***
Aku merasa sangat canggung saat ini. Memilih untuk menatap jendela mobil mengabaikan laki laki yang sedang mengemudi di sampingku. Ia diam tanpa banyak bicara. Sejak kejadian beberapa saat lalu. Ia menjadi aneh, dingin dan langsung mengantarku pulang. Ukh. Baiklah, kita kembali ke beberapa saat yang lalu...
"Siap-"
"HUAAAA SHAAAANE KAU JAHAAAAAAT !!!. KAU MELUPAKAN KU DI BANDARA SENDIRIAN. AKU MENUNGGUMU LAMAAA SEKALI TAPI KAU TAK DAT-"
"Siapa ini ?"
"HAH ?! SIAPA KAU ?! DI MANA SHANE ?! APA KAU PENCULIK SHANE ?! HEI PENCULIK CEPAT KEMBALIKAN SHANE ATAU KU LAPOR-"
"Orang gila ! Siapa kau sebenarnya ? Mau apa ? Apa hubunganmu dengan Rae ?
"HEI ! KAU MENGATAKAN KU GILA !!!?? KAU YANG GILA. APA KAU GILA ??" teriak Hyera lagi. Rain mengernyit mendengar ucapan hyera yang ambigu.
"Wanita ini memang gila" bisik Rain padaku yang masih berdiam diri di dadanya.
"Aku masih mendengarnya omong omong" sahut Hyera sarkastik dan jengkel.
"Sudahlah. Kau salah samb-"
"NO ! Itu ponsel Shane. Cepat berikan padanya orang asing"
"Heh. Kutanya sekali lagi kau siapanya Rae ?"
"Itu bukan urusanmu ! Tapi tunggu. Kau memanggil shane dengan sebutan rae ? Heh siapa kau ? Hanya orang terdekatnya yang memanggilnya Rae !"
"Aku orang terdekatnya sekarang !" ujar rain melirikku sambil menyeringai.
"Ha. Yang benar saja ? Aku tak percaya. Shane itu orang yang kurang bersosialisasi. Kalau pun ada aku lah orangnya"
"Seberapa dekat kau dengan Rae ?" tanya Rain.
"Sangat dekat. Kami sahabat dari kecil. Orang tua kamipun berteman baik. Asal kau tahu aku saja satu rumah dengannya. Aku menyukai Shane. Jadi berhentilah berharap kalau kau menyukainya. Hubungan itu terlarang. Kau laki lakikan ? Shane juga laki laki. Bukan hanya aku saja yang menolak hubungan itu tapi orang tua, teman teman, dunia bahkan tuhan pun melarangnya. Tak ada tempat untuk orang orang sepertimu di dunia ini. Lagi pula Shane itu normal"
"Apa kau bisa membuktikan ucapanmu ?"
"Tentu saja !"
"Apa kau bisa membuktikan Rae itu normal ?"
"Shane itu normal. Kau mau bukti ? Akan kukatakan. DIA. SHANE. PACARKU. Menjauhlah"
Bisa kurasakan otot otot tangan rain mengeras tanpa tau apa yang dibicarakannya.
"Kau bilang Rae pacarmu ? Lalu bagaimana bisa pacarmu ini berada dalam pelukanku, huh ?" rain meyeringai mengelabui.
"...apa kau bilang ?"
Rain tiba-tiba melepaskan bekapannya membuatku yang sedari tadi hendak berkata refleks saja langsung berteriak.
"KELUARKAN AKU DARI SINI!!!"
"SHAAAANE SADAAAAR KAU DALAM-klik" Rain melempar ponsel ku ke ranjangnya. Dan melingkarkan tangannya di tubuhku membuat wajahku menekan dadanya.
"Siapa wanita tadi Rae ?" suara rain terdengar dingin. Aku menggelengkam kepalaku dengan mata terpejam. Aku merasakan panas hingga rasanya hendak terbakar.
"Tidak tahu ?" aku menggeleng lagi mendengar pertanyaannya.
"Berarti kau tahu" aku lagi lagi menggeleng membuatnya mengernyit heran.
"Katakan dengan kata" aku tak menjawab karna aku tiba-tiba blank merasakan jantungku berdetak dengan keras saat dia menguatkan dekapannya.
Tidak. Rasanya aku ingin meledak.
Tiba tiba rain melepaskanku membuatku merosot ke lantai.
"Kemasi barangmu. Kuantar pulang" katanya dingin tanpa menoleh dan keluar kamar.
Aku tiba-tiba hendak menangis karena perlakuannya. "Hikss berengsek..." umpatku pelan.
"Turun" suara dingin rain membuyarkan lamunanku. Ternyata mobil rain sudah sampai di depan rumahku. Aku segera mengemasi barang barangku dan tanpa menoleh ataupun mengucapkan terimakasih, aku langsung turun dari mobil rain. Aku masih marah padanya. Aku-
"SHAANE" suara nyaring itu mengejutkanku dan membuatku merinding sekaligus. Dalam sekejap tubuhku ditrabrak dan di peluk kuat oleh hyera.
"HUAAA.. Kau jahat" rengek hyera.
"H-hyera a-"
TIIINN TIIIIN
Aku dan hyera terperanjat kaget mendengar suara klakson yang keras itu. Aku baru saja melupakan rain yang masih di sini. Aku cengo ketika mobilnya berlalu begitu saja.
"Shane...kita harus membicarakan sesuatu"
Aku bergidik mendengarnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Teen Fiction"Aku mendengar sesuatu tadi, di sini" "Aku bisa saja membuat bel berbunyi sekarang atau bahkan sebelum kau datang" "Masih mengelak. Lalu kau mau mengganti dengan apa ? Menjual diri ? Bitch !" "AWAS !!!" "Aku takut darah" "Pengecut !" "Aku muak d...