Aku masuk ke dalam kelas.
"Pagi Charlotte." Sapa Stefany padaku.
"Pagi juga Stefany." Balasku sambil tersenyum.
Aku menaruh tasku di meja lalu keluar kelas.
Aku berjalan menuju balkon taman belakang.
Aku yakin, Aaron pasti ada di sana.
Dugaanku benar. Aaron sedang duduk sambil tertidur di sana. Astaga, kebiasaannya memang seperti itu.
"Aaron." Aku mencoba membangunkannya.
"Aaron !" Aku berteriak lebih keras. Astaga, dia masih juga tidak bangun.
Aku mendekatinya.
"Aaronnnnnnnnnn" panggilku keras tepat di telinganya.
"Astaga." Katanya.
Aku hanya terkekeh kecil.
"Charlotte?" Dia menggeliat kecil.
"Masih pagi Aaron. Kau malah tidur."
"Entahlah menurutku tempat ini lebih enak untuk dipakai tidur daripada kamarku sendiri. Karena itu aku bangun sangat pagi dan pergi ke sekolah lalu ke sini untuk tidur."
Aku menaikkan satu alisku dan tertawa dalam hatiku.
"Baiklah-baiklah jangan menatapku seperti itu. Ada apa?" Tanyanya sambil bangkit berdiri.
"Apa maksudmu ini?"
Aku menunjukkan kertas kemarin.
"Ah itu. Entahlah Charlotte, setiap aku mendengar namamu rasanya terdengar seperti nama seekor babi kecil." Katanya dengan polos
"Apa?!" Sontakku sambil membayangkan seekor anak babi bernama Charlotte.
"Apa aku salah bicara?" tanyanya polos.
Aku hanya menunjukkan ekspresi cemberut. Tentulah hanya main-main.
"Oke oke jangan marah Charlotte. Kau tahu, babi kecil itu lucu."
Aku mengangkat satu alisku.
"Aku serius. Babi kecil itu lucu. Kau lucu seperti babi." Katanya polos.
"Apa?!" Sontakku lagi. Aku tak tahan melihat ekspresinya polosnya, rasanya ingin tertawa.
"Ah sudahlah ayo kita ke kelas. Pelajaran pertama kan olahraga." Katanya sambil tertawa. Aku pun ikut tertawa.
###
*AUTHOR POV*
Charlotte dan Aaron berjalan ke kelas sambil bercanda tawa.
Kelas sudah kosong, semuanya sudah berada di lapangan.
Sesampainya di kelas, Aaron berjalan ke mejanya dan mengambil seragam olahraga di dalam tasnya
Tiba-tiba handphone Charlotte berbunyi. Dia mengambil handphone di saku rok nya lalu mengeceknya.
"Aku akan ganti sebentar." Kata Aaron lalu berlari keluar kelas.
Charlotte melihat handphonenya.
Dari mom.
Ca r le s sa ya ng ka ka ba bi ke ci l.
Charlotte tertawa kecil. Pasti Charles. Bahkan dia tidak tahu cara menulis namanya sendiri. Mengirim pesan dengan ejaan, siapa lagi kalau bukan Charles.
Charlotte membalas pesan dari Charles.
Kaka juga sayang Charles.
Charlotte tertawa kecil.
Charlotte berjalan menuju mejanya
"Astaga !" Tiba-tiba Charlotte berteriak.
Tas dan meja Charlotte basah total. Semua buku dan seragam olahraganya basah.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Charlotte pada diri sendiri.
"Charlotte? Kau masih belum ganti seragam? Ada apa? Aku tendengar teriakanmu tadi." kata Aaron yang sudah berganti seragam.
Charlotte hanya terdiam.
"Astaga, bagaimana ini bisa terjadi?"
"Aku tidak tahu."
"Hei Charlotte botol minum siapa ini?"
Kata Aaron sambil menunjuk botol minum di meja Stefany-teman sebangku Charlotte-.
"Itu milik stefany."
"Ah begini saja, kau tunggu sebentar. Aku akan segera kembali."
"Kau mau kemana?"
"Tunggulah sebentar." Aaron berlari keluar kelas.
Astaga, bagaimana ini, batin Charlotte.
"Charlotte?"
Charlotte langsung menoleh ke belakang.
"Kau tidak ikut pelajaran olahraga?"
"Mike? Kau sendiri belum berganti pakaian olahragamu?"
"Ah ya tadi aku habis berbincang tentang pertandingan basket besok dengan kepala sekolah. Kau lihat Aaron? Hey.. ada apa dengan meja dan tasmu?"
"Aku tidak tahu, semua sudah seperti ini saat aku datang."
"Astaga seragam olahraga dan buku-bukumu juga basah semua."
Charlotte hanya menunduk. Bagaimana ini, tanyanya dalam hati.
Tiba-tiba Mike mengambil botol minum stefany lalu berjalan ke mejanya. Dia mengambil seragam olahraganya lalu membanjurnya dengan air yang masih tersisa dalam botol itu.
Mike mengambil seragamnya yang sudah basah total lalu menarik tangan Charlotte keluar kelas.
"Hey apa kau gila?"
Mike tetap berjalan sambil menarik tangan Charlotte.
---
Aaron datang ke kelas. Tidak seorangpun ada di sana.
Dimana Charlotte? Tanyanya dalam hati.
Dia melangkah menuju meja Charlotte. Seragam olahraga yang basah itu sudah tidak ada di sana.
Apa Charlotte sudah pergi ke lapangan? Dilihatnya juga meja Mike yang basah. Mengapa meja Mike ikutan basah juga?
Pasti Mike sudah menolongnya. Entah apa yang dilakukan Mike. Tapi, apa aku terlambat selangkah? Tanyanya dalam hati.
Dilihatnya seragam olahraga perempuan yang baru dibelinya tadi di koperasi.
Aaron memasukkannya ke dalam tasnya lalu berjalan pelan ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Teen FictionHarapan. Itu yang membuat kita kuat dalam cinta. Harapan. Itu yang membuat kita bersemangat mengejarnya. Tapi, bagaimana jika harapan yang kita buat itu salah?