Derin POV
"Lo serius tadi malem dinner--"
"Bukan dinner! Cuma nemenin." bantah gue.
"Ok ... Oke, maksud gue nemenin Nathan makan? Terus dia gimana? Terkesan gak? Dia bilang apa aja?"
Luna bertanya menggebu-gebu gak ngasih kesempatan gue buat jawab. Gue hanya memasang muka bosan sambil menopang dagu dengan tangan. Gue sama Luna lagi nongkrong di warteg bakso depan pagar sekolah.
Berhubung gue sama Luna lagi free class pada jam pelajaran pertama, kita manfaatin waktu buat ngacir ke abang tukang bakso depan gerbang sekolah. Sekalian ngutang bakso cap kutu comber legendarisnya. Sekilas aneh emang, tapi pas gue tanya jawabnya "Mengenang masa lalu." entah apa yang dikenang, gue juga gak terlalu tau.
Satpam di sekolah gue juga baik banget mau bukain gerbangnya di jam segini. Orangnya mah kaya kartu yang sering gue pake, 'always on'. Salut gue.
"Masih sama kaya biasanya ... Nyebelin tau gak! Kalo aja bukan
karna gue pengen kenalan sama temennya si Keysha - Keysha itu, naudzubillah tujuh turunan banget gue mau nemenin cowok jangkung yang mukanya kata tinta fotokopian. Pasaran banget cuy!"Luna menyesap minumannya, ''Segitunya? Jangan terlalu ngebenci, entar suka loh. Awas aja ampe suka. Gue makan lo!"
Gue nyengir jijik. "Gue? Suka? NO! Sembarangan aja lo kalo ngomong!"
"OOEY!!"
Teriak Keira dari depan gerbang. Cewek itu berlari kecil menghampiri kami dengan napas terengah-engah. Bisa ditebak, pasti abis kabur. Gue menggeleng 'kasihan'.
"Sialan! Susah banget buat gue kabur dari pelajarannya Pak Slamet alias Mbah Met trulalala,"
Persis seperti dugaan.
"Terus?"
"Pas gue mau kabur Mbah Met ngelempar gue pake akiknya. Gue nyaris keselek sama akik legendarisnya tau gak. Untung gak kena." jelasnya setelah itu menyesap minuman gue tanpa ijin.
"Oh malangnya nasibmu Nak
... Bude ampe tercengang loh." Luna seolah memperaktikan gaya bahasa Bude Lela, Budenya Keira."Najis."
"Kalo kena?" tanya Luna.
Berhenti menyesap, Keira menaruh kembali ke asalnya. "Gue obral ke toko bangunan."
Sontak kami tertawa ngakak. Emang ya si Keira kalo ngomong sekali jeplak, orang langsung ketawa ngakak. Oh tuhan dikasih makan apa nih orang sama Nyokapnya.
"Bagi-bagi ya, lumayan akiknya buat kakek gue." celetuk gue.
"Kake' lo doyan akik? Tenang, kapan - kapan gue colongin semua tuh akiknya Mbah Met tersayang."
"Oh iya, terus lo-nya gimana? Lo terima jadi assistant Nathan?" Luna mengalihkan. Sontak Keira membulatkan matanya. "Oiya?!" ucapnya gak percaya.
Gue mengangkat bahu. "Gak ada pilihan lain."
"Gini deh …" Keira menatap gue kemudian beralih ke Luna dengan serius. "Kalo menurut gue itu kesempatan bagus. Karna lo bisa deketin Nathan dan jalanin misi kita." sarannya.
Sedetik kami membelalakkan mata mendengar saran Keira. Cukup singkat, tapi mencengangkan. Aneh.
"Terus kalian gak ngapa-ngapain gitu? Gak! Gak boleh, itu gak adil namanya. Masa gue doang yang jalanin misinya," protes gue gak terima.
"Berhubung ini udah ketiga harinya gue jalanin ini. Sekarang gantian lo berdua."
Luna menghela napas. "Oke, gue selanjutnya. Tapi gue gak tau cara ngedeketinnya gimana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Games Over
Teen FictionDerin Alexa Adriana, gadis periang dan jutek yang terjebak dalam sebuah permainan konyol dari kedua sahabatnya, Luna dan Keira. Permainan yang menjerumuskan ke dinding permusuhan diantara ketiganya. Dilema, apa Derin harus tetap menjalankan misi te...