"Ssuutt sssuut ssuutt", kode Ana.
Gevin yang sedang dikode pun menoleh ke balkon samping kamar yang dia tempati saat ini.
"Lo kenapah?", tanya Ana kepo sambil berusaha memanjat batas pemisah antara balkon kamar yang ditempati Ana sama Gevin.
Gevin hanya menggeleng dan diam seribu bahasa. Ana menatap abang spupunya lakat-lekat.
"Lo kenapa sih? Cerita dong!", paksa Ana. Dan lagi-lagi Gevin masih saja menggeleng.
"Ck, beda banget sama Kak Bee. Yang bini kalau ada masalah suka ngelampiasin dengan marah-marah ke gue lah yang si lakinye malah diemin gue seribu bahasa gini, udah kayak lirik lagu zaskia gotik aje.", omel Ana.
"Itu seribu alasan bukan seribu bahasa", protes Gevin.
"Lo pernah jatuh cinta gak sih?", lanjutnya.
"Ya pernahlah. Sama-"
"Sama siapa?", Gevin melirik adik spupunya yang tiba-tiba terdiam.
"Sama ituu hehe. Sama-"
"Jangan bilang kalau lo Selama ini pacaran sama mantan pacar sahabat lo itu?", tuduh Gevin.
Ana hanya meringis dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hehe", cengengesnya.
"Mashaallah astaghfirullah subhanallah Allahuakbar ANA!", bentak Gevin geram.
"Maaf bang.", cicitnya takut.
Gevin menghela nafasnya kasar. "Sekarang masih?", tanyanya.
Ana menggeleng cepat. "Udah putus. Dia duain gue dengan sahabat gue", keluhnya.
"Ck, gue bilang juga apa. Lo sih lenjeh", ucap Gevin kesal.
"Jadi selama lo ngilang itu. Lo-"
"Sstttt", desis Ana dan langsung menutup mulut Gevin dengan tangannya.
"Kok jadi ngomongin gue? Kan gue mau denger cerita lo. Bukannya lo dengerin cerita gue dengan marah-marah gak jelas", protes Ana.
"So, ada masalah apa lo sama Kak Bee?",
Gevin diam sejenak lalu dia menceritakan kejadian yang terjadi beberapa hari ini sampai lah kejadian yang baru saja terjadi tentang Fina yang mencintai dua laki-laki.
"Ya Allah Bang. Lo lebeh ngetz coi!", ucap Ana setelah mendengarkan segala keluh kesah gunda gulana Gevin.
"Idup lo lama-lama kayak film india. Lo tau film uttaran? Lo mirip banget si Vans tau gak?. Udah syukur si Icha mau nikah sama dia, eh banyak tingkah dianya. Mirip banget tingkahnya sama lo bang. Bertele-tele tau?", omel Ana dengan kesal. Gantian sekarang waktunya dia yang marahi Gevin.
Gevin mengacak rambutnya dengan frustasi. "Lo gak tau sih rasanya jadi gue. Emang lo mau berbagi hati?. Siapa lagi itu Vans, Icha gak kenal!", rutuk Gevin.
"Lo gak kenal? Berarti hidup lo kurang drama!. Ya enggak mau lah berbagi hati emang gue Bella Sofie yang mau dijadiin bini kedua?. Tapi, coba deh lo pikir. Kak Bee kan mulai ada rasa waktu dia jadian sam si Ngigo-"
"Zigo", potong Gevin.
"Iya si Zigo. Lagian ya lo kan nyadar semua ini karna lo. Kenapa lo malah marah?. Seharusnya kalau lo tau lo juga ikut andil salah. Jangan nyalahin Kak Bee dong. Lo childish ya makin tua, gak sadar umur", damprat Ana.
Gevin menghela nafasnya lagi lagi. "Terus gue harus gimana donggg?", tanyanya bingung sendiri.
"Lompat noh dari balkon", ucap Ana sarkas. Gevin pun berdiri dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend Be Love {1}
Teen FictionSebagai sahabat yang baik aku akan melakukan apapun untuk membuat sahabatku tersenyum. Tapi tidak dengan membantunya untuk move on. Aku tidak mungkin menerima lamaran sahabatku yang padahal aku tahu dia masih mencintai gadis itu. Dan aku akan berakh...