Part 16

2.9K 158 0
                                    

Gavin POV

Sejak Keenan meneriaki ku di kamar, aku mencerna perkataannya. Aku sadar jika Ayra memang sudah tidak ada, tapi aku masih belum menerima keikhlasannya.

Setelah kepergian Ayra, aku tak ingat jika aku memiliki pacar. Keenan. Gadis itu meskipun sibuk dengan syutingnya tapi ia masih menyempatkan waktunya untukku. Membujuk ku makan. Tapi aku mengacuhkannya. Aku tau dia selalu memandangku nanar karena pacarnya memikirkan gadis lain. Sungguh aku masih mencintai Ayra, hanya Ayra.

Mungkin karena sikapku yang kurang ajar ia menyadarkanku dengan makian kasarnya dan segera pergi meninggalkanku. Aku tersadar dari pikiranku dan mengejar Ayra yang masih ada di tangga terakhir. Aku langsung menariknya kasar ke dalam dekapanku. Aku tak tau kenapa akh menangis. Air mata sialan ini tiba-tiba mengalir dari pelupuk mataku. Keenan bingung melihat sikapku yang berubah dan aku meminta maaf kepadanya. Aku juga mengatakan kepadanya untuk membuatku jatuh cinta. Ya mungkin aku harus melupakan Ayra dan membuka hatiku untuk Keenan. Aku tak benar-benar melupakan Ayra, Ayra masih ada di hatiku tapi posisinya berbeda.

Aku tak bisa menyianyiakan seseorang yang berjuang untukku. Tatapannya memandangku cinta. Tapi sayang aku mengacuhkannya karena cintaku hanya untuk Ayra. Dan sekarang aku akan berusaha kalau cintaku mungkin untuk Keenan. Ya, Keenandra Latifa Putri artis muda multitalent.

Setiap hari aku mengatakan kepadanya kalau aku akan mengantar jemputnya. Awal untukku agar lebih dekat dengannya. Saat di perjalanan aku tak berniat membuka pembicaraan. Mungkin karena tak tahan dengan keheningan, Keenan menghidupkan radio. Ku dengar sang penyiar membicarakan tentang Keenan dan Rendra, lawan mainnya. Keenan mematikan radionya tapi aku segera menghidupkan kembali dan terdengarlah suara merdunya.

Sesampainya di parkiran sekolah, aku dan Keenan berpisah. Katanya dia akan langsung ke kelasnya dan aku akan ke ruang guru mengurus perlombaan basket. Keenan duluan pergi. Di lorong aku bertemu Aldi dan Azka. Kami bertos ria dan seakan lupa dengan tujuan awalku Aldi kembali mengingatkan kalau aku harus cepat-cepat ke ruang guru.

Disana aku melihat gadis yang berstatus pacarku terlibat perkelahian dengan Ratu dan Merlin. Aku mendekat ke arah Keenan dan melerainya. Ia menoleh kepadaku dan setelah itu pergi tanpa sepatah kata apapun.

Bel pulang berbunyi. Aku menunggu Keenan di parkiran. Tapi sudah beberapa menit Keenan tak kunjung datang. Aku menatap sekeliling dan menemukan Tasya yang keluar dari kelas menuju ke parkiran. Tasya sendirian jadi kemana Keenan?

"Tas, dimana Keenan?"tanyaku langsung. Tasya melotot kaget melihatku yang tiba-tiba ada di sampingnya.

"loh, bukannya dia duluan tadi katanya elo udah nungguin dia"ucap Tasya bingung.

"dia gak ada disini, gue hubungi telponnya gak aktif"

"telponnya tadi lowbatt, terus gimana nii?"ujar Tasya mulai panik.

"coba lo hubungi orang rumah, siapa tau dia duluan pulang karena ada urusan mendadak"

Tasya menelpon Bik Desi asisten runah tangga keluarga Keenan. Dan aku dengar sepertinya Keenan belum pulang. Tasya menggeleng menyakinkan jawabanku. Tasya panik dan aku diam memikirkan dimana Keenan berada. Sejujurnya entah bagaimana di hatiku timbul perasaaan khawatir. apa ini artinya aku sudah mulai menerima keenan di hatiku? sepertinya iya karena sedikit demi sedikit aku melupakan Ayra.

