Author's note:
Aku cuma mau bilang. Dari awal pembuatan cerita ini, ku konsep menjadi double couple... jadi ada dua kisah cinta disini... aku gamau ada komen kayak "Kok maxkinya dikit" bla bla bla.... dan semacamnya... Aku cuma mau berbuat adil sama kedua couple favorit aku ini.. so, guys... aku minta maaf jika ceritaku gak sesuai dengan apa yang kalian harapkan... Aku cuma mau menyalurkan apa yang ada di otakku.. maaf jika kurang berkenan dan terimakasih buat komen dan vote kalian.Aku cinta kaliaaannnn *muuaaaachh *kecupbasah*
E N J O Y!!
Yuki berjalan menyusuri koridor kelas dengan Maxime di sebelahnya. Dan disepanjang perjalanan pun, semua mata terpaku pada dua sejoli ini. Entah Mereka yang kaget karna melihat Yuki tiba-tiba memakai kruk atau kaget karna tiba-tiba Maxime mau berjalan bersama Yuki yang notabennya bukan orang 'sekelas' Maxime.
Yuki menunduk dalam saat beberapa orang mulai berbisik saat Mereka melewatinya. Namun kemudian, tangannya serasa diselimuti kehangatan saat Maxime menggenggamnya. Yuki mendongak dan menoleh menatap Maxime yang kini tengah tersenyum manis padanya.
"Kenapa kamu liatin bawah terus sih? Nyari koin?" Tanya Maxime jail membuat Yuki mendelik tajam kearahnya.
"Jangan mulai deh, Max!" Ketus Yuki.
"Kok kamu manggilnya gitu sih?"
"Gitu apanya?""Itu. Masa panggil aku Max?"
Kening Yuki mengkerut dalam, "Lhaa kan memang nama kamu Maxime? Memangnya sejak kapan kamu ganti nama?" Tanya Yuki bingung.
Maxime membantu Yuki menaiki tangga dan memapahnya saat gadis itu kesulitan menapaki anak tangga, "Namaku emang Maxime. Tapi kan sekarang aku pacarnya kamu... yaa panggil sayang atau apa kek gitu.. my baby, my sunshine, my honey, my lovely..."
Yuki bergidik geli saat Maxime menyebutkan beberapa panggilan 'sayang' yang menurutnya menggelikan. Yuki bukan orang yang cheesy, jadi tidak biasa kalau harus menyebutkan beberapa nama panggilan itu pada orang lain. Bahkan, saat Maxime memanggilnya dengan beberapa panggilan itu terkadang Yuki merasa risih sendiri.
"Kamu lebay banget deh!" Yuki memukul pelan pundak Maxime membuat lelaki itu meringis pelan.
"Pacarnya siapa?" Maxime menaikkan satu alisnya.
"Au ah.." Yuki berlalu memasuki kelasnya sementara Maxime terkekeh senang.
❤❤❤
Bel istirahat berdentang dan semua murid pun berhamburan keluar kelas .
Prilly, Icha, Itte dan Gigi pun keluar kelas bersama dan berjalan santai menuju kantin.
Beberapa siswi saling berbisik sambil melirik Prilly saat keempat gadis itu melewati Mereka. Membuat Prilly mengerutkan keningnya bingung dan juga risih. Dia memang sudah sering menjadi pusat perhatian dimanapun, tapi melihat beberapa siswi yang meliriknya sinis membuat Prilly diam-diam penasaran dan juga sebal.
Ada apa sih sebenarnya?
"Gue gak nyangka yah, ternyata Prilly dulu penghianat banget.. Sama sahabat sendiri lagi.. dan lo tau gak siapa sahabatnya yang udah dikhianatin Prilly?"
"Siapa?"
"Ghina guys! Demi apapun gue ga nyangka... pantesan si Prilly gasuka banget liat Ghina.. Padahal seharusnya Dia yang malu karna udah berkhianat sama sahabatnya sendiri."
Prilly menghentikkan langkahnya saat mendengar percakapan dari beberapa siswa dipinggir koridor. Icha, Itte dan Gigi memandang Prilly dengan tatapan waspada. Jelas lah Mereka semua mendengar pembicaraan ketiga gadis itu, dan sudah dapat dipastikan saat ini Prilly pasti sedang menahan emosinya untuk tidak mencakar ketiga gadis yang bergosip tentang dirinya secara terang-terangan.