part 35

2.9K 146 0
                                    

Hari kelulusan pun tiba. Siswa-siswi SMA EXASIUS 69 kelas 12 berkumpul di lapangan menunggu hasil dari kerja keras mereka selama 3 tahun belakangan ini. Guru-guru mulai berbaris di depan mereka dan Bu Ratih selaku kepala sekolah memberikan pidato sebagai pembuka sehingga tak ayal membuat para murid kesal karena ditunda-tunda. Keenan memandang ke depan dengan tatapan menerawang apa yang akan ia lakukan setelah ini mengingat ia sudah diterima di sebuah universitas terkenal di Amerika apalagi kalau bukan Harvard University. Berita itu tentu saja membuat kedua orang tua Keenan bangga dengan apa yang diraih anaknya dan mereka akan meluangkan waktu untuk mengantar Keenan ke bandara. Sedangkan Tasya dan murid 12 lainnya memandang bu Ratih bosan mendengar pidato yang panjang. Tidak tahu kah bu Ratih kalau saat ini mereka deg-degan menunggu hasilnya.

"Baiklah, saya akan memberikan amplop ini kepada kalian"ucap Bu Ratih pada akhirnya setelah menyelesaikan pidatonya.

"Tolong di bantu ya bu, pak membagikan amplop ini kepada anak-anak"lanjut bu Ratih meminta tolong kepada barisan guru yang berada tak jauh dari tempatnya.

"Silahkan dibuka"ucap Bu Ratih setelah amplop itu berada di tangan murid. Suara sorak meramaikan suasana. Puji syukur mereka panjatkan kepada maha kuasa. Tangis haru dan kebahagian menyelimuti mereka. Keenan menghela nafas berat. Bukannya ia tak senang bukan ia malah senang karena jerih payahnya selama 3 tahun ini akhirnya selesai dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Tasya dan teman-temannya saling berpelukan dan ketawa karena semuanya 100 persen lulus.

"Selamat karena kalian semua lulus 100 persen! Dan saya akan memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi yang meraih nilai tertinggi UN."ujar Bu Ratih yang membuat mereka memandangnya penuh minat. Penasaran.

"Gentama Antonio dari kelas 12 IPA 1 dengan nilai tertinggi ketiga, Gavin Kusuma dari 12 IPS 1 dengan nilai tertinggi kedua dan Keenandra Latifa Kurnia Putri dari 12 IPA 1 dengan nilai tertinggi pertama. Yang merasa namanya disebutkan silahkan maju kedepan"

Ketiga orang itu maju kedepan diiringi dengan tepukan tangan dan tatapan iri dan kagum. Mereka menerima hadiah atas yang telah mereka peroleh karena membanggakan nama sekolah. Setelah bersalaman dan berfoto bersama, mereka bertiga kembali ke barisan. Keenan disambut dengan pekikan histeris Tasya yang bangga karena sahabatnya meraih nilai tertinggi.

***

"Keenan lo udah diterima?"tanya Tasya memastikan. Tasya sudah diterima di universitas negeri di Jakarta jurusan design interior.

"Udah, 3 hari lagi gue berangkat. Gue belum cari apartement soalnya"

"Yah kita berpisah dong Keen. Gue gak ada temen disini"ucap Tasya dengan tatapan sendunya. Keenan tersenyum tipis menanggapi ucapan Tasya. Ya dia sama tidak rela jika harus berjauhan dengan sahabatnya ini apalagi meninggalkan orang tua dan kekasihnya. Tapi mau bagaimana lagi. Dia harus mencapai cita-citanya. Masalah Gavin ia memang belum menceritakannya tapi ia akan membuat Gavin mengerti. Keenan tidak ingin melepaskan cita-citanya hanya demi sebuah rasa cinta yang bisa kadaluarsa. Belum tentukan dirinya dan Gavin berjodoh? Keenan tidak tahu bagaimana dirinya dan Gavin di masa depan apakah ia berteman, masih pacaran atau hal lainnya. Keenan tak suka menerka-nerka apa yang tak bisa ia prediksikan.

"Gue usahain sya biar gue cepet pulang ke sini."

"Lo belum kasih tahu Gavin?"

"Belum, malam ini rencananya"

"Secepatnya lo harus kasih tahu Gavin ya Keen dan selamat atas keberhasilan lo tadi dan diterima di Harvard. Gue sebagai sahabat lo bangga pastinya dan kita kejar cita-cita kita. Terus setelah kita ketemu kita udah sama-sama sukses deh."kata Tasya tulus sembari memeluk Keenan. Keenan tersenyum dan balas memeluk Tasya erat.

Night Is Gone AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang