25...

27.9K 1.4K 13
                                    

"Loh, lo balik lagi kak Bee", ucap Ana yang baru pulang dari jalan-jalan bersama pacar barunya.

"Lo ngusir gue?", tanya Fina sarkas.

Ana hanya nyengir kearah Fina. "Sensi amat, lagi banyak masalah ya?. Cerita dong", Ana emang sudah ngerti dengan mood Fina kalau sudah marah-marah. Itu tandanya Fina sedang menanggung beban masalah. Karna menurut Fina kalau dia bisa marah-marah itu membuat emosinya terlampiaskan dan kasihannya hanya sama Ana, Fina begitu. Biasanya Ana juga akan memancing marah Fina tapi kali ini, mood Ana sedang bahagia-bahagiaya yang berarti Ana gak mau merusak moodnya.

"Bacot elah", ucap Fina jengkel.

Ana pun terkekeh santai. "Beneran gak mau cerita. Gue bobo nih.", ancamnya.

"Sana elah, berisik lo", omelnya.

"Dih, sensi amat lo."

"Sana elah. Gue terjang juga lo", ucap Fina jengkel.

Ana bergidik ngeri. Ia menatap muka Fina yang sudah mengeluarkan bendera perang.

"Gawat bener dah. Bakal terjadi perang kedua dunia nih", batinnya. Ana yakin masalah yang sedang dihadapi Kakak ketemu besarnya ini pasti sangat berat. Karna dia sudah hafal dengan tipe-tipe alasan Kak Beenya itu marah-marah. Dan hanya kepada Ana, Fina begitu.

"Yaudah deh kalau gak mau cerita gak apa-apa. Jangan terlalu dipikirin Kak Bee. Jangan dipendem, gue siap dengerin cerita lo dua kali dua puluh empat jam. Lo taukan kentut? Kentut kalau ditahan bikin penyakit. Gitu juga masalah, pasti-"

"Berisik lo. Gu lempar juga ni vas", geram Fina.

Ana terkekeh. "Kumat kumat", ucapnya pelan.

"Gue denger!. Gue robek juga mulut lo An", ancam Fina.

"YA ALLAH KAK SEREM AMAT!", pekiknya.

"Sepatah kata keluar dari mulut lo lagi, satu gerakan buat melayangin vas ini kejidat jenong lo", ancamnya lagi.

Ana menahan tawanya dengan kedua tangan yang menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

"Pergi lo. Eneg gue liat tampang lo.", usir Fina. Ana hanya mengangguk patuh mengalah dan berjalan kekamar dengan pelan.

Tin tin tin

"Ana, tolong bukain pintu ya.", ucap Fina lembut seakan sebelumnya gak ada masalah saat Ana masih berada disekitar penglihatannya. Yaps, itu berarti antara masalahnya udah tersalurkan akibat marah-marah ke Ana. Atau gak si tamu ini penyebab permasalahannya.

Ana hanya menggeleng takjub. Dan berbalik berjalan kearah pintu. Bisa Ana tebak pasti sumber masalahnya orang yang akan dibukakan pintunya ini, karna Kak Beenya kalau marah kepadanya harus lama dulu baru bisa tersalurkan sedangkan tadikan hanya sebentar karna Ana sedang tak ingin merusak hari bahagianya.

Ceklek

"Gevin", panggil Fina sebelum Ana sempat mengeluarkan sepatah kata. Ana langsung menyingkir tahu diri dan berjalan menuju kamar meninggalkan sepasang pengantin baru ini.

Gevin tersenyum hangat kearah Fina. Wajahnya menggambarkan kebahagiaan seperti seseorang yang tak mengalami kejadian yang menegangkan sebelumnya.

"Lo dari mana aja. Tadi, tadi gue kerumah Riana. Tapi, Dilon nyuruh gue buat pulang.", ucap Fina. Fina tadi memang kerumah Riana tapi saat dia dan Zigo memaksa Winoga memberitau dimana Riana dan Gevin. Dilon datang menghampirinya. Dia menyuruh Fina pulang. Dilon bilang Gevin baik-baik saja. Dan dia berjanji akan membawa Gevin pulang kerumah Fino, tempat Fina menginap selama di Singapore.

Best Friend Be Love {1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang