Dhanu.
Mata gue berkeliling, lalu tersenyum miring saat mendapati warna ungu dan silver yang mendominasi ballroom ini. Jangan ditanya, sudah pasti ini pilihan Najla.
Belum banyak tamu yang hadir, baru segelintir orang berlalu-lalang yang gue tebak adalah bagian dari keluarga mempelai.
Delapan tahun telah berlalu, setahun yang lalu, gue kembali ke Indonesia dan tinggal di Bandung.
Lo semua mungkin nggak percaya, but seriously, gue seorang Dhanu Ishal yang bejat bin brengsek sudah taubat seratus persen. Oke, mungkin cuma sembilan puluh sembilan persen atau malah delapan puluh persen. Who cares?
Yang penting, sampai saat ini gue masih menunggu.
Damn man! Nunggu itu nggak gampang, apalagi cewek Jerman cantik-cantik, matanya biru-biru, bening-bening udah kayak air dari pegunungan.
Di tambah lagi, delapan tahun berlalu tapi gue nggak tau apapun tentang Nada.
Entah dia seperti apa, sama siapa, tinggal dimana.
Dan yang paling bikin gue nyaris gila adalah pertanyaan-pertanyaan setelahnya, seperti; bagaimana takdir mempertemukan kami? Bagaimana kalau seandainya kami tidak kembali bertemu? dan yang syaiton di kepala gue sering bisikan adalah;
Bagaimana kalau ternyata hanya gue yang menunggu Nada, tapi dia sudah bersama laki-laki lain?
MasyaAllah, jangan sampe delapan tahun berharga ku menyia-nyiakan perempuan Jerman terbuang sia-sia.
Terakhir, kami bertemu adalah di Changi delapan tahun lalu. Iya, yang kayak AADC loh. Bedanya, kalau habis adegan kejar-kejaran itu Rangga sama Cinta jadian, gue enggak. Gue bahkan tidak tau bagaimana kabar Nada setelahnya.
Ah kan, gue jadi pesimis sendiri. Mana ada yang tahan nunggu bertahun-tahun tanpa kabar, Rangga sama Cinta aja yang udah pacaran bertahun-tahun akhirnya putus karena waktu dan jarak, apalagi gue yang belum jadian sama sekali.
Seperti di sambar petir, gue tersadar.
MATI GUE, GIMANA KALAU NADA TERNYATA UDAH NIKAH?!
Kalau sampai iya, gue bakal teror si Fadli, karena nggak menyertakan sedikitpun kisah tentang Nada di email rutinnya. Iya, walaupun bukan salah Fadli juga sih, tapi tetap saja harus ada yang di teror karena kejomloan gue selama delapan tahun belakangan.
Kampret. Gue makin miris, kalo inget terakhir kali gue pacaran sama Nada cuma satu hari. Segitu setelah tiga tahun ngejar Thalia.
Oke, lupakan sebentar soal Nada, because hari ini gue memang kembali untuk ratu ular tersayang, Najla.
Seperti yang gue bilang, Fadli rajin laporan ke gue, bahkan pada hal yang sederhana.
Najla sama Thalia di terima di kampus yang sama, laporan kalau mereka sudah di wisuda, laporan kalau Najla sudah menjadi atasan di salah satu Public Relation konsultan terkenal.
Tapi, ada satu laporan dia yang paling kurang ajar. Fadli akhirnya menikahi Thalia di umur 23!
Kurang dramatis?
FADLI MENIKAHI THALIA DI UMUR DUA PULUH TIGA!
Gila kali ya, S2 gue belum kelar, Thalia sudah siap jadi istri orang.
Dan laporan yang mengikutinya sampai dua bulan kemudian, Thalia hamil anak pertama mereka yang lahir sembilan bulan berikutnya.
Good job, di saat gue mengais-ngais jadi budak korporat negeri asing, Thalia justru sudah menggendong bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush
Teen Fiction#26 in teenfiction (19 April 2017) Jika ada tempat, dimana memiliki terasa begitu mustahil, dan meninggalkan rasanya terlalu sulit, maka Dhanu dan Thalia berdiri di sana. Begitulah keduanya, yang satu berlari, yang satu hanya diam, yang satu mengeja...