"Teng.. Teng.."
Sepulang sekolah di depan kelas 8d.
"Mana sih si Angga pengecut itu? Udah pingin gue hajar rasanya!"ucapku kesal. Aku sedang menunggunya di depan kelasku seperti ucapanku tadi. Ditemani oleh temanku yang paling setia,Hanny.
"Sabar kali neng,"kata Hanny.
"Gimana mau sabar coba han? Seluruh sekolah tuh ngecap gue aneh-aneh gara-gara tuh anak! Coba bayangin kalo lo jadi gue! Hanny! Bayangkan.. Rasakan Hann.." Aku mengucapkan itu dengan nada bicara yang dibuat-buat dan lebay yang malah terkesan lucu.
"Lbay lu!"kata Hanny singkat.
"Ga asik lu!"balasku.
"Eh Din. Tapi nih ya dengerin gue,"ucap Hanny sambil memutar kepalaku yang awalnya melihat ke depan agar fokus kepadanya.
"Yailah woles mbak bro. Pala barbie Dinda pake diongkek segala."
"Anjir bahasa lo haha! Tapi gue serius nih,"ucap Hanny. "Din gue mohon ya. Lo bisa menyelesaikan masalah ini baik-baik,dengan kepala dingin. Gue mohon lo tekan emosi lo ya. Gue tau lo marah. Tapi jangan pake kekerasan,"lanjutnya.
Bhak sok bijak!
"Hm iya deh,"ucapku akhirnya. Bener juga sih omongannya Hanny. Bisa-bisa gue malah masuk bk lagi kalo oake kekerasan.
"Promise?"tanya Hanny sambil menunjukkan jari kelingking kanannya padaku. Aku tersenyum dan mengait kelingking itu dengan kelingking kananku tanpa menjawab pertanyaan Hanny.
"Okay."
Sekitar 10 menit kemudian.
"Itu dia datang,"ucapku saat kulihat Angga berjalan ke arah kami.
"Ehm Din. Maaf telat tadi habis dari ruang guru ngumpulin tugas,"katanya saat sudah ada di hadapanku.
"No problem,"jawabku singkat.
"Ehm lebih baik kalian ngobrol dulu ya. Gue nggak mau ganggu. Stt Din gue tunggu di kantin aja ya. Nanti lo susul gue kalo udah kelar,"ucap Hanny dan kubalas anggukan lalu dia langsung ngacir.
"Eh nyet!"kupanggil Hanny dan dia langsung noleh. Emang beneran monyet kali hehe. "Titip es teh dua. Siomay satu. Nanti uangnya gue ganti!"teriakku karena jarak kami sudah lumayan jauh.
"Siap nyet!" Sial gue juga dipanggil monyet. Okelah gapapa sesama monyet harus saling memahami. Gubhak!
Angga masih terlihat bingung. Akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya,"By the way gue salah ap..."
"Duduk!"
"Duduk?"tanya Angga.
"Duduk cetan! Kalo ngobrol tuh duduk. Lo tau tata krama gak sih!"ucapku yang dari tadi memang sudah duduk di bangku depan kelasku.
"Terus,dateng ke kelas orang lain,main tarik kerah bajunya,itu tata kramanya di sebelah mana coba,"kata Angga dengan volume suara kecil tapi masih bisa kudengar.
"Apa lo bilang?!"bentak gue.
"Eh nggak kok hehe." Yah malah nyengir dia. "Btw kenapa ya gue dipanggil ke sini?"tanya Angga to the point.
Hmm. Baiklah Dinda. Tarik napas hembuskan. Tahan emosi lo!
"Lo benci sama gue? Gue salah apa sih sama lo sampe lo tega ngelakuin itu semua?"tanyaku pelan.
"Lah? Maksudnya?"
"Waktu pertama kali ketemu lo,gue pikir lo itu beda. Tapi gue salah. Ternyata lo sama aja." Aku menunduk. Mataku mulai berkaca-kaca.
Aku lelah dan kecewa dengan hidupku sendiri.
"Wait wait. Serius nih aku ga ngerti apa-apa Din. Kok lo malah nangis sih? Gue salah apa? Jelasin dulu dong,"ucap Angga.
"Jangan sok polos deh Ga,"ucapku. Sekarang aku sudah menangis. Nggak tahan lagi ngerasain semua ini.
"Din..."