Tiba-tiba ada gadis lugu berkacamata tebal menghampiriku dengan nafas tersenggal. Aku mengerutkan alis bingung begitu pun Tasya.

"ta..di.. aku li..hat kak kee...nan di.. ba..wa Ratu da..n Merlin ke gu..dang be..la..kang"ujar gadis itu terbata-bata yang entah siapa tak ku ketahui namanya. Aku dan Tasya yang mndengarnya langsung menuju gudang sesudah mengucapkan terima kasih keoada gadis itu. Raut wajah Tasya seperti menahan amarah.

Di situ. Aku melihat Keenan yang diikat, ditampar dan diguyur air. Mataku melotot tajam ke arah Ratu dan Merlin yang menundukkan kepalanya ketakutan sedangkan Tasya sudah meluapkan amarahnya dengan meneriaki mereka semua yang telah berani menyakiti sahabatnya.

Aku mendekati Keenan dan oh astaga suhu badannya dingin sekali. Kuliat di sekujur badannya banyak lebam biru. Segera ku gendong tubuhnya menuju ke rumah sakit tapi sebelum itu aku me dekat ke arah Ratu dan Merlin.

"lo berani-berani nya nyakiti pacar gue"ucapku geram.

"apa? bisa bisanya elo bilang di pacar elo padahal kematian Ayra aja belum lama"ujar Ratu berdecak.

"apasih yang Keenan kasih ke elo? tubuhnya? dasar murahan banget"ujar Merlin menambahi.

"jaga mulut kalian. Keenan gak seperti kalian, bitch" ujar Tasya marah.

"gak punya kaca? bukankah elo yang menjual tubuh lo ke om om?"ucapku sarkastik. Kulihat mereka terdiam. Wajahnya pucat.

"dar..iman..a e..lo ta..u?" aku menyeringai dan pergi membawa Keenan ke rumah sakit.

"entar gue nyusul. Bawa aja ke rs Nandyra Health disitu rs nya Keenan" aku terkejut, jadi Keenan anak pemilik RS?

"cepetan"sambung Tasya. aku mengangguk dan membawa Keenan ke RS nya.

***
Keenan ditangani oleh pihak rumah sakit. Saat ini ia berada di ruang UGD untuk diberikan pertolongan pertama.

"sus, dokter Randy dan Rani sudah di kasih tahu?"ucap seorang wanita aruh baya yang memakai jas dokter kebanggaanya.

"sudah dok, mereka menuju kemari" dokter itu mengangguk dan melenggang pergi.

2 orang dokter pria dan wanita berlari ke ranjang Keenan. Tampak raut wajah panik di keduanya. dokter perempuan itu bertanya kepada suster mengenai kondisi Keenan. Tak sengaja tatapanku bertemu dengan dokter pria itu dan ia tersenyum melihatku. Aku pun membalasnya.

Keenan sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP khusus untuknya. Beberapa jam yang lalu ia sudah sadar. Kata doktet kondisinya mulai membaik. aku lega mendengarnya.

"stai bene?"

"bene. tapi kepala gue sakit" ucapnya memegang kepala. aku menepis tangannya dan memijat kepalanya.

"enakan? tidur aja lagi"sambungku. Ia menurut.

Aku tersenyum melihat wajag tenangnya. Cantik. Rambut panjang ombre, hidung mancung, bibir pink ranum yang manis. Sempurna. Dan sepertinya aku mulai jatuh hati kepada Keenan.

Hal sama yang pernah kurasakan dulu ketika aku jatuh cinta pada Ayra

Aku yang mengkhawatirkannya

Aku yang memikirkannya

Aku yang cemburu dengan kedekatannya denga Rendra

dan

Aku yang mulai mencintainya

Aku kembali merasakan detak jantungku yang berdetak cepat dan ada getaran aneh saat aku bersamanya. Ya, ini benar hal yang sama saat aku jatuh cinta pada Ayra dulu dan sekarang aku merasakannya kembali pada Keenan.

sekali lagi

Aku jatuh cinta pada Keenan


TBC

Night Is Gone AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang