Gomen baru apdet yaa semua.. kemarin lagi banyak tugas dan harus ngerjain laporan PKL juga. fiuhh.. dan ini sesuai dengan janjiku untuk apdet malam ini.
maaf kalau makin jelek dan gajelas dimana-mana yaa, aku sudah buntu dan gak ada mood lagi buat lanjut. voters dan komen kemarin menurun, bikin aku nambah down aja. -______- rasa-rasanya mau aku tamatin sampai disini aja deh. -,- dan sebenarnya memang beberapa part lagi akan tamat. so, staytune aja. Ini aku gak private jadi kalian bisa bebas buat baca. Dan kalau udah end pun aku gak akan hapus kecuali ada satu hal yang nanti mungkin mengharuskan aku menghapus cerita ini.
oke?
E N J O Y
Tidak ada yang lebih menyebalkan kecuali kamu ditinggalkan pacarmu berangkat sekolah duluan, entah karna alasan apa, tapi yang jelas Yuki merasa kesal dengan Maxime saat ini. Ia tidak menyangka Maxime akan setega itu meninggalkannya hingga Ia harus berangkat kesekolah sendirian. Memang sebelumnya Yuki memang selalu berangkat sekolah sendiri, tapi apa tidak bisakah Maxime memberitahu padanya terlebih dahulu agar Yuki tidak menunggunya? Yuki bahkan hampir saja telat kalau Bu Wanda tidak memberitahu jika Maxime sudah berangkat duluan, bahkan Ibu dari kekasihnya itu pun bingung dengan kelakuan putranya satu itu
Dan dari tadi pagi pun, Yuki tidak melihat keberadaan Maxime beserta kawan-kawannya sampai jam istirahat saat ini. Kemana sebenarnya Mereka? Sampai melewatkan jam pelajaran begini.
Ia baru saja hendak ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong karna belum sempat sarapan. Ia mengecek ponselnya yang tidak menunjukkan notifikasi dari Maxime membuat rasa laparnya mendadak hilang.
Kening Yuki berkerut saat melihat kerumunan siswa-siswi ditengah koridor kelas. Yuki berjalan cepat dengan pikiran bertanya-tanya, Apa apa sih?
Yuki menghentikkan salah satu siswi yang baru saja keluar dari kerumunan tersebut dan menanyakan apa yang terjadi, "Oh. Itu, si Laura dikeluarin dari sekolah." Jawab siswi tersebut, Yuki mengerutkan keningnya bingung. Laura dikeluarkan dari sekolah? Kenapa?
Yuki hendak membuka mulutnya untuk bertanya lagi tapi sebuah suara menginterupsinya untuk beralih. Dilihatnya Dinda tengah berjalan kearahnya sambil memanggil namanya.
"Yuk.. lo udah tau berita hari ini?" Tanya Dinda saat Ia sudah berdiri didepan Yuki dengan raut wajah antusias, Yuki terdiam sejenak lalu menggeleng. Dinda menjentikkan jarinya dan tersenyum, "Laura si senior songong itu dikeluarin dari sekolah." Katanya dengan senyuman puas. Yuki tidak mengerti kenapa gadis didepannya ini terlihat senang sekali dengan kabar bahwa Laura dikeluarkan dari sekolah. Oh- Yuki baru ingat, bahwa ternyata Dinda memang tidak menyukai Laura dari dulu.
"Kenapa bisa?" Tanya Yuki sambil melirik kekerumunan siswa siswi yang sudah mulai berkurang itu. Dinda mengedikkan bahunya acuh, "Baguslah. Setidaknya biang kerok disekolahan ini sudah minggat." Katanya datar.
"Oh ya, kemana The Venue? Gue perhatiin dari tadi kayaknya gak kecium bau-baunya deh." Tanya Dinda menoleh kearah Yuki, Yuki mengedikkan bahunya acuh dan berlalu mendahului Dinda.
"Oi Oi.. kenapa sih? Lo lagi ribut sama laki lo?" Tanya Dinda menyejajari langkah Yuki, Yuki meliriknya malas dan melipat kedua tangannya didepan dada.
"Apaan sih?" Yuki mendelik tak terima dan berjalan mendahului Dinda, Dinda hanya melongo heran menatap kepergian sahabatnya.
Yuki menggerutu dalam hati, kenapa sih Dinda pake nanyain tentang Maxime segala? Gatau apa kalau dirinya sedang kesal sama lelaki satu itu. Udah pergi gak pake bilang dulu, gak ada kabar sama sekali, dikelas pun tidak ada. Kemana sebenarnya Maxime Bouttier Latuconsina, si cowok sok cool yang menyebalkan itu?