Part 7

2.6K 136 0
                                    

Aku melangkahkan kakiku ke cafe tempat aku akan bertemu Ayra. Aku mengedarkan pandanganku mencari sosok yang kucari. Disana. Di dekat jendela bersama seorang laki-laki. Siapa dia?

"Ehmm" dehemku
Dua orang itu menoleh kearahku. Aku terpaku. GAVIN. kenapa Gavin bisa disini?

"Hai kak"sapa Ayra. Aku hanya tersenyum.

"Yaudah kamu ke sana aku pengen bicara dengan kak Keenan dulu" ucap Ayra ke Gavin lembut. Gavin cemberut. Astaga kenapa Gavin cowok yang katanya dingin jadi gini? Ah ternyata cinta semengerikan itu ya. Membuat orang dingin jadi hangat dan orang hangat jadi dingin. Hebattt sekali.

"Yaudah aku duduk di sebelah situ yang, jangan lama-lama"ucap Gavin berdiri mencium kening Ayra. Ayra tersenyum malu.

"Ish malu tau diliat kak Keenan" Gavin menoleh ke Keenan. Tatapannya dingin dan segera pindah ke sebelah meja lain. SUNGGUH AKUUUU sakit hati melihatnya. Gavin bersikap hangat dan lembut ke Ayra? Matanya memancarkan cinta yang besar ke Ayra tapi kepadaku? Aku hanya menatapnya sedih. Cinta bertepuk sebelah tangan. Haha lucu sekali. Aku mencoba menetralkan perasaanku agar Ayra tak tahu. Aku tak ingin membuatnya patah hati.

"Kak aku bingung nih sama soalnya"

"Loh kok bingung?"

"Jujur kak, aku belum pernah ikut lomba. Tiba-tiba aja bu Rilla menyuruh aku ikut."

"Ehm begitu. Mungkin bu Rilla tahu lo punya potensi terpendam"

"Hehe iya makasih kak. Oh ya kak aku baru di sampai sini diajari bu Kiki" ucap Ayra menunjukkan isi buku.

"Oh sampai sini. Lo cari aja pembahasannya, coba ngerjain soal-soal tahun-tahun sebelumnya terus nih lo bisa pake buku gue..." ucapan gue terpotong ketika mendengar dering hp gue. Nama mbak Vika terpampang langsung saja ku angkat.

"Halo. Ya mbak? "sapaku

"Keenan, ada tawaran syuting mendadak cepet kesini. Kamu harus bicara dengan pihak management"ucap mbak Vika dan menutup sambungan sepihak.

"Astaga, ada apa lagi sih ini?"gerutuku.

"Maaf Ay, gue harus pergi ada meeting. Entar kita bicara lagi. Oh ya ni buku bisa lo pake kalau kurang mengerti dengan pembahasannya lo bisa ke rumah gue bye"ucapku terburu-buru.

***

Ayra POV

Aku menggeleng melihat kak Keenan. Ia cantik, baik, pintar. Aku kagum melihatnya. Tapi ada yang berbeda saat aku melihat tatapannya ke kak Gavin. Saat aku memikirkan kak Keenan tiba-tiba pacarku itu duduk di sampingku.

"DIa kenapa? Kok buru-buru gitu?"

"Ada telepon tadi makanya buru-buru."

"Artis memang selalu sibuk untung aku gak punya pacar artis"ucapnya ketus. Aku terkekeh.

"Yasudah kita pergi yuks ke pantai"

"Ayo!" Ia menarik tangan ku lembut.
Kak Gavin baik dan perhatian. Terkadang romantis juga sih. Meski sifatnya kalau dengan orang lain dingin. Tapi aku bahagia melihatnya seperti itu. Menunjukkan kasih sayangnya hanya padaku? Aku beruntung sekali menjadi kekasihnya.

Jika mereka tahu sifat kak Gavin yang sebenarnya mereka pasti akan lebih lebih jatuh cinta lagi. Aku saja bisa melihat tatapan lembut yang diberikan kak Keenan ke kak Gavin. Tapi kak Gavin hanya menatapnya dingin dan aku bisa merasakan tatapan kak Keenan menjadi sendu. Aku bisa merasakan kak Keenan memiliki perasaan lebih ke kak Gavin.

"Kak, menurutmu kak Keenan gimana?"

"Gak tahu"

"Dia cantik kan kak? Pinter lagi"

"Hmm"

"Kak Gavin gak suka sama kak Keenan?"

"Ngomong apa sih kamu. Gak mungkinlah."

"Tapi kan kak Keenan lebih segalanya dari aku"

"KAMU NGOMONONG APA? AKU GAK SUKA KAMU MEMBANDINGKAN DIRI KAMU SAMA ORANG LAIN. AKU CUMA CINTA SAMA KAMU. SAYANG SAMA KAMU. KAMU LEBIH SEGALANYA DIMATA AKU"bentak kak Gavin ke arahku. Mataku berkaca-kaca. Kak Gavin tidak pernah membentakku seperti itu.

"Maaf Ay, aku gak maksud bentak kamu"kak Gavin merasa bersalah ia memelukku.

"gak kak Ay yang salah maaf ya. Ay terlalu pesimis"

"Dengar Ay, kamu gak usah bandingkan dirimu dengan orang lain. Aku mencintai kamu tulus apa adanya bukan ada apanya. Jadi kamu tak perlu meragukan cintaku. Aku tulus mencintai kamu. Maaf ya jangan nangis sayang"ucap kak Gavin mengusap air mataku. Aku tersenyum mendengarnya.

"Iya kak, maafin ay juga ya. I love you"

"Love you more, honey"

***

"Pantainya indah kak"

"Lebih indahan kamu kok say" goda Gavin. Ayra tersipu malu.

"Ciee blushing. manisnya pacar aku ni"

"udah ah jangan goda terus" ujar Ayra mengerucutkan bibirnya.

"jangan dimonyongin Ay, jelek"

"ishh" Ayra memandang Gavin sebal. Ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Gavin. Gavin tak tinggal diam. Ia mengejar Ayra. Terjadilah keja-tangkap. Kekanakan sekali tapi menyenangkan.

TBC




Night Is Gone AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang