Part Tiga

15.5K 1.2K 21
                                    

***

"Aku pulang !" teriak ku keras agar terdengar seseisi rumah.

"Baby Rae~" jawab riang seorang wanita paruh baya cantik menyambutku. Kuhempaskan tubuh ku di sofa sambil memutar mata jengah.

"Berhenti memanggilku seperti itu Eomma, aku bukan baby lagi !" ujarku kesal.

"Tapi baby Rae mirip baby." ujar Eomma dengan tampang innocent nya.

"Tampang tak menjamin Eomma dan aku bukan baby lagi !" ujarku ketus.

"Ho ho ho benarkah ? Coba katakan itu pada orang yang mengganggu tidur kedua orang tuanya saat mati lampu atau...tangan tangan yang mengetuk jendela itu ? Hm ?" goda Eomma memainkan alisnya.

"ARRGHH-MENYEBALKAN !!" jeritku kesal sambil berdiri dan menuju kamar sambil menghentakkan kaki. Gerutuan tak lepas dari bibirku mendengar kikikan Eomma yang terdengar menyebalkan.

Kuhempaskan tubuhku di kasur dengan hembusan napas. "Ah, lelah sekali." gumamku.

TOK TOK TOK

"Tuan ?" panggil seseorang dari luar.

"Paman Lee ? Masuk saja paman." jawabku lalu beranjak duduk. Paman Lee pun masuk, seorang pria paruh baya dengan senyuman yang ramah dan setelan jas yang formal. Ia membungkuk sedikit.

"Apa Anda mau mandi ?"

"Ah iya. Jangan pakai air panas. Aku ingin mandi air dingin." ujarku. Paman Lee mengangguk. Lalu tanpa menjawab, ia berlalu ke kamar mandi ku.

Paman Lee adalah orang kepercayaan Appa di korea, karena ia sebatang kara, ia mengabdikan dirinya pada keluarga Kim dan mengikuti Appa sampai di Indonesia yang sekarang jadi butler pribadiku. Yeah, aku sangat dimanja karna aku anak tunggal.

"Ah iya novelku !" pekik ku mengingat novel ku yang belum kuselesaikan membacanya. Kugeledah isi tasku tapi aku menemukannya di sana.

"Kemana novel ku ?" kesal, kubalikkan tas ku hingga semua isinya berserakan.

"Kemana-AH IYA !!!" pekik ku lagi. Aku ingat sekarang, novelku ada di tangan si iblis itu. Itu novel favorit ku.

"MENYEBALKAAN" jerit ku keras.

"Baby Rae, gwenchana ?" sahut Eomma dari luar.

"N-ne Eomma"

Kubanting kembali tubuhku sambil menghela nafas, entah sudah berapa kali aku menghela nafas hari ini, aku pun tak tau.

Mentang mentang anak kepala sekolah, dia benar benar seenaknya.

Ahh novel ku yang malang.

"Tuan ?" panggilan paman Lee menghancurkan segala khayalan dan imajinasiku untuk membalas si iblis itu.

"Ya ?"

"Airnya sudah siap !"

"Ne, gomawo paman Lee" ujar ku bangkit dan langsung kekamar mandi.

***

Aku agak kesiangan hari ini. Cuaca agak dingin, membuat ku malas meninggalkan kasur dan selimut ku yang hangat. Aku masih memiliki waktu 20 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Cukup banyak, mungkin sekitar 10 menit lagi aku sampai karna aku sudah tiga perempat perjalanan ku. Aku jalan kaki, karna jalan kaki lebih menyenangkan dan segar di pagi hari.

Sepi. Sekolah ku masih sepi atau sudah sepi ? Ah, tentu saja sudah sepi, padahal bel masuk masih 12 menit lagi. Ya, you know lah.

Kulangkahkan kaki ku memasuki sekolah ku yang besar. Heol, benar benar sepi, kecuali beberapa orang yang masih mengerjakan tugas piket. Salah siapa yang tidak piket kemarin ?

"Hei. Lihat siapa yang baru datang !" suara nyaring seorang perempuan menghentikan langkah ku. Cih, PARA IBLIS.

"Hei lihat makhluk apa yang ada di hadapan ku sekarang !?" balas ku menyeringai menang ketika perempuan itu melotot dengan matanya yang besar dan maskara yang tebal itu. Dan seringaian ku makin lebar ketika gelak tawa mengambang di udara yang juatru berasal dari teman temannya sendiri.

"Hm menarik menarik !!" ujar seorang laki laki yang duduk di beranda koridor sambil bertepuk tangan.

Seorang laki laki mendekat dan berhenti di depanku.

"Apa kau perempuan ?" tanyanya. Mata ku terbelalak.

"Apa aku perempuan ? Heol, pertanyaan apa itu ? Tentu saja bukan. Aku laki laki" teriak ku kesal.

"Tapi kau mirip perempuan" katanya. Aku memggertakkan gigiku.

"Kau tak liat aku pakai celana ?" tanya ku berusaha sabar.

"Yaah. Siapa tau saja kau adalah perempuan yang menyamar jadi laki laki !" celetuk laki laki yang bertepuk tangan tadi.

"Kau bisa lihat dadaku rata begini kan !?" ujar ku geram.

"Siapa tau kau itu perempuan berdada rata, lalu karena malu sebagai perempuan berdada rata, kau menyamar jadi laki laki untuk menutup aib mu itu !" celetuk orang itu lagi.

"Kau terlalu mengada ngada Bian !" ucap orang di depan ku.

"Siapa tau itu benar !?" ujar si Bian.

"Otak udang !" gumam orang di depanku.

"HEI !!" teriak si Bian tak terima di katai otak udang. Orang di depan ku beralih pada ku.

"Aku Trey Azkya Caliston" ujarnya menyodorkan tangan nya sambil tersenyum manis. Aku mengernyit, menatap tangan dan orangnya bergantian.

"Shane."

"Itu saja ?"

"Ugh. Kim Rae Shane"

"Orang Korea ?"

"Campuran"

"Oh pantas !"

"Apa yang pantas ?"

"Tidak ada !" jawabnya. Aku mengernyit ketika ia meremas tangan ku cukup kuat tersenyum penuh kelicikan, lalu melepaskan nya.

"Terlambat eoh ?" suara bass di belakang leherku cukup membuatku merinding. Ternyata rajanya sudah datang. Aku berbalik.

"Ku rasa aku masih memiliki waktu 3 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi"

"Aku bisa saja membuat bel berbunyi sekarang atau bahkan sebelum kau datang !" ujar Rain angkuh.

"Cih, sombong !" ejekku dan berlalu meninggalkan 'Para Iblis' itu.

Aku tau apa ekspresi yang di tunjukan oleh orang orang itu. Itu bukan urusanku. Yang penting aku harus sampai di kelas sebelum guru datang. Tsk, mereka membuang buang waktuku.

***

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang