Ini masih fresh from the oven! Jangan lupa vote dan komennya.
Happy reading and sorry for typo^^^
Jangan lupa diplay musiknya!! Biar baper! Wkwkwk.*****
Yuki tengah membereskan perlengkapan untuk dibawanya besok saat Ibunya masuk kedalam kamar dan memanggilnya.
"Ada apa, bu?" Tanya Yuki masih melipat beberapa baju karna akan menginap selama dua hari dialam terbuka.
"Bu Wanda manggil kamu." Kata Ibunya seraya mengamati tas yang Yuki kenakan dan dibawa untuk acara besok.
"Hah? Ngapain?" Tanya Yuki menghentikkan aktifitasnya, Ibu menggeleng, "Ibu gatau, sayang." Lalu mengambil alih kegiatan Yuki melipat pakaiannya.
"Sudah sana kamu samperin saja. Siapa tau penting." Kata Ibunya, Yuki mengerutkan keningnya bingung dan membiarkan Ibunya menggantikannya membereskan segala perlengkapannya.
Yuki berjalan keluar paviliun dan memasuki rumah utama, Ia melihat Bu Wanda tengah siap-siap dengan pakaian formalnya sedang menelpon seseorang.
Yuki berjalan dengan ragu menghampiri wanita itu dan berdiri didekatnya, menunggu wanita itu menyadari keberadaannya.
Wanda menutup sambungannya dan memasukkan kembali ponselnya kedalam tas, dan saat itu juga Ia melihat Yuki tengah berdiri disebelahnya dengan kepala menunduk. Ia tersenyum dan berjalan menghampiri Yuki.
"Yuki.." Panggil Wanda seraya mendekatinya sontak membuat Yuki mendongakkan kepalanya. Ia menatap wanita didepannya dengan pandangan bertanya sekaligus kagum. Wanita ini cantik sekali dimasa tuanya, bahkan make up yang di pakai oleh wanita dihadapannya ini tidak terlalu menor dan terkesan natural.
"Saya mau pergi sebentar ketemu kakak saya, kamu bisa gak saya mintain tolong?" Kata Bu Wanda seraya memegang pundak Yuki, kening Yuki berkerut.
"Minta tolong apa ya, bu?" Tanya Yuki
"Maxime malas sekali kalau harus membereskan perlengkapannya sendiri untuk acara besok. Jadi kamu yang menyiapkannya saja yah, karna kan kamu pasti tau apa-apa saja yang harus dibawa besok, karna kalian sekelas. Biasanya sih saya, tapi karna saya harus buru-buru jadi saya minta tolong sama kamu. Gapapa, kan?" Kata bu Wanda panjang lebar, seketika Yuki membulatkan matanya lebar-lebar dan menatap Wanda tidak percaya.
"Ta.. tapi bu.."
"Saya sudah hampir telat ini, saya minta tolong ya Yuki. Terimakasih sebelumnya." Kata Wanda sebelum berlalu keluar rumah dengan langkah tergesa-gesa.
Yuki menghela nafasnya pasrah dan menatap anak tangga disampingnya serta mendongak dan memandang beberapa kamar yang berada dilantai dua. Dengan menghela nafas dan merapal doa dalam hati, Ia berjalan menaiki tangga dan menuju ke kamar Maxime.
Yuki sudah tau ruangan mana saja yang ada didalam rumah ini, karna Ibunya sudah menjelaskan dengan detail termasuk kamar pribadi Maxime. Ibunya bilang jika kamar lelaki itu adalah terdapat poster salah satu band asal Inggris didepan pintu kamarnya.
Yuki berhenti sejenak saat melewati kamar bernuansa doraemon disekeliling pintu kamar yang tertutup itu, dan Ia ingat waktu Ibunya bilang kalau kamar Prilly adalah yang paling berciri khas, dan ciri khasnya adalah doraemon. Jadi Yuki yakin kamar yang saat ini Ia tengah perhatikan adalah kamar Prilly.
Yuki berjalan sedikit kearah selatan seraya melongokkan kepalanya mencari kamar Maxime, dan perhatiannya tertuju pada ruangan yang berada paling ujung dan terlihat sepi dengan pintu tertutup. Ia berjalan menghampiri dan mengamati jelas-jelas pintu kamar didepannya. Dan benar, ini adalah kamar Maxime terlihat dari poster yang tertempel dipintu kamar lelaki itu.