6...

34.9K 2.1K 27
                                    

Setengah jam aku berkutat dengan laporan keuangan bulan ini membuatku terhanyut dengan pekerjaan seperti biasa. Tiba-tiba teleponku berbunyi.

"Halo"

"Maaf miss. Dibawah sedang terjadi keributan anta-"

Aku langsung menutup telpon dan berlari keluar ruangan. Lina menatapku kaget.

"Lina batalkan semua scedullku hari ini.", teriaku sambil berlari meninggalkannya.

"Baik miss", ucapnya yang masih bisa ku dengar.

Setelah sampai dilantai bawah. Aku langsung menatap kearah kerumunan.

"NGAPAIN KALIAN MASIH DISINI. KEMBALI KE TEMPAT KERJA", teriakku tegas. Semua karyawan menatapku ngeri. Dan berjalan meninggalkan kerumunan.

"Miss", ucap seorang satpam. Aku mengangkat tanganku.

"Ini urusan saya", ucapku tegas. Satpam itu mengangguk dan berdiri agak jauh dari tempat kejadian.

Aku tertawa iblis menatap Zigo yang berbaring diatas lantai dengan luka lebam yang aku yakini dihadiahi oleh my brother tersayang.

"Fina, aku mau bicara dengan kamu", lirihnya.

"Masih berani lo mau bicara dengan adik gua?. Masih berani setelah apa yang gua perbuat ke elo?. Mau nambah hadiah lo!", teriak abangku murka.

Aku tersenyum sinis. "Lo lupa lagi main-main dengan siapa Zig?", ucapku lembut.

"Fin aku mau jelasin semuanya. Ak-"

"Gak ada yang perlu lo jelasin lagi. Semuanya sudah jelas", ucap Gevin tegas.

"Lo denger kan apa yang dibilang CALON SUAMI GUA!", ucapku dengan menekankan kata 'calon suami gua'.

"Calon suami?", tanyanya. Zigo berusaha berdiri.

"Jangan ganggu CALON ISTRI GUA. Seharusnya lo jagain istri lo yang sedang ngandung anak lo itu. Bukannya ngegodain calon istri orang!", ucap Gevin tajam.

Zigo menatapku tak percaya. "Lo bohong kan? Kalian cuma sandiwara kan?. Fin jelasin ke gua kalo ini semua bohong. Gua cinta sama lo Fin", ucapnya sedih.

"Hahahaha. Bohong?. Lo tau gua selalu serius Zig. Gua dan Gevin akan menikah. Gua gak bohong gua serius. Seserius lo nidurin spupu gua yang sama gak tau dirinya dengan lo", ucapku sarkas.

"Bagaimana bisa. Kamu gak cinta sama dia. Aku tau kamu cinta sama aku. Iya kan Fin?", ujarnya ngotot.

Aku tertawa sinis. "Apa yang gak bisa didunia ini. Lo aja bisa nidurin spupu gua. Masa gua gak bisa nikah sama Gevin. Lo lawak banget. Cinta gua sudah hilang sejak gua mergokin lo saling mendesah dengan spupu gua", aku tersenyum iblis.

"Sudah Fin. Kasian dia bakal malu kalau semua orang tau apa yang dilakuin oleh CEO TAMPAN dan TERHORMAT ini.", ucap abangku sarkas.

"Pulang lo sana. Gua MUAK LIAT MUKA LO YANG SOK SUCI ITU BASTARD!", setelah mengatakan itu aku berjalan kembali keruanganku.

"KALIAN SEMUA MAU SAYA PECAT!", teriakku saat mendapati karyawan yang masih mengintip perperangan tadi. Semuanya pun kabur ketakutan.

Dasar tukang gosip!.

---------------------------------------------

"Kenapa abang gak buat dia sekarat aja sih bang", ucapku kesal.

Banh Fino berdecak. "Gua masih punya hati nurani kali dek. Dia itu suami Seyra. Kan lo tau Seyra hamil", ucapnya lembut sambil mengelus rambutku. Abangku selalu tau cara menenangkanku.

Best Friend Be Love {1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang