Author P.O.V
Setelah lama dalam suasana hening. Pemuda itupun akhirnya merasa jenuh menunggu laki laki tampan yang sibuk dengan ponselnya itu. Terhitung 30 menit ia berdiam diri di sana dengan Trey yang mengacuhkan keberadaannya.
"Sebenarnya untuk apa kau membawaku ke sini ?" eluhnya. Trey mengalihkan pandangannya, menatap si pemuda lekat lalu kembali sibuk dengan ponselnya sembari berkata "tidak ada" yang membuat kerutan kesal tercetak di dahinya. "Lalu untuk apa aku di sini ?" gerutunya. Trey kembali menoleh. "Kau bisa pergi jika kau mau. Sejujurnya aku tak pernah menahanmu, kau saja yang tak mau pergi" jawab Trey cuek.
Menghentakkan kakinya, si pemuda bangkit berdiri meninggalkan taman. Taman ? Hell, tentu saja. Gilakah ia membawa orang ini ke markas sedangkan sang ketua ada di sana dengan si mungil pemberani itu ?
"Hei. Kuingatkan. Jangan coba coba cari masalah dengan Rain. Mungkin kali ini kau lolos karena ia sibuk dengan si kecil itu. Tapi tidak lain kali. Percaya padaku" ujar Trey menghentikan langkah si pemuda. Pemuda itu terdiam tanpa menoleh. Tak lama senyum kecil terukir di bibirnya. "Sayang sekali" gumamnya dan berlalu meninggalkan taman.
***
Shane tidak pernah tahu kalau seorang laki laki bisa begitu seksi saat meminum sekaleng soda. Lihat saja manik matanya terpaku pada jakun Rain yang naik turun dan perut sixpacknya yang sedikit terlihat akibat tangannya yang terangkat. Boksernya berwarna hitam.
"Apa yang kau lihat ?" bahkan suara Rain yang datar terdengar begitu basah dan berat. Wait. What the—
"Kau terpesona ?"
WHAT THE HELL ARE YOU THINKING ??!!
Oh my god, Shane wake up. You in a nightmare.
"Wajahmu memerah"
Shit.
"Kau malu Rae—"
"Hentikan ! Dasar gila"umpat Shane mendudukan dirinya di sofa sementara Rain mengulas senyum puas.
"Kau mau minum ?" tawar Rain. Shane tidak menjawab tapi ia menangkap sebotol cola yang Rain lemparkan padanya.
"Kenapa kau mengajakku kemari ? Aku tak mau bolos lagi" kata Shane meneguk cola dinginnya.
"Hanya sekali" jawab Rain cuek di sebelahnya. Shane melotot. "Sekali kau bilang ? Kau sudah sangat sering mengajakku membolos"
Kini mereka saling bertatapan. Shane yang melotot dengan Rain yang nampak tenang namun matanya menyiratkan sesuatu yang dalam. Sampai akhirnya Rain tak tahan lagi untuk tidak menarik yang lebih kecil kepangkuannya dan menghirup aroma manis dari tengkuknya.
Nekat ?
Salahkan kelakuan berandalnya dari dulu. Ia tak kenal takut.
Shane terkesiap, secara refleks tangannya menapak pada dada Rain yang bidang.
"Apa - apaan ?" protesnya sambil menarik tubuhnya menjauh namun sia sia karena Rain sudah mengunci pergerakannya dengan mengalungkan kedua tangannya di pinggang Shane.
"Yak! Lepaskan" berontaknya kalap. Demi Tuhan. Rasanya sangat aneh, duduk mengangkang menghadap Rain sementara si giant itu menatap lekat dirinya. Posisi yang sungguh memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Teen Fiction"Aku mendengar sesuatu tadi, di sini" "Aku bisa saja membuat bel berbunyi sekarang atau bahkan sebelum kau datang" "Masih mengelak. Lalu kau mau mengganti dengan apa ? Menjual diri ? Bitch !" "AWAS !!!" "Aku takut darah" "Pengecut !" "Aku muak d...