PART 4: DoubleF-JR

5.4K 226 4
                                    

Faricha Micella Jasmine's pict

"Gue denger lo sekelas sama Jeje?" Tanya seorang gadis cantik yang kini tengah duduk di kursi cafe, dengan Fandy.

Gadis itu Faricha.

"Iya cha." Jawab Fandy, "lo tau dari mana?"

Fandy adalah teman Faricha, walaupun Fandy begitu menyukai dan mengagumi Faricha namun Faricha tidak peduli.

"Temen gue bilang sama gue tadi di sekolah." Balas Faricha acuh.

Tentu saja apa yang Fandy rasakan, apa yang Fandy inginkan sebenarnya, Faricha tidak tahu.

"Ohh.." Fandy ber'ooo' ria.
"Cha lo gimana sama Handika?" Tanya Fandy.

"Gue nggak tau Fan, sekarang aja kita lagi berantem. Gue capek sama hubungan ini. Tapi gue sayang dia dan nggak mau pergi dari dia." Faricha malah jadi curhat, membuat Fandy sedih.

"Tapi yah mau gimana? Gue udah setengah mati ngasih seluruh hidup buat dia, ngelakuin apapun yang dia mau, selalu ada pas dia butuh gue, tapi dia nggak pernah ngelakuin hal yang sebaliknya." Lanjut Faricha sedih, sampai menangis.

Fandy jadi merasa tidak enak. Dia sangat membenci Handika, lelaki yang sudah menjadi kekasih Faricha selama 2 tahun belakangan ini. Seandainya dia bisa mendapatkan Faricha, Fandy tidak akan pernah menyianyiakan gadis itu.

"Ssshhh udah dong cha, gue jadi nggak enak." Fandy bergeser ke sebelah Faricha kemudian menghapus air matanya.

"Nggak enak kenapa?" Tanya Faricha di sela kesedihannya.

"Ya habis, kalo kita ketemu lo selalu nangis." Jawab Fandy.

Faricha tersenyum, "karena cuma sama lo doang gue bisa nyaman ngeluapin isi hati gue Fan."

Fandy merasa lega kalau Faricha masih belum bisa mengganti dirinya dengan orang lain. Setidaknya ini yang Faricha mau, Fandy juga akan menurutinya dengan senang hati.

"Udah dong cha jangan nangis lagi. Apa perlu gue tonjokin tuh si bajingan itu?" Fandy memeluk Faricha kemudian mengusap rambutnya lembut.

Faricha tertawa kecil, "jangan gitu Fan, dia masih jadi cowok gue."

Kemudian Faricha tersenyum sedih, "gue cuma mau sama dia. Dan selalu disisinya. Gue mau dia kayak dua tahun yang lalu, masih ngejar-ngejar gue. Nggak kayak sekarang."

"Lo tuh masih muda cha, jalan lo masih panjang." Kata Fandy, kemudian Faricha menarik kepalanya dari pelukan Fandy kemudian menatap Fandy.

"Lo tuh cantik. Tapi, hati lo hanya lo buka buat satu cowok, sedangkan banyak cowok di luar sana yang suka sama lo. Terserah lo masih mau bertahan atau berhenti, gue nggak tega ngeliat lo nangis terus begini cha." Kata Fandy.

Faricha tertegun.

"Jujur, gue juga ikutan sedih kalo lo sedih kayak gini cha."

Faricha menunduk, "maafin gue udah buat lo ikutan sedih Fan."

"It's ok." Fandy tersenyum, "kalo lo nggak sedih lagi, gue bakalan beliin lo eskrim yang banyak sampe lo puas."

"Ahhh Fandy..." Faricha tersenyum, "bahkan gue merasa lebih baik ketika sama lo."

***

"Fan..." Panggil Miranda, mama Fandy, pagi ini. Fandy sedang memakai sepatu di kamarnya, menoleh.

"Apa ma?"

"Fan, kamu jemput Jeje dulu ya sebelum berangkat." Ucap Miranda.

Fandy menatap mamanya sekejap, kemudian membuang pandangannya, "idih ogah."

EVERLASTING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang