Part Tiga Puluh Satu

9.1K 711 34
                                    

Shane P.O.V

Aku mengerang pelan seraya merenggangkan kedua tanganku saat sesuatu yang terang membuatku silau. Saat aku membuka mataku, seseorang yang memperhatikanku membuatku mengerjap cengo.

"Selamat pagi !" katanya riang. Aku mengerjap lagi.

Apa yang—

"Ayo lekas bangun ! Kita akan makan bersama. Aku tunggu di luar~" katanya bergegas keluar sambil cekikikan.

Aku menganga.

What the hell—

***

Author P.O.V

Rain mendesah saat kekasihnya yang mungil itu terus menempelinya.

Anak itu memakai kaos Rain yang kebesaran di tubuhnya dengan bokser pendek miliknya. Sejak keluar kamar tadi sampai sekarang anak itu selalu mengikutinya.

Rain sedang bolak balik di dapur untuk mempersiapkan makanan untuk keluarganya. Karena hanya ia dan ayahnya yang bisa memasak sedangkan sang ayah di kamarnya dan para maid belum datang karena biasanya ia dan ayahnya hanya makan roti saja. Tapi sekarang ia di paksa ibunya untuk memasak karena wanita itu ingin makan bersama Shane.

Masalahnya, anak itu malah memperlambatnya. Ia merengut sambil memeluk pinggang Rain dari belakang membuat yang sedang sibuk memasak kesulitan menyelesaikan kegiatannya. Ia menempel bagai koala dan merengek saat Rain menyuruhnya untuk menunggu dengan diam.

Rain berbalik lalu memegang bahunya. "Berhenti merajuk dan tunggu aku di meja makan sekarang" katanya tegas. Anak itu merengut lagi. Pipinya menggembung dan dengan tegas pula ia menggeleng untuk menolak. Rain mendesah lagi. Ia berbalik untuk melanjutkan kegiatannya.

Kenapa anak itu menolak ?

Masalahnya ada ibu Rain yang duduk di meja makan sambil memperhatikannya. Wanita itu menatapnya seperti seonggok daging lezat yang siap untuk di santap. Membuatnya takut.

Shane merengek lagi saat Rain berbalik untuk menyelipkan tangan di lepitan ketiaknya dan mengangkatnya ke counter dapur.

"Diam dan lihat saja di sini" kata Rain. Anak itu lagi lagi merengek dan cemberut. Ia melirik ibunya Rain lalu cepat cepat menunduk saat wanita itu tak lepas memandangnya.

Ia mengangkat kepalanya saat Rain mengangkat masakannya menuju meja makan. Dengan tergesa ia melompat turun mengejar Rain lalu memeluk pinggangnya lagi.

"Duduk di sini !" kata Rain menarik kursi untuk mendudukan dirinya. Shane menatap masakan lezat yang tersaji di sana dengan tatapan polosnya.

"Hahh...pagi semua~" lalu dengan kurang ajarnya Randy keluar dengan menguap tanda ia baru saja bangun tidur sementara adiknya sibuk di dapur. Laki laki itu duduk di depan Shane sambil menyengir polos. Rain mendengus lalu menyalinkan makanan yang ia masak pada piring piring dan mangkuk di meja itu.

Sementara ibunya dengan mata buas memandangi yang paling mungil di sana yang masih saja merengut. Apalagi pada bibirnya yang mungil yang sedang mengerucut itu. Matanya menajam.

Randy menyenggol ibunya. "Mom, kau di pelototi Rain" bisik Randy. Wanita itu menoleh pada Rain yang melotot padanya.

"Aku gemas. Lihat bibirnya. Tanganku sudah sangat gatal ingin mencubit bibir itu—" ibunya Rain berhenti saat Shane mengangkat kepalanya. Anak itu bergidik melihatnya yang sedang membuat pose ingin menyerang dengan kedua tangan berkuku panjang itu di samping kepala. Wanita itu mengerjap sedangkan yang mungil menganga. Rain mendengus lalu kembali ke dapur.

Shane merintih takut. Apalagi saat sang kepala rumah tangga, Thomas turut bergabung setelah mengucapkan selamat pagi.

Shane melompat turun dari kursinya lalu berlari menuju Rain.

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang