Ayra POV
Aku memasuki pekarangan rumahku. Sepi. Wajar saja ayah ku sudah pergi sejak aku berusia 10 tahun. Ibuku bekerja di sebuah restaurant menjadi kepala manager. Aku sangat bangga dengan ibuku, dia membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup kami bertiga. Kakakku itu sudah kelas 12 jadi sebentar lagi ia lulus. Aku pernah bertanya ke kakakku itu
"Kak habis lulus kuliah atau kerja?"
"Kakak bingung de, maunya kuliah tapi gak mau membebani ibu de."
"Terus gimana kak?"
"Entar kakak pikirin lagi deh kan kakak bisa aja tuh kuliah sambil kerja"
Kami hidup berkecukupan. Punya tempat tinggal dan dapat makan saja kami sudah bersyukur.
Sore tadi aku baru saja pergi dengan kak Gavin. Kak Gavin selalu perhatian dan sekarang menjadi sangattttt romantis. Aku meltingggg.. hohohho
Setiap pagi di laciku ada mawar merah segar dan kartu ucapan semangat. Mengantar jemputku ke/di kelas. Menggandeng tanganku erat. Ohhhh mayyygaittttt banyak lagi okay. Aku aja klepek kelepek panah arjuna Gavin.
Aku memasuki rumahku dan hendak menuju kamarku. Entah mengapa aku merasakan kepalaku sangat sakit seperti dihantam beribu ribu tonbesi. Sakit. Mataku berkunang-kunang. Pandanganku memburam sebelum kehilangan kesadaranku aku mendengar teriakan ibuku dan seketika pandanganku gelap.
"AYRAAAAAAA!!!!!!!! ASTAGA KENAPA KAMU NAK?"
***
Keenan menuju ke rumah sakit tempat maminya praktik. Ia sungguh lelah. Mbak Vika seenaknya membuat janji sana sini. Menandatangi kontrak ini itu. Hhuhhh
Keenan berjalan di koridor rumah sakit. Banyak yang menatap kearahnya. Ada yang histeris melihatnya, tersenyum manis, minta ttd, fotbar,dll. Keenan meladeni mereka dengan senang hati lalu pergi ke ruangan maminya.
Tok tok tok
"MASUK"sahut Rani.
"Assalamualaikum mihhh" kata Keenan mencium pipi maminya.
"Walaikumsalam, kenapa sayang?"
"Mihhhh Keenan capekkkkk"rengek Keenan manja.
"Gimana gak capek mihhh mbak Vika menerima tawaran 5 kontrak sekaligus. Teruss syutingnya ada yang di luar kota dan bisa netap di sana 3 bulan mihh"adu Keenan.
"Oh yaa, kaciann anak mamihhh. Berhenti aja ya sayang kamu fokus sekolah kamu aja. Bentar lagi kamu lulus kan terus kuliah ke luar negeri seperti impian kamu"ujar Rani lembut mengelus rambut anaknya.
"Iya mihhhh, tapi kan ini hoby keenan mi"
"Okayyyy okay mami ngalah"
Keena mengangguk tersenyum lebar.***
Ib dan Ara harap-harap cemas. Ayra dari tadi tidak bangun. Padahal Ara sudah menyodorkan minyak kayu putih ke hidungnya namun Ayra tak bergeming.
"Ay kenapa ya bu?"
"Ibu juga gak tau Ra. Dia mungkin kelelahan"
"Iya bu, dia terlalu memforsir tubuhnya. Oh ya apa Ara beritahu Gavin?"
"Tidak usah ra, kasian Gavin nanti dia tidak tenang dan menyusul kesini."
Mata Ayra terbuka perlahan. Meski dia merasa kepalanya sakit dan matanya sangat berat. Ia menatap ibu dan kakaknya yang menghembuskan nafas lega.
"Ayra kenapa bu?"tanyanya pelan. Pandangannya masing kunang-kunang. Kepalanya masih sakit.
"Kamu tadi pingsan Ay"
"Apa kamu lupa makan?"
"Teratur kok bu Ay makannya. Gavin ngingetin terus"
"Yasudah entar kita ke rumah sakit ya"
"Gak usah bu mungkin ay cuma lemes aja. Jarang tidur. Hehe"
"Ishhh kamu ni. Kamu istirahat ya sayang" ucap ibu mencium keningku dan meninggalkanku dengan kakakku.
