Part 12

2.7K 144 0
                                    

Gavin melirik jam di pergelangan tangannya. Gadis itu terlambat beberapa menit. Ia sudah bosan menunggu orang yang tak begitu dekat dengannya hanya Ayra gadis yang sedang kritis memutuskannya dan memintanya menyanyangi Keenan. Ide gila macam apa itu. Belum lenyap kemarahannya tapi gadis ini membuatnya semakin kesal marah.

"Maaf gue telat . Gue tadi lagi sibuk dan masih ada syuting"ucap seorang gadis cantik yang memakai dress pink selutut sambil membungkukkan badan dan mengatur nafasnya yang tersenggal.

"Lama sekali. Kau membuang waktu ku percuma. Cepat duduk!"tandas laki-laki di depan gadis itu. Keenan mendongak dan menarik nafas dalam.

"Ada apa?"tanya Keenan. sungguh ia penasaran sekali. tak biasa nya, pikir gadis itu .

"kita pacaran mulai hari ini"

"apa????" tanya gadis itu yang masih terkejut setengah mati.

"gak usah kaget gitu. bukannya Ayra yang minta lo buat pacaran sama gue. gue udah putus tadi." ucap Gavin sarkastik mencoba menatap mata Keenan dalam. Keenan diam, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Menurutinya kah atau menolak? Tapi di sisi lain hatinya senang ketika Gavin mengatakan kalau kita pacaran.

"Ehm, lo cinta sama gue?"

"gak" jawabnya singkat. Terlalu sakit mendengarnya.

"tapi lo ngajak gue pacaran. gue nolak permintaan Ayra" jawab Keenan. Dia tak ingin berpacaran dengan keterpaksaan apalagi Gavin tak mencintainya. Ia harus menolak daripada ia menanggung rasa sakit yang semakin dalam. Ia akan egois untuk dirinya.

"jadi lo gak mau?"

"gak, maaf"seru Keenan dan segera beranjak hendak keluar cafe. Namun langkahnya terhenti .Seseorang menahan lengannya. Keenan menoleh dan...

cup

Gavin mengecup bibir Keenan. Lama. Keenan terkejut bukan main. Hatinya bergemuruh senang. Perutnya bergejolak bagaikan kupu-kupu beterbangan. Udara semakin lama semakin menipis membuat Keenan sesak. Gavin melapas pagutannya dan mendekap Keenan.

"Itu first kiss gue. Jadi lo mau?"

"hmmm"ucap Keenan yang masih belum tersadar dari lamunannya.

"bagus"

kringgg kringgg

Ara calling's...

"Halo Ra? Ada apa?" ucap Gavin

"ke RS sekarang!!!!"

Gavin segera mematikan ponselnya dan bergegas pergi ke rumah sakit. Meninggalkan Keenan yang baru berstatus pacarnya. Keenan yang melihat Gavin pergi tiba-tiba merasa rongga dadanya sesak. Pelupuk matanya seakan sakit menahan air yang terus terusan mendesak ingin keluar. Setetes air mata turun dari mata cantiknya. Keenan menepis air mata itu kasar dan langsung menyusul Gavin yang pergi ke rumah sakit menemui gadisnya. oh mantan kekasih kah?

***

Keenan melihat Gavin yang ada di sebelah Ayra. Memeluk erat Ayra seakan tak boleh ada yang memisahkan mereka. Sesak. Lagi-lagi air matanya berdesakan ingin keluar. Namun ia mencoba menahannya dan mendekat ke arah mereka.

"hay Ayra. Mendingan?"tanya Keenan berusaha ceria.

"hay kak Keen"kata Ayra lirih

"lepas vin, ada pacar kamu tu"sambung Ayra ke Gavin. Berat rasanya Ayra mengatakan itu. Toh mau bagaimana lagi? Mereka sudah putus dan Gavin sekarang pacar Keenan, bukan pacarnya.
Gavin hanya menggeleng. Sesak, sakit. Keenan menahan air matanya. Berusaha tersenyum.

"cepat sembuh Ay. semangat"

"iya, makasih. aku titip kak Gavin ya"kata Ayra lemah nyaris tak terdengar. Gavin menggeleng mendengar Ayra berkata seperti itu. Meremas tangan gadis itu kuat. Menyalurkan rasa marahnya.

"vin kamu yang baik ya"kata Ayra sesaat sebelum ia merasa nafasnya yang sesak.

"silakan keluar, kami akan menangani pasien"

Awalnya Gavin menolak tapi Keenan membujuknya dan mengatakan bahwa Ayra baik-baik saja. Gavin yang mendengarnya langsung menatap tajam Keenan. Bisa-bisanya di mengatakan Ayra baik baik saja? Memangnya siapa dia? Cih!

"Lo siapa? Ayra Kritis, Lo tau GAAAKKKKK!!!mending lo pergi gue muak liat lo disini!!" bentak Gavin. Keenan ketakutan, badannya gemetar kaku.

"Gavin bagaimana Ayra?"tanya ibu Ayra yang baru datang menghentikan kemarahan Gavin.

"kritis tan"

clek

Pintu terbuka. Sang dokter mengelap keringat di wajahnya dan menyampaikan kondisi pasien.

"bagaimana dok?"ucap ibu Ayra panik. Gavin dan Keenan terdiam.

"tidak ada harapan lagi.kami sudah berusaha sebaik mungkin." ucap dokter. Ibu Ayra menangis histeris. Anak keduanya meninggal? Ya Tuhan.

Gavin yang mendengar ucapan sang doktet langsung menerobos ke dalam dan mengguncang badan Ayra. Berusaha meyakinkan bahwa itu hanyalah kebohongan.

"Sayang bangun! sayangg kamu gak bercandakan? sumpah gak lucu tau. haha" kata Gavim tertawa hambar. Air mata mengalir di pipinya. Keenan mendekap Gavin. Menenangkannya.

Tak ada penolakan. Tapi Gavin masih saja meracau tak jelas. Memanggil nama Ayra. Keenan berusaha menahan sakitnya. Ia mengerti. Ia memahami. Gavin masih mencintai Ayra. Sedangkan ia hanya seseorang yang tak jelas yang mencintai Gavin dan terpaksa masuk ke dalam hidupnya karena Ayra menginginkan Gavin hidup bahagia.

Keenan tersenyum kecut. Tak urung air matanya membasahi pipinya. Membentuk anakan sungai. Tangannya mengelus lembut rambut Gavin. Mencoba menenangkannya. Sekali lagi ia mencoba menghilangkan rasa sakit di hatinya.


TBC

Night Is Gone AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang