Shane P.O.V
Aku terdiam memandang orang di depanku. Ia sibuk memencet mencet hidungku dengan tisu. Aku meringis saat ia memencetnya dengan keras.
"Sshh..."
"Apanya yang tidak sakit ?" sindirnya tanpa menghentikan kegiatannya.
"Tadi tidak sakit kok. Baru terasa sekarang" jawabku. Ia mendengus. Kemudian hening lagi. Ia kembali melempar tisu yang sudah berwarna merah karena darah itu dan menggantinya dengan yang baru.
"Kau tidak marah ?" tanyaku lagi. Ia terhenti lalu menatap padaku. Posisinya sangat dekat karena aku yang duduk di bankar uks dan dia, Raka yang berdiri di depanku.
"Tentang ?" tanyanya balik kembali melanjutkan kegiatannya.
"Yang...mmm...tentang yang kemarin~" jawabku.
"Aku tidak marah. Hanya...sedikit kecewa" ujarnya meletakkan tisu dan memenjarakanku di antara kedua lengannya yang bertumpu di tepi bankar tepat di kedua sisi tubuhku. Matanya menatap mataku.
"Karena...orang orang yang kusayangi selalu di ambil dariku" bisiknya. Aku membeku. Sedangkan Raka tersenyum sedih.
Aku tak mampu berkata. Mata Raka memancarkan kesakitan dan kepedihan. Tanganku dengan sendirinya terangkat menyentuh pipinya dan mengusapnya.
"Aku...maaf" lirihku. Ia tersenyum lagi. "Ayo ke kelas !" ajaknya menggamit tanganku untuk turun.
"Kita berteman kan ?" tanyaku. Ia menoleh menatapku.
"Tentu !" ia tersenyum lagi membuatku mau tak mau ikut tersenyum.
Raka benar benar baik murah senyum.
***
Author P.O.V
"Darimana kau dapatkan itu ?" tanya Nathan saat melihat Rain memakan sekotak coklat di sampingnya.
"Aku menemukannya di depan lokerku" jawab Rain acuh sambil terus menyuap bulatan bulatan coklat itu.
"Sejak kapan kau suka coklat ?" tanya Trey bingung.
"Hanya ingin saja" Rain menggedikkan bahunya.
"Dari siapa ?" tanya Mika.
"Mana kutahu. Tak ada namanya"
Mika mengernyit. Lalu diam.
"Hei. Apa kalian menyadari, dia,..." Aerby buka suara. Tangannya menunjuk seorang anak laki laki yang sedang mengantri makanan dengan wajah datar.
"...mirip dengan seseorang ?""Aku tahu ! Ia mirip dengan SunShane kan ?" seru Bian membuat Mika memukul kepalanya.
"Maksudku Shane" sambung Bian.
"Benar. Ia sama dengan Little Kitty" ujar Nathan membuat Rain menoleh.
"Kau panggil dia apa ?" tanyanya.
"Little Kitty !" Nathan tersenyum saat melihat raut tidak suka Rain. "Yah. Kucing kecil. Semacam kucing Anggora. Lucu dan manis. Tapi garang !" ujar Nathan di akhiri dengan tawa.
"Kalau dia..." Nathan memasang pose berpikirnya. "Aku tidak tahu" sambungnya.
"Dia misterius dengan tampang dinginnya yang menyebalkan itu" ujar Bian bersungut melihat Alfian yang beranjak pergi.
"Tapi sama sama punya keberanian dalam tubuh mereka yang kecil" ujar Trey.
"Kenapa membicarakan orang yang tidak penting ?" tanya Rain datar. Membuat yang lain terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Teen Fiction"Aku mendengar sesuatu tadi, di sini" "Aku bisa saja membuat bel berbunyi sekarang atau bahkan sebelum kau datang" "Masih mengelak. Lalu kau mau mengganti dengan apa ? Menjual diri ? Bitch !" "AWAS !!!" "Aku takut darah" "Pengecut !" "Aku muak d...