Chapter 30 - The Problem Is Clear Enough?

1.6K 142 8
                                    

Part terakhir menuju ending! Sorry kalau gaje daaan Enjoooyyyy!!!!

Maxime terkejut seraya menoleh kedepan pintu kamar, Ia beranjak dari tempatnya dan berjalan kedepan pintu.

Tubuhnya tersentak kaget saat melihat Yuki yang kini sudah jatuh terduduk dengan nampan, mangkok berisi bubur dan gelas yang sudah pecah dan berserakan dimana-mana.

"Yuki..."

Maxime menatap kosong kearah Yuki yang terdiam ditempatnya, hingga kedatangan Bu Vina yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri Mereka menyadarkannya.

"Yaampun, nduk. Kamu kenapa, toh? Ini kok pada berantakan semua?" Bu Vina menatap khawatir Yuki yang masih diam ditempatnya dengan pandangan kosong, lalu mendongak saat menyadari Maxime yang berdiri didepannya.

"Nak Maxime..." Gumam Bu Vina, Maxime menunduk menatap Bu Vina dan melirik Yuki yang masih diam ditempatnya.

Yuki mendengar semuanya. Dia sudah tahu semuanya.

Maxime hanya bisa menghela nafas pelan dan berjongkok meraih tubuh Yuki.

"Yuki, sayang..." Bisik Maxime ditelinganya, Yuki tersadar saat seseorang kini memeluknya.

Yuki melirik Maxime yang kini sedang memeluknya dengan tatapan datar.

"Semua itu bohong kan, Max? Apa yang kamu bilang tadi itu bohong, kan?" Lirih Yuki, menatap Maxime dengan pandangan memohon.

Maxime mengeratkan pelukannya tanpa menjawab pertanyaan Yuki.

"Kenapa kamu gak jawab, Max? Semua itu bohong, kan?" Yuki melepaskan pelukannya dan menatap tajam Maxime.

Maxime terdiam ditempatnya, menatap Yuki dengan tatapan tak terbaca dan butiran kristal yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

"JAWAB AKU, MAX!! JAWAB!" Teriak Yuki kalap, Ia mengguncangkan tubuh Maxime kencang dan beralih menatap Ibunya.

"Bu, bilang sama Yuki kalo Yuki anak kandung Ibu! Bilang, bu! Maxime bohong kan kalau Yuki anak kandung Bu Vina dan Pak Faisal? Jawaaab Buuu!" Yuki berteriak histeris sambil mengguncangkan bahu Ibunya.

Vina terkejut dan menatap Maxime yang menunduk, Ia kembali melihat Yuki yang sedang menangis dan menatapnya penuh harap.

Wanda datang bersama Faisal yang duduk dikursi roda, menatap ketiga orang didepannya dengan khawatir.

"BU! JAWAB YUKI!" Yuki memaksa Ibu nya untuk membuka suara, Vina hanya menggeleng pelan dengan air mata bercucuran.

"Se.. sebenernya.. Yuki memang bukan anak kandung, Ibu. Dulu Ibu sama Bapak yang nemuin Yuki dijalan waktu pulang dari sehabis bekerja." Jawab Vina tertatih, menunduk dalam ditempatnya.

Kedua bahu Yuki merosot, tangisnyapun makin pecah. Maxime yang melihat itu, kembali meraih Yuki dalam pelukannya, menenangkan gadis itu yang kini sedang menangis histeris.

"Hiks.... huhuhuhu.... Kalian semua bohong! Ibu pasti bohong!"

"Max! Jawab pertanyaanku! Apa yang kamu bilang tadi itu bohong, kan? Jawab Max!!" Yuki mendongak menatap Maxime tajam dengan air mata mengalir.

"Semua itu benar, Yuki. Semuanya benar." Jawab Maxime pelan, direngkuhnya tubuh Yuki perlahan saat gadis itu kembali menangis histeris dan memberontak dalam pelukannya, berusaha untuk melepaskan tangan Maxime yang merengkuhnya.

"Hikss... Huhuhuhu..."

Wanda menutup mulutnya dengan kedua tangan, menahan isakan yang keluar. Melihat Yuki, anak kandungnya yang begitu histeris saat mengetahui kebenarannya, membuat hatinya sebagai seorang Ibu tersayat.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang