"Baik anak-anak pelajarannya cukup sampai di sini dulu." Kata Bu Ratna setelah mendengar bel pulang sekolah berbunyi.
Suasana kelas yang tadinya hening menjadi ribut. Sangat ribut.
"Anak-anak ibu punya kabar baik."
"Apa bu?"
"Sekolah akan diliburkan selama 3 hari dimulai dari besok karena akan ada pelatihan guru."
"YESSSSS!!!" Teriak anak sekelasku.
"Ketua kelas." Bu Ratna memberi kode pada ketua kelas.
Mike langsung berdiri.
"Siap ! Beri salam !"
"Selamat siang bu. Terima kasih bu."
Bu Ratna pun pergi meninggalkan kelas.
---
"Hey hey hey kau mau kemana?" Tanya Mike padaku.
"Pulanglah apa lagi."
"Kau tidak boleh pulang. Kau sudah ada janji denganku."
"Maksudmu? Aku bahkan tidak pernah.."
Tanpa mendengar perkataanku, dia langsung menarik tanganku.
"Mau kemana?"
"Suatu tempat yang pasti kau belum pernah melihatnya."
---
Benar. Dia membawaku ke tempat yang belum pernah kulihat sebelumnya.
Sebuah pasar malam.
Suasananya sangat ramai. Aku mendengar suara tawa dan sukacita dari orang-orang yang berada di sini.
"Ayo." Dia menarik tanganku lagi.
Sungguh. Tempat ini indah. Walaupun bukan mall atau tempat mahal-mahal lainnya, tapi suasana kebersamaan di tempat ini sangat terasa. Semua canda tawa dan keramahan orang sekitar, membuat aku melupakan semua bebanku.
Aku dan Mike berjalan mengitari seisi pasar malam ini. Ada banyak penjual baju, tas, makanan, mainan, dan aksesoris.
Dan tangan Mike.. masih memegang tanganku. Itu membuatku merasa... nyaman.
"Tunggulah sebentar." Katanya lalu pergi.
"Hey mau kemana?"
Aku menunggunya sambil melihat permainan-permainan di depanku. Seperti melempar bola pada kaleng, melempar ring pada tempatnya, menangkap ikan kecil dengan jaring kertas, dan lain-lain.
Tiba-tiba aku melihat gula kapas berwarna warni di hadapanku.
Aku melihat ke sampingku. Mike.
"Ini.."
Dia memberiku gula kapas yang dibelinya.
"Kau menyukainya kan?"
"Kau tahu darimana aku menyukai permen gula kapas?"
"Aku tahu segala tentangmu kau tahu." Katanya sambil tertawa.
Untuk beberapa saat aku diam menikmati gula kapas itu.
"Aku kira tadi kau akan pergi.."
"Kau tidak akan meninggalkanmu." Sahutnya memotong perkataanku.
"Ah ya aku hanya.."
"Aku berjanji." Katanya memotong perkataanku lagi.
Entah apa yang terjadi pada diriku. Tapi, perkataan itu membuatku lega sekaligus membuat aku ingin berteriak. Entah, aku hanya merasa senang, sangat senang. Ya, sulit diungkapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
JugendliteraturHarapan. Itu yang membuat kita kuat dalam cinta. Harapan. Itu yang membuat kita bersemangat mengejarnya. Tapi, bagaimana jika harapan yang kita buat itu salah?