Aku Dalam Kehidupan Nyata Dan Gaibku

48 3 0
                                    



Sejatinya diriku bukanlah seorang yang suka menceritakan tentang diri sendiri, aku lebih suka membantu orang lain mengatasi masalah pribadinya. Tapi terkadang aku sendiri justru bermasalah dengan orang yang datang padaku untuk menyelesaikan masalahnya (konseling atau terapi).

Tak jarang mereka datang malah ingin menguji kemampuanku, sungguh aku dibuat bingung. Maunya menolong aku malah mengusir orang ini karena ku anggap melecehkanku. Tak jarang pula aku harus menutup semua line kontakku karena aku tak ingin diganggu.

Menjalani kehidupan di dua alam bukanlah hal yang mudah bagiku, apalagi aku sangat meyakini adanya Tuhan yang mengatur semua kehidupan manusia dalam prosesnya. Aku mendalami ilmu kejiwaan tapi aku juga membutuhkan ilmu agama dalam penerapanku.

Penampilanku yang apa adanya seringkali orang merasa ragu sejauh mana aku mengenal Tuhanku. Hanya karena aku tidak berpenampilan ala Arabian/berjilbab aku sering harus beradu argumen. Padahal aku paling tidak suka berdebat kusir hanya untuk menunjukkan sebuah kebenaran. Bagiku kebenaran itu mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, termasuk keyakinanku bahwa Allahlah yang mengatur proses kehidupan manusia.

Berbicara tentang spiritual matian-matian aku berusaha menunjukkan dengan logika dan ilmiah, tapi tetap saja sia-sia. Bagaimana aku harus menunjukkan bahwa jiwa manusia itu abstrak dan hanya bisa dilihat dari perilaku dan mengapa perilaku itu terjadi. Manusia yang saat ini sangat pandai dan selalu bertanya membuat aku harus mempersiapkan jawaban dengan lugas dan tegas.

Meyakini adanya Allah adalah sebuah keharusan menurutku, agar manusia sadar akan arti kehidupannya. Tidak hanya sekedar tahu agama, hafal Alquran dan pandai melafalkan tapi juga menerapkan dalam kehidupan keseharian, agar selaras antara jiwa dan pikiran. Tujuannya tentu saja menciptakan kedamaian.

Kata Damai sebenarnya mensugesti diri sendiri untuk selalu sabar dan tawakkal, memandang dan melihat semua persoalan hidup dengan bijak dan adil. Dengan kata damai artinya mendamaikan hati dan diri sendiri. Aku tak memandang sahabatku itu beragama atau berkeyakinan apapun, bagiku selama orang itu menjaga dan memelihara kedamaian maka orang-orang itu adalah orang-orang yang berjalan di jalan Allah.

Perbedaan hanyalah pengucapan saja karena pada intinya manusia diminta untuk meyakini dan mengimani Tuhannya. Tidak ada hal yang menakutkan selain kita takut kepadaNYA. Agama sebagai cara untuk kita menjalani kehidupan dengan damai.

Dengan segala keterbatasanku menghafal Al-Quran dan Hadist, apalagi aku tidak bisa membaca dan mengartikan huruf Arab, aku tetap yakin bahwa banyak orang seperti diriku. Tapi haruskah kita menjadi tidak percaya dengan adanya Allah?

Justru aku merasa bahwa dengan ilmu dan pengetahuan yang aku miliki aku bertekad untuk mengajak sahabat-sahabatku menjalin relasi yang baik dengan sesama dan semua makhluk ciptaanNYA dan juga percaya bahwa akan ada proses berikutnya dalam kehidupan manusia setelah di alam dunia ini, yaitu alam Barsah yang akan menjadi proses manusia mempertanggung jawabkan semua perbuatannya semasa hidup di dunia.

Agama bukan untuk dijadikan perdebatan tapi diyakini, dipahami dan dijalani. Tak berguna ketika kita memaksakan orang lain melakukan ibadah tapi diri kita sendiri tidak mengamalkan apapun. Menuntut orang lain melakukan kebajikan tapi hati kita tertutup untuk kebaikan. Mencari kesenangan(pleasure principle) adalah hal yang selalu dicari manusia. Tapi kenapa kepuasan mencari kesenangan harus mengorbankan orang lain?

Ketika kita dengan fasih mengucapkan suatu ayat seolah semua orang harus mengakui bahwa dirimu sudah sangat dekatnya dengan Allah dan membusungkan dada ketika orang menyebutmu Kyai. Sungguh orang-orang ini hanya ingin dilihat baik oleh sesamanya tapi bukan oleh Tuhannya.

Sahabat, tak cukup kata yang ingin kuucapkan sebagai ungkapan keprihatinanku terhadap sahabat-sahabatku yang melakukan ibadah tapi sibuk mencari hukum dan teorinya, seolah melaksanakan ibadah hanyalah seperti yang tertulis pada Kitab Suci. Kata-kata Jihad diartikan sebagai ketidak pedulian pada orang atau umat yang lain, sungguh itu sebuah keangkuhan dan kesombongan hati yang menganggap diri lebih baik.

Tak ada agama yang mengajarkan keburukan dan tak ada agama apapun yang salah. Kita dituntun untuk menjadi manusia yang baik bagi sesamanya, memelihara dan menciptakan kedamaian hanya untuk Allah semata. Maha Besar Allah yang akan selalu bersama orang-orang yang baik.

Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2010 (September-Oktober) Jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang