langsung keluar kelas dan menghampiriku saat aku lewat depan kelasnya.
"Masih nongol aja nih setan. Haha,"ucapku menggodanya. Sadis ya.
"Ih Dinda!"rengek Hanny. Sumpah lucu bingitz deh. Saking lucunya sampe pingin langsung ngegampar aja. Haha!
"Iya iya. Bercanda,"kataku. "Btw gila tadi ujiannya zusah dan zulit binggo." Alaynya aku!
Bhak! Aku disenggol seseorang yang lagi ngejar temennya sampai buku yang kubawa jatuh.
"Sorry Mbak Din!"teriak anak itu dan tetap lari. Tunggu dulu. Perasaan ini bukan pertama kalinya aku ditabrak tuh anak. Yang di kantin dulu juga kan. Itu kan...
Alva!!!
^_^
Maaf baru update. Males liat voutenya cuma dikit.Voment please! Thx! Mumumu all!
Mulmed : suasana neraka
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) A Bad Girl
HumorIni adalah bagian dari diriku yang tidak kukenal. . Hai. Namaku Dinda. Adinda Virandini Key lengkapnya. Ini cerita tentang diriku yang menjadi badgirl. Bukan aku yang menginginkannya. Melainkan.... memang keadaan yang memaksaku. Keluargaku broken ho...