"Jadi.. untuk apa kau mengajakku kemari?" Tanya Aaron.
Charlotte mengajak Aaron untuk mampir ke taman dandelion sepulang dari puncak.
"Tentu saja untuk membuat harapan."
"Harapan?"
"Iya. Kau tahu, dulu kau yang pertama kali mengajakku ke sini dan saat itu pula aku membuat harapan di sini."
"Lalu?"
"Aku rasa aku telah membuat harapan yang salah."
"Astaga, aku bahkan tidak tahu apa harapanmu saat itu."
"Hehehe.. aku akan membuat harapan baru."
"Baiklah kalau begitu buatlah."
Aaron memetik setangkai dandelion dan menyerahkannya pada Charlotte.
Charlotte tersenyum melihat dandelion di tangannya dan mulai menutup matanya.
Teringat olehnya harapannya yang dulu pernah dibuatnya.
Aku berharap Tian menjadi seperti dulu dan kembali padaku.
Dia tersenyum. Dia telah membuat harapan yang salah. Dia pun mulai membuat harapan yang baru.
Aku berharap, Mike adalah orang yang tepat, dan aku ingin dia selalu bersamaku. Aku mencintainya karena dia adalah Mike.
Charlotte membuka matanya. Ditiupnya dandelion itu. Terbang.. tinggi.. bersama harapannya.
Lalu dia melihat ke samping.
Dilihatnya Aaron hanya memandang lurus ke depan. Tatapannya kosong.
"Hey.. kau tidak membuat harapan hm?"
"Harapanku masih sama seperti dulu."
"Apakah kau yakin?"
"Hm." Aaron mengiyakan.
Aku berharap, aku bisa selalu berada di dekatnya walaupun mungkin aku tidak bisa memilikinya.
Itu adalah harapan yang dulu pernah dibuatnya. Walaupun sekarang dia tahu, tak lama lagi dia akan pergi. Untuk dekat dengannya sangatlah sulit.
"Hey.. ada apa denganmu? Kau terlihat kacau."
Charlotte membuyarkan lamunannya.
"Ah tidak. Aku hanya akan merindukan dandelionku..."
"Astaga.. kau bahkan bisa datang ke sini setiap hari." Sahut Charlotte sambil tertawa.
"Iya, aku berharap aku bisa bertemu dandelionku setiap hari."
"Hey.. kau bertingkah sangat aneh."
Aaron hanya tersenyum paksa sambil menunduk.
"Aku harus pulang."
"Biar ku antar."
Charlotte tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Fiksi RemajaHarapan. Itu yang membuat kita kuat dalam cinta. Harapan. Itu yang membuat kita bersemangat mengejarnya. Tapi, bagaimana jika harapan yang kita buat itu salah?