"Ini apa Ga?"tanyaku sambil mengeluarkan foto yang kulepas paksa dari mading itu dari dalam tasku. "Ini kerjaan lo kan? Cuma lo dan Hanny yang tau kalo gue ke club waktu itu. Dan Hanny pun nggak liat langsung gue di club. Jadi foto-foto ini semua elo kan yang ambil? Foto yang dibawa Bu Ike sama Pak Wid itu juga lo kan yang ngasih?"tanyaku sambil menjelaskan semuanya.
"Din sumpah ini bukan kerjaan gue Din,"ucap Angga.
"Gue salah apa Ga sampe lo tega kayak gini,"ucapku sambik menangis.
"Din. Aduh plis lo jangan nangis. Gue jujur. Ini bukan kerjaan gue. Ngapain sih gue ngelakuin semua ini? Apa untungnya coba? Percaya sama gue Din,"jelasnya.
"Terus siapa lagi Ga selain lo?"tanyaku masih terisak.
"Permisi buk." terdengar suara Hanny.
Bhak!
Anti klimaks cyin.
"Pesanannya udah siap. Es teh dua,siomay satu,"ucap Hanny sambil membawa nampan. Udah kayak ibu-ibu kantin nih monyet.
Iklan produk kantin sekolah dulu ya gansis. #emotmelet
"Hiks hiks. Iya makasih buk. Berapa ya totalnya?"tanyaku sambil mengambil pesananku dan masih sesenggukan.
"Es tehnya dua ribu,dua berarti empat ribu. Siomaynya empat ribu juga berarti totalnya delapan ribu,"kata Hanny.
"Nih buk,"ucapku sambil memberikan selembar uang sepuluhribuan. "Kembaliannya jangan lupa ya. Free ongkir kan?"
"Yailah kirain kembaliannya ambil aja huh. Iya iya,free ongkir kok,"ucap Hanny. "Oh ya nih bonus tissue,"lanjutnya sambil memberikan selembar tissue yang ada di sakunya.
Yah tissue cuma selembar dari saku pula. Perlu dicurigai nih.
"Kenapa nyet? Itu tissue bersih kali bukan bekas ingus walau udah ga ada tempatnya,"ucap Hanny. Dih peka banget nih anak.
"Iya deh makasih nyet. Kiss bye dulu. Muaacch!" Aku pun ber-kissbye dengan Hanny.
"Muaacchh too!"Hanny membalasnya dan langsung kembali ke kantin bersama nampannya.
Aku segera menghapus air mataku sekalian membersihkan ingusku dengan tissue pemberian Hanny. Hehe sorry jijik.
"Maaf ya iklan. Hiks hiks,"ucapku pada Angga yang dari tadi cuma cengo.
"Ini salah satu hari paling aneh dalam hidup gue,"ucapnya. Maklumin Dinda ya Ga hihihi. #tawaneneklampir
"Minum dulu Ga,"ucapku lalu aku menyeruput es tehku. Angga menatapku dengan tajam dan aku sudah tau maksudnya.
"Kenapa? Lo pikir tehnya gue campur sianida? Gue nggak sejahat itu kali,"ucapku.
Angga masih menatapku aneh. Dia tidak yakin padaku. Namun akhirnya ia menyeruput tehnya pelan. Aku juga mulai menyantap siomayku.
"Balik ke topik. Kalo bukan lo terus ini kerjaan siapa?"tanyaku. Kali ini aku sudah tidak menangis.
"Gue juga nggak tau Din. Yang jelas ini bukan kerjaan gue. Gue berani sumpah!"jelasnya. Hm kayaknya Angga jujur. Tapi terus ini kerjaan siapa dong?
"Jadi lo pikir itu kerjaan Angga Din. Jawabannya bukan!"ucap seseorang di belakangku.
"PUTRI?!"
Tbc.
^_^
Hai ga kerasa cerita ini udah lama ada di wattpad dan lumayan banyak yg ngeread. Alhamdulillah makasih banget:*{}
Yang setia revoment,kalian membahagiakan jones loh:'v terharu gue hiks:")
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) A Bad Girl
HumorIni adalah bagian dari diriku yang tidak kukenal. . Hai. Namaku Dinda. Adinda Virandini Key lengkapnya. Ini cerita tentang diriku yang menjadi badgirl. Bukan aku yang menginginkannya. Melainkan.... memang keadaan yang memaksaku. Keluargaku broken ho...