Chapter Eight

194 9 0
                                    

Keysha mengintip dari celah belakang tirai merah. Terlihat di depan banyak orang orang berpakaian resmi, menunggu acara berlangsung. Dengan perasaan grogi menyelimuti Keysha sambil menggigit kuku jarinya.

Cewek itu menoleh ke samping, dilihatnya Nathan yang sedari tadi diam memperhatikan cewek itu. "Nath, gue grogi, nih. Kalo penampilan gue jelek gimana?" Keysha mondar mandir di tempat, masih menggigiti kukunya.

Nathan menyunggingkan senyum, mengelus puncak kepala Keysha. "Tenang, ada gue, Raka, Matt yang selalu ngedukung lo apapun juga, Overpede aja, gue yakin lo pasti bisa karna lo hebat. Kalo pun jelek seenggaknya lo udah usaha jadi yang terbaik. Ngerti?" semangatnya sambil menepis tangan Keysha di bibirnya.

Tak mudah tampil di depan orang banyak menurut Keysha, butuh usaha. Terutama penyesuaian diri, Keysha terlalu pemalu di bidang itu.

Keysha mengangguk sambil tersenyum sumringah. "Thanks ya. Gue seneng punya sahabat kaya kalian bertiga. Pokoknya gue pasti bisa!"

***

"Lo ngapain masih disini?"

"Gue disuruh Nathan nungguin lo disini."

Jawab Raka saat Matt datang menanyai keberadaan cowok itu. Di parkiran sambil menyender di mobilnya, tepat di sebelah mobil Matt. Masih terfokus dengan video gamenya tanpa menoleh Matt.

"Nathan?" tanya Matt lagi.

"Ada noh, di backstage sama Keysha." tunjuknya dengan dagu.

Geram karna Raka masih sibuk dengan video gamenya, Matt merampas benda itu dari tangan Raka. "Woy! Lo ap--" Raka melihat seorang cewek yang dibawa Matt. "Wow, siapa nih?"

"Kenalin ini temen gue--" belum sempat melanjutkan perkenalannya dengan cepat Derin memotong. "Derin."

Tampak perubahan di wajah Raka. Cowok itu terlonjak kaget saat bertemu dengan yang namanya Derin. "Ooh. Jadi ini yang-Aww! Sakit, begs!" Raka mengaduh saat Matt menoyor kepalanya.

Derin hanya mengernyitkan keningnya melihat tingkah dua orang di depannya. "Hem, Hello acaranya bisa ditunda nanti gak?" alih Derin bosan. Sontak kedua orang itu menoleh kearahnya.

"Tau' nih."

"Ya, ya kita masuk."

Berjalan beriringan ke dalam. Duduk di salah satu kursi depan dengan perasaan takjub, dekorasi furniture tertata rapi serba putih dan bau bunga lily menyerbak memadati gedung itu.

"sebenarnya emang gedungnya yang mewah atau guenya aja yang gak pernah kesini?" pikir cewek itu.

"Der, lo tunggu disini dulu ya. Gue ke toilet bentar." Matt beranjak dari duduknya dan berjalan menjauhi Derin.

Derin mengangguk. Belum lama Derin menatap punggung Matt yang menjauh, seseorang duduk di sebelahnya. "Hai." sapanya.

Derin menengok, seketika hampir terlonjak kaget saat mendapati Nathan di sampingnya, mengedipkan matanya. Mengerjap beberapa saat kemudian memasang tampang bosan. Tidak salah kalau Nathan ada disini, secara notabenya teman Matt, gak heran kalau cowok itu selalu ada dimanapun kaya sinyal WiFi.

"Hai juga." balas Derin tersenyum simpul sembari memalingkan muka.

"Ternyata Derin bisa ke tempat yang beginian juga ya. Gue kira sukanya nongkrong di bup."

"Hm, makasih atas pujiannya." ucap Derin dengan penuh penekanan di setiap suku katanya.

"Sama-sama."

Games OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang