"Lo cari ini?"
Ucap seseorang di samping Derin sembari menepuk pundaknya pelan. Cewek itu melirik sekilas, tepat mengarah ke sesuatu yang disodorkan orang itu untuknya. Terlihat benda tebal berbentuk persegi panjang bertuliskan 'SEJARAH PENEMUAN PENEMUAN'.
Seketika mata Derin berbinar dan menampakkan senyum sumringahnya, buku yang ia cari kini berada di depannya.
Cewek itu lantas mendongak, seketika matanya terbelalak melihat orang itu. Orang yang tidak pernah Derin harapkan kehadirannya.
-Nathan.
"Nih, buat lo. Ambil aja." Nathan masih menyodorkan buku tebal milikknya untuk Derin.
Membuang muka, menghela napas panjang kemudian berbalik melirik cowok itu jutek. "Sori, gue gak minat ambil buku itu"
"Kenapa? Bukannya lo lagi butuh ini buat ngerjain tugas lo 'kan?"
"Tadinya, mendingan lo bawa aja deh, gue bisa pinjem sama yang lain."
"Yakin? Hari ini terakhir ngumpulin tugasnya loh, kalo aja lo pinjem temen lo, gue gak yakin kalo mereka bakalan minjemin bukunya--" Nathan mengedipkan matanya sebelah, masih saja berusaha membujuk Derin. "Perlu lo inget, hukuman hari ini cukup berat bagi siapapun yang--"
"SHUT UP!"
Potong Derin kesal, Nathan berhenti bicara dan tersenyum miring. Derin dengan gusar mengambil benda tebal itu dari tangan Nathan.
"Fine, gue pinjem buku lo! Puas!" ucapnya mengerucutkan bibir seraya berjalan keluar menjauhi Nathan.
Nathan yang masih di tempat, ia hanya menggeleng geleng sambil tersenyum kemenangan.
***
Di jam pulang, Derin dan kedua sahabatnya memutuskan untuk pulang bersama. Berjalan santai menyusuri koridor dekat lapangan diiringi candaan dan gelak tawa dari ketiganya.
Sederhana.
Tetapi cukup menyenangkan bagi Derin bisa tertawa lepas seperti ini dengan sahabat terkonyolnya itu. Beberapa waktu ini, tak sering mereka terlihat pulang bersama. Karna ketiganya mulai menginjakkan kakinya di kelas XII, tak heran bila tugas menumpuk mulai mengurangi kebersamaan indah mereka.
Berjalan sekitar pinggir lapangan. Terlihat beberapa siswa sibuk berlatih basket di sana. Seperti biasa, Luna pasti menyempatkan waktu untuk melirik cowok cowok ganteng yang sedang beristirahat di tribun lapangan basket.
"OMG! Guys, liat deh liat!--" Luna menunjuk salah satu dari mereka yang bermain basket. Sontak Derin ikut melihat arah tunjuk Luna. "Demi apa?! Barusan Nathan ngelirik guee!!" ucapnya kegirangan sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"DERIN!"
Panggil Nathan mengedipkan matanya sebelah. Tangan kanannya masih sibuk memutar bola dengan ujung jarinya. Terkejut, Luna dan Keira menatap Derin melongo. Sedangkan Derin, ia hanya melirik Nathan jijik.
"Der, Lo ... "
Keira bertanya membeo. Derin memalingkan muka dan berlari kecil menjauhi lapangan itu. Kedua sahabatnya yang masih bingung di tempat, mereka juga ikut mengejar langkah cepat Derin.
Mulai seimbang dengan langkah Derin, dengan cepat Keira menahan lengan Derin. Sontak cewek itu berhenti. "Apa?" tanyanya santai.
"Lo sama Nathan--"
"Udahlah. Gue males ngomongin dia, pulang aja yuk."
Terpaksa dengan berat hati, mereka menyetujui ajakan Derin untuk langsung pulang. Derin tersenyum lega melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Games Over
Fiksi RemajaDerin Alexa Adriana, gadis periang dan jutek yang terjebak dalam sebuah permainan konyol dari kedua sahabatnya, Luna dan Keira. Permainan yang menjerumuskan ke dinding permusuhan diantara ketiganya. Dilema, apa Derin harus tetap menjalankan misi te...