Author POV
Nathan berjalan gontai memegang pipinya yang masih terasa sakit, melewati sepanjang koridor yang masih tampak ramai siswa yang berlalu lalang, menuju ruang musik.
Tak peduli dengan sorakan para gadis-gadis di koridor sana memanggil namanya karna kagum, tapi Nathan tidak pernah menggubrisnya.Wajar saja mereka seperti itu, Belum lama Nathan bersekolah disana, Ia sudah menjadi most wanted sekolah. Nathan memang tampan dengan mata hazelnya, hidung mancung sempurna, bibir tipis dan tinggi badan diatas rata-rata siswa cowok SMA Persada, dan rambutnya yang sedikit berantakan membuat paras cowok blasteran Indo-Jerman ini lebih tampan.
Jauh dari koridor yang penuh dengan teriakan kagum memadati koridor tersebut. Nathan berhenti disuatu ruangan yang cukup besar dan pintu yang bertuliskan "RUANG MUSIK", Nathan menarik gagang pintu dan masuk ke ruangannya.
Tampak tiga orang temannya sedang asyik bercanda dengan salah satu memegang gitar di pangkuannya, Entah apa yang sedang mereka bercandakan. Nathan berjalan mendekati mereka, begitu salah satu dari mereka menyadari kehadiran Nathan, ia langsung bersuara.
"Nath, pipi lo kenapa?" tanya gadis berambut coklat di depannya, kedua temannya pun menoleh ke belakang, terkejut melihat wajah Nathan yang lebam dan sedikit darah menghiasi ujung bibirnya.
"abis berantem." jawab Nathan santai sambil menduduki kursi kosong dekat salah satu cowok temannya.
"Sama cewek itu?" ucap salah satu dari mereka yang bernama Matt, ia menatap Nathan memastikan. Nathan hanya mengernyit bingung dengan apa yang Matt katakan barusan.
"Cewek? Itu?" tanya Nathan mengangkat alisnya sebelah.
"Hm, gue sempat liat lo berantem tadi, pas dikantin," jelas Matt. "Namanya Derin," lanjutnya lagi.
"Derin? Lo tau?" tanya Nathan penasaran.
"Tetangga sebelah gue, dia paling jutek, kalo sama orang asing."
"Ooh." Nathan mengangguk paham, ternyata cewek yang menyerangnya tadi bernama Derin.
"Nath, orangnya cantik gak? Buat gue boleh dong." cowok sebelah Nathan yang bernama Raka memasang tampang playboy-nya.
"Cakep sih, tapi galak, ambil aja!" ujar Nathan. Segera Matt menoyor kepala Raka dan Nathan.
"Enak aja lo, maen ambil. Pokoknya diantara kalian gak ada yang boleh deket deket atau modusin Derin!" Raka berdecak sebal dan melempar tatapan jijik kepada Matt.
"Dih, najis. Kalo lo suka sama si Derin Derin itu bilang aja kali." Raka mencibir.
"Enak aja! Gue udah anggep Derin adek gue, jadi wajar aja dong, gue ngelarang kalian deketin Derin." Matt melotot.
Matt dan Raka memang teman dekat Nathan sejak ia pertama kali menjadi anak baru di sekolah ini. Nathan memang mudah bergaul. Belum lama disana, Ia sudah sudah dekat dengan cowok pentolan sekolah.
"Udah udah ah, paan sih? Kok jadi berantem gini, oh ya Nath, lukanya udah diobatin belum?" tanya cewek berambut pirang di depan Nathan yang sedari tadi diam memperhatikan perdebatan aneh teman-temannya. Keyzela, atau biasa dipanggil Keysha adalah sahabat Nathan dari kecil.
"Belum, tapi udah mendingan kok." jawab Nathan.
"Oiya, nih tissue basah buat ngilangin bekas darah di bibir lo." Keysha menyodorkan tisu basah digenggamannya ke Nathan.
"Thanks, Key" Nathan menerima tisu basah tersebut dan mengusapkan ke sudut bibirnya yang berdarah.
"hm, eh, besok kalian ada acara gak?" tanya Keysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Games Over
Teen FictionDerin Alexa Adriana, gadis periang dan jutek yang terjebak dalam sebuah permainan konyol dari kedua sahabatnya, Luna dan Keira. Permainan yang menjerumuskan ke dinding permusuhan diantara ketiganya. Dilema, apa Derin harus tetap menjalankan misi te...