Aku melihat ke arah kakakku.
"Apa?" Tanya ku bingung.
"Kenapa bisa gitu? kamu gak nyembunyikan sesuatu kan"tanya kakakku tajam. Aku takut melihat matanya.
Bak singa yang ingin menerkam mangsanya."Kan aku sudah bilang kak aku cuma perlu istirahat" aku memejamkan mataku dan aku mendengar Ara menghela nafas kesal.
"Ya sudah. Istirahat" ucapnya.
Aku merasa aneh dengan diriku. Sudah berulang kali aku merasa kepalaku sangat sakit. Sekujur tubuhku kadang mendingin.
Tapi aku tak memberitahu siapapun. Mungkin memang hanya kelelahan saja. Lagipula aku tak ingin membuat orang khawatir kepadaku.
***
Dering handphone membangunkanku dari tidur siang. Ku angkat malas handphoneku dan tenyata Rendra. Ada apa? kok tumben? tanya keenan dalam hati.
"Halo Ren, ada apa?"
"Gue mau ngajak lo jalan, suntuk nih gue. Mau?"
"Kapan? Mau kemana memangnya?"
"Terserah. Gue jemput ya"
Keenan pun membersihkan diri dan memakai bajunya. Sederhana tapi kelihatan cantik. Dress soft pink, heels hitam, jam tangan tosca dan tas selempang putih.
Keenan berpamitan ke Bik Desi karena mami dan papinya belum pulang. Di luar Rendra sudah datang. Cowok itu tampan hanya dengan jeans hitam panjang, kemeja, dan sepatu olahraganya. Tak lupa dengan kacamata hitam yang menambah kesan tampannya. Banyak menyukai cowok itu. Ramah, baik dan care banget. Tapi sayang Keenan tak jatuh hati dengan Rendra. Hanya sebatas teman mainnya di sinetron.
"Lama Ren?"tanya Keen basa basi.
"Gak. Ayo. jangan lupa bawa alat penyamaran ya. banyak infotainment lo"ucap Rendra mengingatkan.
"Udah ayo" Rendra membukakan pintu mobil untuk Keen. Romantis sekali.
Rendra dan Keenan sampai di sebuah taman hiburan. Keenan sangat antusias sekali pasalnya ia jarang kesini karena waktunya yang padat. Ah ia harus berterima kasih sama Rendra.
"Ayo kita ke situ"ucap Rendra menuju ke salah satu wahana. Mereka tampak serasi, tak jarang ada saja yang mengenal mereka dan meminta fotbar. Mereka dengan senang hati melakukannya. Fans mereka seperti sangat senang melihat idola nya jalan berdua. Mereka sangat mendukung hubungan Rendra dan Keenan. Bahkan mereka sudah membuat fanclub KeeRen Lovers. Ahhh manis sekali.
Hari beranjak malam. Keenan dan Rendra memutuskan untuk pulang. Di sepanjang perjalanan mereka berbincang segala hal hingga Keenan tiba di rumahnya.
"Makasih Rend, gue seneng banget hari ini"ucap Keen tulus.
"iya, gue juga. gue pulang ya" pamit Rendra.
"hati-hati" kata Keenan melambaikan tangan ketika melihat mobil Rendra yang melaju pergi.
"Keenan darimana? Sama siapa tadi? Hayooo"kata Randy-papi Keenan- menggoda anaknya.
"Apa sih pi, itu Rendra"
"oh ya? temen nih?"
"iyalah, maunya apa emang?" tanya Keenan cemberut.
"astaga gak kok cuma canda aja sayang, yaudah cepet tidur sana"
"okay pi" ucap Keenan mengecup pipi papinya dan menaiki tangga menuju kamarnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Is Gone Again
Teen Fiction[TAMAT] Keenandra Latifa Putri. Dia seorang artis muda berbakat berusia 18 tahun yang yang sudah lama terjun ke dunia entertaint. Memiliki paras yang cantik dan senyum menawan. Keenan menyukai cowok dingin sekolahnya. Ia berusaha meluluhkan hati c...