Keenan sampai di halaman sekolahnya. Ia memarkirkan mobilnya lalu melangkah ke kelasnya. Saat menuju kelasnya, banyak murid yang menyapa Keenan bahkan ada yang mengejeknya. Keenan tak terlalu memusingkannya, toh ini juga hidupnya. Mengapa orang mencampuri hidupnya? Mereka hanya melihat luarnya saja tanpa tahu pasti bagaimana kita sebenarnya. Sakit hati memang kalau melihat dan mendengar orang menjelekkan kita padahal yang dilihat dan didengar itu tidak sesuai kenyataannya.
"Kak Keenan cantik banget ya."
"Sukses ya kak syutingnya."
"Akting kakak bagus."
"Hy Keenan."
" Cih! Akting murahan gitu."
"Artis cari popularitas dengan sensasi. Memalukan."
"Kak Keenan katanya dekat dengan lawan mainnya tuh, Kak Rendra."
"Masa sih? Gak cocok tahu."
Begitulah kicauan mereka. Bergosip ria pagi-pagi seperti rutinitas yang tak boleh ditinggalkan. Keenan hanya menanggapinya dengan tersenyum. Bukankah tersenyum adalah cara ampuh menyembunyikan kesedihan? Lagipula dengan tersenyum menambah pahala bukan? Haha.
***
Keenan meletakkan tasnya di atas meja dan memasang earphonenya. Lagu-lagu mengalun bergantian dengan indahnya di telinga Keenan. Menikmati dan merasakan lagu itu. Hingga seseorang menepuk pundaknya dan ia melepas earphonenya untuk menatap orang itu.
"What??"ucap Keenan jengkel. Lagi asik-asiknya malah diganggu siapa yang gak jengkel coba.
"Hehehehe peace Keenan gue cuma nyapa lo kok,"kata Tasya sahabat Keenan dari masa ingusan sampai sekarang.
"Nyebelin!!"
"Woles neng, entar aja marahnya. Tuh pak Handri udah masuk." Keenan yang mendengarnya hanya mendengus kesal lalu mulai mengeluarkan bukunya karena pelajaran akan dimulai. Keenan mulai berkonsentrasi dan fokus ke guru matematikanya yang sedang menjelaskan.
"Jadi equivalennya ada dua yaitu yang pertama negasi q maka negasi p dan yang kedua negasi p atau q. Contoh jika ia polwan maka ia wanita. Equivalennya yaitu yang pertama jika ia bukan wanita maka ia bukan polwan yang kedua ia bukan polwan atau ia wanita. Setelah itu kalian bisa menentukan invers, konvers dan kontraposisinya," ucap guru menjelaskan. Sebenarnya pelajaran logika seperti ini dipelajari di kelas 10 tapi mungkin pak Handri ingin sekedar mengingatkannya. Tak terasa bel istirahat berbunyi, keenan membereskan bukunya.
"Yukss ke kantin. Entar penuh, terus gue gak kebagian anjir,"seru Tasya menarik lengan Keenan.
"Nyantai aja kali Tas,"kata Keenan malas.
"Nyantai gimana entar penuh terus kita gak dapat kursi lagi. Ayo ahhhh cepetan."
Keenan memutar bola matanya malas. Tasya memang seperti ini. Selalu bersemangat jika berurusan dengan namanya bel istirahat, kantin dan makanan. Tasya bilang 3 kata itu seperti mempunyai kesenangan tersendiri. Membuat bahagia karena melewati pelajaran yang melelahkan tadi.
"Lo duduk sini. Gue pesen dulu okay,"kata Tasya antusias.
"Okedeh," ucap Keenan lalu mengeluarkan hp dari saku dan memainkannya.
"Lo Keenandra Latifa Kurnia Putri, kan? "tanya seseorang yang sukses membuat Keenan mengalihkan pandangan dari hpnya.
"Iya kenapa?"tanya Keenan bingung dan terpaku menatap cowok tampan di depannya. Mata hitamnya tampak bersinar. Ia tidak mengenal cowok ini. Buru-buru ia membuyarkan lamunannya akan sosok di depannya.
"Lo dipanggil Bu Rilla ke ruangannya," ucap cowok itu dingin.
"Oh iya ya makasih," kata Keenan seraya berdiri dan meninggalkan kantin menuju ruangan bu Rilla.
Keenan yang di hampiri Gavin justru mengundang banyak tanya orang di sekitarnya. Keenan tak peduli karena sudah terbiasa dengan situasi seperti ini bahkan lebih dari ini. Toh dia juga tak mengenal laki-laki yang katanya namanya Gavin.
Tok tok tok
"Masuk," Ucap seseorang di dalam ruangan. Rilla Rinjani,S.Pd.
"Permisi bu. Ibu memanggil saya?"
"Oh iya Keenan. Kemari," pinta bu Rilla. Keenan mendekat. Ia bingung kenapa ia dipanggil? Apakah ia membuat kesalahan? Kurasa tidak batinnya.
"Keenan silahkan duduk,"lanjut bu Rilla. Keenan menurutinya. Keenan menoleh kesamping dan menemukan seorang gadis manis tersenyum ke arahnya. Keenan pun membalasnya meskipun ia tidak mengenal gadis ini.
"Begini Keenan pasti kamu bingung bukan mengapa saya memanggil kamu?"tanya bu Rilla. Keenan mengangguk.
"Apa saya membuat kesalahan bu? Maaf kan saya karena saya mungkin tak sadar,"ucap Keenan sopan.
"Tidak Keenan saya disini ingin meminta tolong ke kamu untuk membimbing Ayra dalam persiapan lomba olimpiade. Kamu setuju?"
"Saya bisa saja membantunya bu tapi saya hanya bisa membantu seperlunya saja karena waktu saya sedikit," kata Keenan yang tidak enak hati jika menolak.
"Hmm baiklah saya mengerti. Saya juga akan mengusahakan agar Ayra mendapat bimbingan dari guru juga. Baiklah saya rasa cukup. Oh ya Keenan ini Ayra Fanya kelas 10 dan Ayra ini Keenandra Latifa Kurnia Putri kelas 12 IPA 1 jika ada yang kamu tanyakan tidak perlu sungkan-sungkan. Ibu harap kalian dapat bekerja sama," kata bu Rilla panjang lebar. Keenan dan Ayra mengangguk dan keluar ruangan.
Bu Rilla tersenyum menatap punggung kedua muridnya. Ayra anak didiknya yang manis dan Keenan anak didiknya yang pintar, ramah dan sopan meski dirinya yang seorang artis terkenal. Yang mungkin saja bisa membuat kepribadian seseorang buruk karena dunia artis yang kejam. Penuh sensasi, fitnah dan kesombongan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Is Gone Again
Teen Fiction[TAMAT] Keenandra Latifa Putri. Dia seorang artis muda berbakat berusia 18 tahun yang yang sudah lama terjun ke dunia entertaint. Memiliki paras yang cantik dan senyum menawan. Keenan menyukai cowok dingin sekolahnya. Ia berusaha meluluhkan hati c...