PART 33: Kenyataan yang pahit.

4.2K 163 1
                                    

Jessica membuka sedikit matanya saat mendengar seseorang berbicara di telfon.

"Iya cantik, nanti gue ke elo kok." Ucap Fandy. Benar itu suara Fandy.

Jessica samar-samar melihat Fandy yang sedang tersenyum dengan seseorang di seberang sana.

"Manja banget sih, cha. Hehe, iya nanti gue beliin." Ucap Fandy lagi, kali ini sambil memilih dasi dari dalam lemari.

"Gaboleh itu ya. Gue kayak gini demi kepentingan lo juga, Faricha." Kata Fandy lagi, kok kata-katanya begitu lembut ya?

"Gue gak pelit, kok. Lo gak boleh minum yang kayak gitu dulu yah, gak boleh sayang." Ucap Fandy.

Jantung Jessica berdegup dengan cepat. Sayang?

"Iya nanti gue mampir kok, see you." Fandy menutup sambungannya di telfon. Kemudian menuju ke depan cermin.

Jessica merasa mual lagi. Dia langsung loncat dari ranjang dan langsung ngacir ke kamar mandi. Fandy lantas menatapnya khawatir.

"Lo gak apa-apa, Je?" Tanya Fandy khawatir.

Jessica keluar dari kamar mandi, kemudian tersenyum, "gak apa-apa."

"Gue gak usah kerja deh hari ini." Kata Fandy sambil menuntun Jessica ke atas ranjang. Namun Jessica langsung menepis tangan Fandy.

"Lo mau mati?"

"Tapi lo lagi gak baik-baik aja sekarang, gimana gue bisa kerja kalo isteri gue lagi mabok kayak gini?" Dengus Fandy sambil memasang dasinya.

"Alah lebay banget."

"Serius gue tau."

"Gue juga serius." Balas Jessica, "udah sana cepetan ke kantor. Lo ka nada meeting jam set9."

"Serius nih gak apa-apa?" Tanya Fandy memastikan.

Jessica berdehem datar. Fandy tersenyum kemudian memeluk tubuh Jessica.

"Gue bakalan pulang tepat waktu dan beliin lo pizza yang banyak." Ucap Fandy. Mata Jessica terbelalak. Dia membeku.

"Oh iya, ada mama di bawah. Kalo butuh apa-apa lo minta tolong mama aja ya, Je." Ujar Fandy sambil melepaskan pelukannya.

"Gue berangkat yah..." Pamit Fandy, dia kemudian mencium kening Jessica.

Membuat Jessica berdehem kecil. Setelah Fandy keluar dari kamarnya Jessica langsung memejamkan matanya.

Niatnya sih mau ngambek. Tapi pas di peluk dan di janjiin pulang bawain pizza, Jessica langsung tidak jadi ngambek.

Jessica duduk di tepi ranjangnya. Padahal hatinya begitu panas ketika Fandy mengatakan nama, 'Faricha'.

Oh Shit!

***

Dion: Ada sesuatu yang pengen gue omongin sama lo, Je.

Jessica menatap layar ponselnya ketika baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Yap, Jessica baru selesai mandi.

Jessica: Gue juga. Ada sesuatu yang pengen gue omongin sama lo, co.

Jessica meletakan ponselnya kemudian mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Kemudian ponselnya berbunyi lagi. Balasan dari Dion.

Dion: Ok. Di café biasa jam 10 ya. Don't be late!

Jessica menghembuskan napas kemudian kembali melanjutkan hairdrying rambutnya. Setelah selesai dia mengganti bajunya, memakai dress selutut berwarna putih. Rambutnya di gerai indah. Dia bahkan memakai make-up yang natural, dan jadilah wajahnya yang cantik terlihat.

EVERLASTING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang