Gavin sedari tadi tak hentinya menghubungi Keenan agar ia datang ke rumahnya. Tetapi Keenan mengatakan ia tidak bisa datang karena masih ada pemotretan dan syukuran kalau sinetron stripping yang ia mainkan dengan Rendra berakhir. Gavin tak menyerah ia menelpon, mesms bahkan membom bbm Keenan dengan pingnya.
Keenan menarik nafas lelah. Semenjak hari itu memang Gavin berubah. Kadang dingin kadang hangat. Dan sifatnya yang labil yang membuat Keenan harus mengelus dada. Hari ini Gavin menghubunginya membuat ia segera melajukan mobilnya ke tempat lelaki itu. Gavin menyebalkan. Keenan menghadiri acara syukuran tadi dengan cepat. Makan dan foto bersama setelah itu pulang hanya karena permintaan laki-laki yang berstatus pacarnya itu.
Tok tok
"Sebentar"ucap seseorang di dalam sana sebagai respon jawaban dari ketukan dan bel yang dibunyikan Keenan.
Pintu terbuka dan menampilkan sosok yang Keenan kenal. Gadis cantik yang mengenakan kaos ditutupi kemeja dan celana jeans hitam beserta sepatunya. Jika dilihat dari penampilan gadis ini sepertinya ia akan keluar.
"Kak Keenan?"ucap Karin berbinar ketika melihat sosok Keenan di depannya. Keenan mengangguk dan tersenyum.
"Masuk kak. Bang Gavinnya di kamar."ucap Karin seakan tahu bahwa tujuam Keenan ke rumahnya karena abangnya.
"Rin, kok sepi? Lo tinggal berdua aja ya?"tanya Keenan penasaran dengan rumah Gavin yang menurutnya terlalu besar untuk ditempati dua orang. Apalagi sedari semalam ia tak melihat asisten rumah tangga di rumah ini meskipun yang Keenan lihat rumah Gavin tergolong rapi dan bersih.
"Papah mamah ke luar negeri kak, biasa urusan bisnis."ucap Karin sendu.
"Kenapa Rin? Gue salah tanya ya. Gue minta maaf deh"ucap Keenan tak enak hati ketika melihat wajah Karin yang berubah murung.
"Terus disini ada asisten rumah tangga gak Rin? Gue lihat cuma ada lo dan gavin di rumah ini"tanyaku lagi.
"Ada, cuma pagi aja kesini kak. Bersihin rumah terus bikin sarapan. Setelah itu pulang deh."
"Oh gitu ya. Yaudah gue ke atas dulu ya"pamitku ke Karin. Ia mengangguk dan segera keluar rumah. Tinggallah aku berdua dengan Gavin di rumah sebesar ini.
Aku melangkahkan kakiku ke kamar Gavin yang ada di lantai 2. Ku ketuk pintunya tapi tak ada yang menyahut.
"Gavin, gue Keenan" tak ada respon. Aku pun memutar knop pintu dan terbuka. Ternyata tidak dikunci.
Aku edarkan pandanganku ke sekeliling kamar Gavin. Terakhir kali aku kesini seminggu pemakaman Ayra. Tak banyak yang berubah dari kamar Gavin. Ruangan ini di dominasi oleh warna hitam dan putih. Tergolong rapi untuk seukuran remaja laki-laki.
Cklek
Suara pintu kamar mandi membuatku menoleh ke asal suara. Disana Gavin menatapku lama dengan rambutnya yang basah. Baru selesai mandi pantesan gue ketok gak dijawab batin Keenan.
Gavin berjalan mendekat dan memintaku duduk di kasurnya. Ia harus turun ke bawah sebentar untuk mengambil minum dan aku mengangguk mengiyakan.
Setahu gue kamar Gavin banyak foto Ayra dan gue gak ngelliat foto di kamar ini.
Gavin masuk ke kamar dengan membawa segelas air putih untukku.
"Vin, mana foto Ayra?"ucap Keenan tiba-tiba. Njir mulut gue gak bisa direm apa. Kulihat Gavin yang menegang kaku di tempatnya. Matanya menatap kutajam seolah aku salah bertanya. Aku tersenyum kikuk dan menghindari tatapannya.
"Gak usah mulai"ucap Gavin tajam.
"Kenapa lo nyuruh gue kesini ?"tanya Keenan mengalihkan pembicaraan. Gavin menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Is Gone Again
Teen Fiction[TAMAT] Keenandra Latifa Putri. Dia seorang artis muda berbakat berusia 18 tahun yang yang sudah lama terjun ke dunia entertaint. Memiliki paras yang cantik dan senyum menawan. Keenan menyukai cowok dingin sekolahnya. Ia berusaha meluluhkan hati c...