Author POV
"Der! Lo liat snack kentang yang kemarin baru gue beli, gak?!"
Adrian setengah berteriak kencang dari bawah kamar Derin. Sedaritadi cowok itu sibuk mondar-mandir di rumahnya mencari snack kentang yang baru dibelinya kemarin. Seingatnya, Adrian membeli beberapa bungkus dan masih tersimpan rapi di kulkas. Dan belum dua hari lamanya, bungkus snack-snacknya mendadak luput dari kulkasnya.
Adrian mendesah frustasi. Cowok itu menengadahkan kepalanya ke atas begitu ia berhenti melanjutkan aktivitas mencarinya di bawah tangga kamar Derin. Adrian mengernyitkan keningnya tatkala daritadi ia tidak mendengar jawaban apapun dari kamar Derin saat ia bertanya tadi.
Mulai penasaran dengan apa yang terjadi, cowok itu langsung melangkahkan kakinya menaiki tangga. Menuju kamar Derin. Selama diperjalanan, Adrian hanya menyipitkan mata sambil menerka-nerka apa yang terjadi di kamar saudaranya itu.
Tanpa mengetuk pintu ataupun berbasa-basi memanggil nama Derin dari arah pintu luar kamar, Adrian langsung masuk setelah membuka pintunya. Adrian mengerjapkan matanya, berusaha meneliti tiap sudut kamar Derin, dan berharap ia menemukan cewek itu disana.
Namun, setelah beberapa detik cowok itu meneliti, ia mengendik pasrah saat seseorang yang dicarinya tidak tertangkap oleh indra penglihatannya. "Mungkin Derin gak ada di kamar kali ya?" gumamnya sambil memutar balik tubuhnya.
Tapi, belum sampai lima langkah Adrian berjalan, ia mendengar suara bersin yang mengagetkannya tiba-tiba. Kontan Adrian menoleh cepat dan menghampiri ke sumber suara.
"Astaga, Ya Tuhan!" pekiknya kaget saat cowok itu mendapati sosok perempuan dengan wajah yang sepenuhnya tertutup oleh rambut hitamnya sedang tidur telungkup di karpet biru bawah kasur.
Perempuan itu lantas beranjak dari posisinya. Duduk tegak saat ia melihat seseorang berada di kamarnya. "Anjir! Lo pikir gue setan?!" kesalnya sambil menyibak beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya. Sesekali mengusap-usap hidungnya kasar sehabis bersin tadi.
"Hehe, sori. Gue gak tau. Ya lagian tampilan lo gitu amat kaya dedemit kuburan." Adrian menyengir lalu ikut menghempaskan tubuhnya di karpet sebelah Derin.
"Sialan lo." Derin mendengus memalingkan muka seraya melepas sumpalan earphone di telinganya.
Begitu tahu penyebab utama kenapa Derin tidak menyahut pertanyaannya, Adrian mendengus kasar. Sesekali mencibir. "Ooh, jadi ini," Adrian melintir telinga Derin sebelah dengan kesalnya. Derin yang terkesiap dengan jeweran Adrian, cewek itu hanya meringis kesakitan seraya berusaha melepaskan tangan Adrian. "pantesan daritadi gue tanyain gak nyaut-nyaut."
"Ish! Aww! Sakit, Yan! Lagian lo nanya apa sih?!"
"Liat snack gue gak?"
Derin terdiam sejenak. Cewek itu menurunkan pandangannya ke sebelahnya. Bertepatan dengan Adrian yang sedikit mulai mengendurkan jewerannya, cowok itu ikut menurunkan pandangannya mengikuti arah pandang Derin.
"Ini bukan?" Derin mengangkat sebungkus snack di depan Adrian. Begitu cowok itu tahu objek yang sedaritadi dicarinya berada di depannya, Adrian buru-buru menormalkan ekspresinya karena menahan emosi yang hampir memuncak sampai ubun-ubun.
"Lo ... abisin semuanya?" tanyanya geram.
Derin melihat bungkus yang dipegangnya sejenak, lalu kembali melihat Adrian yang masih geram ditempatnya dengan tatapan polos seperti bocah gagu. "Enggak. Nih, masih ada dikit. Bentar lagi abis, mau?" tawarnya sambil menyodorkan bungkus yang pegangnya tanpa mengetahui arti dari tatapan nyalang Adrian.
"Lo abisin semuanya?"
Derin menghela napasnya. "Enggak. 'Kan udah gue bilang enggak."
"Sama aja! Lo udah ngehabisin makanan favorit gue! Bisa gak sih, lo ijin dulu kalo mau ngambil? Itukan snack kesayangan gue. Gue juga jarang ada waktu buat beli. Lagian itu snack juga jarang ada di supermarket, Der!" omelnya panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Games Over
Novela JuvenilDerin Alexa Adriana, gadis periang dan jutek yang terjebak dalam sebuah permainan konyol dari kedua sahabatnya, Luna dan Keira. Permainan yang menjerumuskan ke dinding permusuhan diantara ketiganya. Dilema, apa Derin harus tetap menjalankan misi te...