Author P.O.V
"Huwaaaaa...hikss-" Irene memeluk Shane. Mengelus punggungnya dan mengecup puncak kepalanya.
"Kenapa ? Ada apa sayang ?" tanya Irene lembut.
"Hikss hikss...laapaaaar~" Yoono menepuk dahinya sedangkan Irene dan Rain menjatuhkan rahangnya. Mereka kehilangan kata kata.
"Uh-oh...kalau begitu ayo kita makan ! Oemma masak banyak hari ini. Ayo. Rain kau juga ya !?" Rain hanya mengangguk saja lalu mengikuti Irene yang menggiring Shane yang masih terisak ke meja makan.
Irene menyendokkan nasi yang banyak dan menambahkan lauk pauk yang menumpuk di piringnya. "Ayo makan ! Makanlah !"
Tanpa menghentikan tangisnya, Shane menyuap nasinya sampai mulutnya penuh. Dengan cepat ia menyuap dan menguyahnya dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Irene tersenyum miris melihatnya. Yoono hanya terdiam. Sedangkan Rain memandangnya tanpa berkedip. Ia baru mengalihkan pandangan saat Yoono berdehem.
"Ayo Rain. Kau juga harus makan" kata Irene. Rain mengangguk sambil menatap Irene yang sedang mengelap pipi Shane yang basah dengan sapu tangannya. Setelah itu, ia kembali melanjutkan makannya dengan semangat.
***
"Kau marah padaku ?" tanya Rain saat ia dan Shane berada dalam mobil menuju sekolah.
"Tidak !" jawab Shane singkat.
"Tapi kau terlihat marah" kata Rain. Shane menghela napasnya lalu menatap Rain di sampingnya.
"Aku tidak marah okay ?! Aku hanya sedikit takut saat di sekolah nanti. Apa tanggapan orang saat melihat kita ? Atau...bisa saja aku dikeroyok fans mu nanti" ujar Shane. Rain terdiam.
"Cukup berada di sampingku maka kau akan aman. Aku jamin" Rain berkata tegas sementara yang lebih kecil menyandarkan tubuhnya tanpa bisa menghilangkan rasa takut di hatinya.
***
Shane P.O.V
Aku menundukkan kepalaku sambil mempererat genggaman tangan kananku pada tangan kanan Rain. Aku melirik ngeri pada orang orang yang terlihat heran. Terlebih pada tautan tanganku dengan Rain.
Aku berhenti saat Rain menghentikan langkahnya. Aku melihat Clara berdiri tepat di depanku dan Rain dengan mata melotot. Ia terlihat murka.
"Apa apaan dia ??!!" serunya menunjukku membuatku berjengit dan menggeser tubuhku sedikit ke belakang Rain.
"Apa ?" tanya Rain datar.
"Kita sudah bicarakan ini Rain" kata Clara melembut.
"Ya. Dan itu sudah berakhir sejak lama" balas Rain dingin. Clara mengatupkan mulutnya lalu menatapku.
"Kenapa kau bersamanya ?Apa kau mau mengerjainya ? Aku akan dengan senang hati aku akan membantu-"
"Tidak" potong Rain dingin.
"Bocah kurang ajar itu selalu melawanmu. Ia tak menghormatimu. Biarkan aku memberinya pelajaran-" aku melotot sebelum Rain memotong.
"Cukup. Aku yang akan memberimu pelajaran kalau kau berani melakukan itu. Kau pasti mengerti maksudku" Rain menyeringai. Aku menatapnya dengan kernyitan di dahiku. Apa ada sesuatu yang tak kuketahui di sini ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Novela Juvenil"Aku mendengar sesuatu tadi, di sini" "Aku bisa saja membuat bel berbunyi sekarang atau bahkan sebelum kau datang" "Masih mengelak. Lalu kau mau mengganti dengan apa ? Menjual diri ? Bitch !" "AWAS !!!" "Aku takut darah" "Pengecut !" "Aku muak d...