Chapter 20 - Ngedate

2.8K 227 19
                                    

Assalamualaikum.... Selamat malam minggu semuanya. ;)

Niatnya semalem mau apdet, tapi karna lagi mager nyalain laptop, gajadi deh. hehehe sorryyy eperibadeeeehhh.....

nah, di malam minggu yang cerah ini, malam yang sangat tidak diharapkan para jomblowers... wkwkwk aku bawa next chapter yang insha allah bikin kalian gigit pohon dan mendadak jadi jones. wkwkwk..... pas sekali aku apdetnya dimalam minggu dengan cerita yang isinya bikin bapeeerrrr... wkwkwk

aku aja gigit bantal yang nulis, wohooo...

voters menurun akhir-akhir ini *nangisdipojokan* jadi males apdet lagi. :') :""))


  so guys,.. this is for you! jangan lupa vote dan komen....  



E N J O Y


Ujian Akhir Semester tinggal menghitung hari lagi, kurang lebih satu minggu kedepan semua siswa-siswi akan dipusingkan dengan berbagai macam Ujian diseluruh mata pelajaran itu. Maka dari itu, Mereka memanfaatkan waktu selama seminggu untuk belajar agar saat Ujian nanti Mereka mengerti materi apa yang di berikan.

Begitupun juga Yuki, akhir-akhir ini dirinya disibukkan dengan kegiatan belajarnya yang tak kenal waktu. Disetiap ada waktu luang, Yuki selalu menyempatkan waktunya untuk sekedar membaca buku atau menghapal. Membuat Maxime merasa diabaikan dengan kekasihnya yang lebih mementingkan belajar, padahal Yuki masuk ke sekolahnya saja harus menempuh beasiswa, kalau tidak belajar dan nilainya menurun, nanti beasiswa yang diterimanya bisa dicabut dan bagaimana Yuki membayar sekolahnya? Lelaki itu memang suka egois sendiri.

Seperti saat ini, Maxime tengah merajuk dihadapan Yuki yang sedang membaca buku di gazebo dekat kolam renang. Maxime terlihat mengerucutkan bibirnya sebal sambil menyilangkan kedua lengannya di dada memperhatikan Yuki yang saat ini masih focus dengan aktifitas membacanya. Selama hampir setengah jam Max menunggu, tapi gadis itu masih tetap diam tak bergeming sambil sesekali menghapal.

Maxime jadi bête sendiri dan merasa di cuekkin. Di dalam otaknya, sudah terangkum berbagai macam cara untuk dia lakukan agar mendapat perhatian Yuki. Memainkan kelima jemari gadis itu sudah dilakukannya, tapi Yuki tetap tidak terusik. Memainkan rambut Yuki yang saat ini sedang digerai indah, tetap saja gadis itu tidak bergeming. Biasanya, Yuki akan mengomel jika Maxime sudah merecokinya seperti itu, tapi sampai saat ini, Yuki masih saja terlihat serius dan tidak terusik sama sekali dengan berbagai macam cara kejailannya. Hingga Maxime harus memutar otak kembali untuk membuat Yuki akhirnya menyadari keberadaan dirinya disini.

"Yuki!" Maxime memanggilnya dengan nada tegas, berharap kalau Yuki kali ini akan menatapnya dan berhenti dari aktifitasnya itu.

"Hmm.." Yuki hanya berdehem pelan membuat Max menghela nafas kencang, "Kamu ngapain, sih? Daritadi aku dicuekin terus?" Tanya Maxime kesal,

"Belajar." Jawab Yuki singkat, Maxime memutar bola matanya malas, "Belajar mulu. Tadi disekolah udah belajar, terus sekarang dirumah juga belajar. Emang otak kamu gak ngebul apa belajar mulu?" Maxime melirik Yuki dengan malas, Yuki mendongak dan seketika terkekeh saat melihat wajah bête Maxime yang menurutnya lucu itu.

"Ya, kan bentar lagi mau Ujian kenaikan kelas. Ya aku harus belajar lah.. Kamu juga, memangnya kamu gak belajar?" Yuki mengangkat satu alisnya dengan senyum tertahan, Maxime mendengus, "Belajar-belajar amat." Gumamnya yang didengar oleh Yuki.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang